"I...ii...iya buk," Aster menjawab dengan takut dan gemetar.
"Kenapa kamu melakukan itu Aster ?" tanya Bu guru.
"Eee....Aster iri dengan Fitri buk, menurut Aster....Fitri itu terlalu berlebihan," terang Aster.
"Ya sudah. Sekarang kamu harus minta maaf kepada Fitri dan ibu tidak mau mendengar kamu melakukan itu lagi. Paham Aster ?" Tegur Bu guru.
"Baik Bu, maaf ya Bu, maafin aku Fitri. Aster janji gak ulang lagi." Mereka pun saling bersalaman.
"Sekarang Aster. Kamu boleh pergi," kata Bu guru. Sementara itu Fitri masih ditahan Bu guru.
"Fitri...Bu guru ingin bertanya kepadamu. Kamu kenapa Fitri ? Ibu lihat kamu tertekan, cemas, dan khawatir," kata Bu guru.
"Kamu sampai jatuh sakit Fitri. Kamu tertekan ya dengan lomba itu ? Atau kamu dipaksa sama orang tua kamu Fitri ?" tanya Bu guru panjang lebar.
"Enggak bu, Fitri ga tertekan kok Bu. Fitri juga gak dipaksa Bu. Fitri cuma iri sama teman teman berprestasi," jawab Fitri.
"Sementara itu, Fitri belum bisa Bu. Fitri takut gak bisa menang lomba Bu. Fitri juga takut di masa depan Fitri ga bisa sukses Bu," sambungnya.
"Fitri....sebenarnya yang kamu lakukan itu bagus. Tapi benar kata Aster. Kamu juga terlalu berlebihan," kata Bu guru.