Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Anak Lelakiku Jauh di Rantau

25 Juni 2022   09:42 Diperbarui: 25 Juni 2022   09:56 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merantau: Foto Bulirannews

Jauh di mata dekat di hati

Rindu pasti menanti

Tak bisa lagi meraih jemari

Menarik ibu melipur di permadani

Jemari lembut meyapa pipi

Tangan berbelai lembut menepi

Mengusap kepala hati-hati

Baca juga: Hujan di Malam Ini

Membelai dagu di dini hari

Ibu selalu di hati

Mendekam di ucapan hati

Memeluk diri di malam sepi

Menyapa hati sepenuh hati

Jika ibu berbaik hati

Krimi rindu lewat sepi 

Bisiki angin aku menanti

Katakan malam membawa mimpi

Kitapun bertemu lagi

Datanglah ibu sekali-kali

Peluklah luka penyembuh hati

Hati merintih setiap hari

Mengenang dekap ibu sepanjang hari.

Ibu datanglah dengan mimpi 

Di sana kita bersuka hati

Biarkan bulan menerangi

Bersama bintang yang menyinari

Akan kuberi ibu tangis rindu ini

Oh ibu yang baik hati

Dimana langit kujunjungi

Dimana tanah kupijaki

Disitu aku memasukkan diri

Tetap sesuai ibu menasihati.

Ibu bisikkan doamu penyegar hati

Lemparkan sumpahmu penyemangati 

Biar kuraih keinginan hati

Membawa pulang  yang ibu nanti

Impian ibu akan kupenuhi

Dengan menyimpan rindu hati

Akan kusimpan di peti hati

Hingga kuraih yang kita sepakati.

Ibu rindu itu menyelimuti

Tak mampu memanasi

Tetap kutarik menutup diri

Bersama langkah menjaga diri

Ibu

Empat tahun aku kembali

Membawa kertas yang ibu cari

Ijazah tapi juga istri

Terimalah ia sepenuh hati

Ibu aku mengerti 

Cemburumu di hati

Kasih hatimu telah meniti

Jembatan patobang hati

Bersama istri yang kucintai.

Ini awal mula kisah bertepi

Akan kuberi cucu baik hati

Akan mengajak ibu menari

Bersama alunan kasih hati

Terimalah takdir ini

Beristri bukankah kodrati

Sejak kecil ibu ajari

Pilihlah istri yang sesuai di hati

Bukan sesuai mata biji

Ibu terimakasih bahagia di hati

Sudah berkorban untuk diri

Izinkan kini aku balasi

Membahagiakan ibu sepanjang hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun