Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Naik KRL dan Menyimak Perilaku Pemakainya

19 Agustus 2022   08:36 Diperbarui: 19 Agustus 2022   08:38 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata perilaku si anak muda sesuai arahan sticker tertempel di kaca KRL mengutamakan penumpang wanita dan lansia duduk. Saya masih ingat naik KRL di Malaysia. Begitu banyak kursi kosong. Para remaja baik laki-laki maupun perempuan memilih berdiri daripada duduk. Sehingga ketika rombongan kami para guru berumur 35 tahun ke atas ini naik begitu mudah untuk duduk.

Dokpri
Dokpri

Beda sekali dengan KRL kita di Indonesia. Para remaja santai memejamkan mata mereka duduk di KRL. Keliatan begitu nyaman tidur. Ketika ada laki-laki sudah beruban naik mereka tak peduli. Dari sekian banyak yang duduk hanya pemuda yang memberikan bangkunya kepada saya yang berperiaku mengalah.

Jadilah Bapak yang sudah beruban itu saya amati tetap berdiri hingga kami turun di stasiun Manggarai. Demikian pula ketika kami ganti kereta  Manggarai Bekasi. Perilaku sama tetap terlihat. Mereka santai memakai headset. Kali ini kereta agak lapang di gerbong lain. 

Cukup gerah untuk kereta terakhir yang kami tumpangi. Sayapun menurunkan masker dan ternyata petugas mendatangi saya, "Bu, maskernya dipasang." Kata beliau. Sayapun lagi menaikkan masker. Saya amati ternyata semua berperilaku masker. Apakah cov-19 masih marak di sini?

Tak lama kamipun sampai di stasiun Tambun. Begitu banyak tukang ojek mengantri di depan stasiun ini. Tepat di depan toko roti O. Mereka rata-rata tak bermasker. Panasnya Bekasi dua kali lipat dari Jagakarsa. Mungkin Jagakarsa tak panas terutama Srengseng Sawah karena ada hutan UI di sebelah rumah.

Di sini Bekasi panas. Panasnya Bekasi mungkin dipengaruhi oleh tata guna lahan industri, perdagangan, dan pemukiman. Semua terlihat datar tanpa pepohonan pelindung. Suhu di Bekasi ini bisa cukup tinggi hingga mencapai 34-37 derajat Celsius. Ketika kami keluar stasiun Tambun suhu setempat 34 derajat celsius.

Sangat panas untuk kami yang biasa berada di kota sejuk Padang Panjang. Semoga ke depan ada penataan kota lebih ramah lingkungan begitu juga pelayanan KRL semoga tetap berpacu lebih maksimal lagi dalam memberikan kenyamanan transportasi di tanah air.

Ternyata sopir Gocar benar. Pilihan naik kereta murah. 35 ribu Gocar + 60 ribu KRL = 95 rb. Konon kata adik saya KMT bisa dikembalikan jika kita tak butuh dan kembali uang kita 20 ribu. Sungguh penghematan kertas atau plastik kartu yang ramah lingkungan.

Yusriana, S.Pd.  berbagi harapan dengan pembaca  dan pembuat kebijakan untuk lyfe lebih berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun