Jauh di mata dekat di hati
Rindu pasti menanti
Tak bisa lagi meraih jemari
Menarik ibu melipur di permadani
Jemari lembut meyapa pipi
Tangan berbelai lembut menepi
Mengusap kepala hati-hati
Membelai dagu di dini hari
Ibu selalu di hati
Mendekam di ucapan hati
Memeluk diri di malam sepi
Menyapa hati sepenuh hati
Jika ibu berbaik hati
Krimi rindu lewat sepiÂ
Bisiki angin aku menanti
Katakan malam membawa mimpi
Kitapun bertemu lagi
Datanglah ibu sekali-kali
Peluklah luka penyembuh hati
Hati merintih setiap hari
Mengenang dekap ibu sepanjang hari.
Ibu datanglah dengan mimpiÂ
Di sana kita bersuka hati
Biarkan bulan menerangi
Bersama bintang yang menyinari
Akan kuberi ibu tangis rindu ini
Oh ibu yang baik hati
Dimana langit kujunjungi
Dimana tanah kupijaki
Disitu aku memasukkan diri
Tetap sesuai ibu menasihati.
Ibu bisikkan doamu penyegar hati
Lemparkan sumpahmu penyemangatiÂ
Biar kuraih keinginan hati
Membawa pulang  yang ibu nanti
Impian ibu akan kupenuhi
Dengan menyimpan rindu hati
Akan kusimpan di peti hati
Hingga kuraih yang kita sepakati.
Ibu rindu itu menyelimuti
Tak mampu memanasi
Tetap kutarik menutup diri
Bersama langkah menjaga diri
Ibu
Empat tahun aku kembali
Membawa kertas yang ibu cari
Ijazah tapi juga istri
Terimalah ia sepenuh hati
Ibu aku mengertiÂ
Cemburumu di hati
Kasih hatimu telah meniti
Jembatan patobang hati
Bersama istri yang kucintai.
Ini awal mula kisah bertepi
Akan kuberi cucu baik hati
Akan mengajak ibu menari
Bersama alunan kasih hati
Terimalah takdir ini
Beristri bukankah kodrati
Sejak kecil ibu ajari
Pilihlah istri yang sesuai di hati
Bukan sesuai mata biji
Ibu terimakasih bahagia di hati
Sudah berkorban untuk diri
Izinkan kini aku balasi
Membahagiakan ibu sepanjang hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H