Dia senang sekolah di sana karena dia punya banyak teman. Apalagi teman-temannya juga bersekolah di sini. Namun suatu hari, kecelakaan menimpa Raziq. Pada saat asyik bermain, salah seorang temannya mendorong Raziq dengan sangat keras. Dia terjatuh hingga kepalanya terbentur ke dinding. Kepalanya pun mengeluarkan darah.
Hal ini membuat Raziq kesakitan, iapun menangis, dan segera mendapat pertolongan dari gurunya. Gurunya juga menelfon orang tuanya untuk segera dijemput. Setelah dijemput, dia dibawa ke puskesmas terdekat.
Di puskesmas, dia segera diobati oleh perawat di sana.Â
"Ungtung lukanya tak serius. Karena tengah hari darah banyak keluar. " Setelah beberapa saat, akhirnya darah berhenti . Dia sudah bisa pulang ke rumah dan beristirahat.
Keesokan harinya, dia pun dipindahkan oleh orang tuanya ke SDN 04 karena orang tuanya khawatir jika dia lanjut bersekolah di SDN 26 akan terulang lagi kejadian yang tak diinginkan. Dia mulai bersekolah di SDN 14. Di sini ia belajar seperti biasanya. Satu tahun berlalu tanpa kejadian berdarah. Setelah satu tahun, akhirnya dia naik ke kelas.
Di kelas berikut, dia belajar pelajaran yang lebih sulit dibandingkan dengan kelas sebelumnya. Pada saat UH, seorang anak di kelas tersebut yang bernama Andi meminta contekan kepada Raziq. Tentunya dia tidak mau memberikan karena hal itu merupakan hal yang salah. Sejak saat itu, Andi mulai bersifat kasar kepada Raziq
Bahkan suatu hari, di kelas, Andi memintanya untuk membagikan jajanannya kepada Andi. Raziq menolak dan Andi mulai marah kepada Raziq. Dia mengancam, mengatakan akan memukulnya karena berani menolaknya.
Di kelas berikut, Raziq mulai memiliki sifat nakal, ia mulai terpengaruh sifat Andi. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak menjadi nakal. Hingga suatu hari ketika dia sedang bermain catur dengan temannya.Â
Andi tiba-tiba datang ke kelas dan memukul Raziq. Dia marah karena Raziq tidak mau menolongnya mengerjakan tugas, dan dia dihukum seharian gara-gara tugas itu.
Karena terkesan sepele, Raziq mengejek Andi. Hal ini membuat Andi marah dan mereka berkelahi. Mereka dilerai oleh temannya. Namun tak mempan. Akhirnya ada guru yang lewat dan melerai mereka. Mereka berdua pun dipanggil oleh guru ke ruang guru.
Mereka berdua diskors selama seminggu. Hal ini pun membuat Raziq dimarahi oleh orang tuanya. Pada saat naik  kelas, dia pun dipindahkan lagi ke SDIT Maarif. Kali ini, Raziq ingin menjadi orang yang tidak nakal.