Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bolehkah Menghidupkan Android di Atas Pesawat?

20 Agustus 2022   20:19 Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:12 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bolehkah menghidupan android di pesawat: Tribunnews.com

Silahkan, jawab petugas setengah hati karena sibuk melayani dua bule yang tasnya menimbulkan kode pada mesin x Ray di tangannya. Dua tas bule itu tertahan. Sayapun melaju menuju tempat duduk. Saya memilih duduk di dekat seorang ibu yang saya yakini juga bermarga seperti saya.

Kamipun berkenalan. Eda Simbolon dari President University Cikarang Bekasi mengantar anaknya kuliah di sana. Beliau mau terbang ke Medan. Kamipun mengobrol. Bertukar cerita tentang perkuliahan anak.

Terdengar panggilan penumpang LA  254 untuk menaiki pesawat. Sayapun pamit kepada Eda Simbolon. Masuk ke ruang tunggu dalam. Di sinilah saya melihat gate E5. 

Senang mendengar ibu di depan mau ke Tabing Padang. Posisi duduk kami pun sedekat. Saya 10C dan beliau 11A. Kamipun seiring sejalan ketika ada lagi pemberitahuan naik ke pesawat melalui gate E2. Suara sorak sorai meningkahi kepindahan kami.

Barulah saya merasa riang setelah ikut bersorak bersama penumpang lain. Kami menyerahkan boarding pass satu per satu. Tiba-tiba giliran saya si petugas bertanya, "Amplop apa itu ibu, boleh saya lihat isinya."

Sudah 3 kali pemeriksaan tiket baru yang keempat ini menanyai amplop saya. Saya lihat tak satupun teman satu pesawat ini memegang amplop swab antiGEN. Saya jawab spontan saja, " Oh ini KTP saya, om." Lalu saya cigin lari.

"Siapa tahu surat keterangan hamil, Ibu." Saya senyum-senyum sambil melewati tangga eskalator. Mendengar penuturan si petugas saya bersimpati karena masih mendapati petugas yang tinggi atensi kepada penumpang.

Mengantri cukup lama kami di tangga pesawat. Namun, deg-degan takut nyasar sudah hilang. Pengaruh film dan berita atas kekejaman ibu kota ternyata menuai trauma besar di diri saya. Sesampai di pintu pesawat, seperti biasa pramugari cantik dan ramah menyambut.

"Selamat datang Ibu. Nomor kursi berapa, Ibu?" Tanya beliau sambil mengambil tas berat di tangan kanan saya. Kemudian beliau membimbing ke kursi yang saya sebut. Ternyata teman saya duduk 10B seorang pelajar dari Jakarta Timur berangkat sendiri mau kuliah ke UNAND Padang. Malahan di sebelahnya 10A seorang calon ibu muda yang sedang hamil 7 bulan. Mau lahiran di kampung katanya.

Mereka sama seperti saya berangkat sendiri dan pengalaman pertama sendiri, terbang. Perjalanan pun kami nikmati bertiga dengan makan Sari Roti dan Stroberi buah. Segar banget.

Nah, ketika pesawat akan take off, mereka dan penumpang lain masih menghidupkan dan memainkan android. Ketika pesawat sudah mengudara pun mereka tetap bermain android. Bahkan memotoi pemandangan di luar jendela pesawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun