Merdeka.Â
Jika kata merdeka kita dengar, otomatis terbayang senjata dan peperangan. Namun, kini kata merdeka dipakai untuk kurikulum belajar. Namanya kurikulum merdeka belajar. Jadi muncul tanda tanya. Merdeka siapa? Anakkah yang merdeka? Gurukah yang merdeka? Atau sekolah yang merdeka.
Hari ini kami Lokakarya. Membahas tentang kurikulum merdeka. Banyak yang bingung apa sih kurikulum merdeka. Meski sudah lokakarya kita masih bingung. Yang merdekanya apa? Merdeka di sini mungkin tidaklah sama dengan merdeka dari penjajahan Belanda, Jepang, Portugis, dan Inggris. Penjajah di sini mungkin maksudnya pandemi ya.
Pandemi lebih kurang dua tahun mengekang kita agar stay di rumah. Belajar dari rumah, mengajar dari rumah, bertanya dari rumah, menjawab dari rumah, dan memberi tugas pun dari rumah. Terjadilah transformasi digital. Laris manislah paket. Paket menguras semua tabungan. Benar-benar terjajah secara implisit.
Era habis pandemi kita masih punya PR. Bagaimana membebaskan anak-anak yang keranjingan handpone, android, game, nivel online, dan lain sebagainya. Udah terlanjur basah. Mandi ajalah sekalian. Itu pepatah orang tua-tua kita. Untuk memanipulasi anak-anak bahkan mungkin gurunya juga maka diluncurkanlah oleh Bapak Nadim yang kreatif abis kurikulum merdeka belajar ini.
A + wajar kita berikan untuk menteri pendidikan itu. Siasat yang benar jitu. Melalui android diciptakanlah platform kurikulum merdeka karena kurikulum sebelumnya K-13 tidak relevan lagi. Tidak menarik lagi untuk beberapa sekolah yang sudah maju. Â Maju artinya sudah canggih bidang Ilmu Teknologinya (IT). Misalnya SMK dan SMA. Begitupun SMP dan MTs yang berada di kota-kota besar. K-13 tidak sesuai lagi dengan kebutuhan mereka.
Saatnya mereka bebas dari K-13 dan diberi kemerdekaan untuk berimprovisasi, memodifikasi kurikulum sesuai kebutuhan sekolah tersebut meski masih dalam koridor penetapan dan kebijakan menteri selaku perpanjangan tangan pemerintah bidang pendidikan.Â
Apalagi sekolah yang sudah bisa kategori mandiri belajar. Otomatis harus siap memakai kurikulum merdeka untuk kelas 7 tahun ajaran 2022/2023 ini. Kurikulum modifikasi dengan perangkat belajarnya sudah disiapkan.
Rancangan untuk Tujuan Pembelajaran (TP) merdeka belajar sudah dirancang pemerintah. Guru dan siswa hanya perlu berliterasi. Buka kebijakan menteri pendidikan tentang capaian pembelajar (CP) agar paham alur tujuan pembelajaran (ATP).
Pada CP akan kita temukan elemen pembelajaran. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya ada 4 elemen yang harus siap kita alurkan selama setahun ke depan. Ada elemenÂ
1. Menyimak
2. Membaca dan memirsa
3. Â Bericara dan mempresentasikan
4. Â Menulis
Pada elemen di atas masih tetap mengacu kepada 4 keterampilan berbahasa yaitu:
1. Menyimak
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis
Secara lahir kita melewati fase menyimak dulu, kemudian kita belajar berbicara, kemudian kita belajar mengenal huruf lalu pandai membaca. Akhirnya sesudah mahir membaca kita belajar menulis. Demikian keterampilan yang empat itu diputar-putar sesuai fase belajar.
Pada kurikulum merdeka belajar anak didik dibagi atas fase:
1. Fase fondasi TK B
2. Fase SD dibagi 3:
a. Fase A dari kelas 1-2
b. Fase B dari kelas 3-4
c. Fase C dari kelas 5-6
3. Fase D dari kelas 7,8,9 SMP/MTs
4. Fase E kelas X SMA/SMK
5. Fase F kelas XI dan XII SMA/SMK
Sekolah yang baru mendaftar siap memaai kurikulum merdeka hanya menerapkannya kepada siswa terendah terlebih dahulu. Misalnya kelas 7 untuk SMP/MTs taun pembelajaran 2022/2023 ini. Untuk kelas tinggi di satuan itu, 8 dan 9 tetap memakai K-13.
Adapun penyebutan KI dan KD pada kurikulum merdeka belajar tidak dipakai lagi. Diganti dengan nama Kompetensi saja untuk pembelajaran dan penilaian mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ditandai dengan kata kerja operasional siswa mampu menuliskan gagasan utama teks deskripsi. Kata kunci kompetensiya mampu menuliskan.
Adapun konten berkaitan dengan ilmu pengetahuan inti atau berhubugan dengan konsep utama atau zaman dahulu kita istilahkan dengan teori atau konsep.
Ini contoh modul Bahasa Indonesia Kelas VII, silahkan dibaca dan dimodivikasi.
 Berisi Biodata mata pelajaran
Informasi tentang modul ajar yang dikembangkan terdiri dari:
Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya
Modul Ajar.
Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)
Kelas
Alokasi waktu (penentuan alokasi waktu yang digunakan adalah alokasi waktu sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku di unit kerja masing-masing
Capaian Pembelajaran (CP)
 lanjutan belajar aktivitas, langkah-langkah pembelajaran  3
Keterangan modul BINA (Bahasa Indonesia)
1. Foto 1 berisi identitas modul
2. Berisi CP
3. Berisi ATP
4. Materi
5. Penugasan
6. Asesmen, rubrik penilaian
7. Refleksi guru
8. Refleksi siswa
9. Daftar pustaka
10. Latihan Siswa.
Itulah salah satu contoh modul bahasa Indonesia kurikulum merdeka belajar. Modul di atas tentang:
CP : Membaca Fabel
Mengenal Cerita Fabel
Memahami unsur-unsur di dalam cerita fabel.
Modul bisa saja dimodivikasi guru sesuai kebutuhan di sekolah masing-masing. Tapi untuk bahan mengajar modul ini sudah siap pakai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI