Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bengkel Resmi atau Bengkel Tak Resmi? Bengkel Resmi Dong, Mengapa?

3 September 2022   19:17 Diperbarui: 3 September 2022   19:25 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi baru tanpa service | dokpri

Sampai di rumah, suami komen. Motor siapa dan banyak lagi tanyanya. Saya pun menjelaskannya panjang kali lebar. Dengan ringan suami meninggalkan keresahan di hati saya,"Aman nggak? Apa tak ditukar olehnya nanti isi-isi motor?"

Wah, pusing juga ditanyai suami begitu. Kepikiran juga. Tiba-tiba saya ingat kerjaan tukang ojeka di kampung suami. Mereka berlomba-lomba kredit motor. Lalu suku cadang asli diganti suku cadang palsu. Mereka jual. Setelah itu motor mereka biarkan menunggak cicilan.

Tak lama motor pun disita oleh leasing. Leasing biasanya memberi surat peringatan 1,2,dan 3 dengan jarak waktu 7 hingga 14 sesuai Undang-Undang Fidusia.

Yakni jaminan pengalihan hak kepemilikan sebuah benda, yang mana registrasi kepemilikannya masih dalam kekuasaan pemilik benda tersebut.


"Sebelum adanya Undang-Undang fidusia itu biasanya leasing akan menunggu sampai dengan 3 kali cicilan terlambat, artinya 90 hari," imbuh Suwandi kepada tim Motorplus-online.com.

Keresahan ini berusaha saya tekan Apadaya, jika kecurangan itu terjadi di luar kuasa kita. Toh kita tak faham soal bengkel-bengkelan. Semalaman saya susah tidur. Menyesal tak menghuni motor itu di bengkel.

Esoknya, saya pun pergi ke bengkel itu lagi. Motor saya katanya siap pukul 14.00. Baru dapat giliran. Memang saya lihat banyak motor mengantri untuk diservis. Sedikit saya merasa lega. Bisa jadi pebengkel ini jujur. Buktinya banyak pelanggan toh?

Akhirnya, saya balik kanan. Motor pebengkel saya bawa pulang. Saya pun cerita ke suami bahwa ramai pelanggan di bengkel itu. Saya tunggu hingga malam dari janji pukul 14.00 hingga malam belum ada kabar.

Senin pun tiba. 3 hari motor saya tertahan bersama beliau dan 3 hari pula motor beliau saya pakai. Pukul 14.00 beliau nelpon bahwa motor sudah siap. Saya pun dengan senang hati menjemput motor itu. Beliau menyebutkan harga yang harus saya bayar 395 ribu rupiah. Beliau minta maaf karena terlambat dan ongkosnya pun mahal.

Banyak alat yang diganti termasuk kabel-kabel. Satu minggu saya memakai motor itu aman-aman saja. Namun, hari ke delapan motor saya tak bisa distater. Tentu repot jika harus mengengkol. Susah bagi wanita seperti saya. Tak kuat.

Saya pun menelpon tukang bengkel itu namun tak menyambung. Nomor yang Anda tuju salah. Begitu terus. Akhirnya saya menelpon bengkel perekomendasi. Ok katanya. Nanti sore saya cek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun