Ada rating dari Ibuda Roselina Tjiptadinata untuk tulisanku di Kompasiana.com dengan judul Sungai-Sungai Impian. Si Bunda mengenalkan diri satu kampung denganku dari Sumatera Barat. Tepatnya Solok. Solok ini merupakan salah satu kota dan kabupaten kebanggaan Sumatera Barat. Daerah ini buming dengan lagu ciri khasnya "Bareh Solok" yang dipopulerkan oleh almarhumah bunda Elly Kasim.
Lagu ini bukan isapan jempol saja tentang legenda bareh atau beras Solok. Memang Sumatera Barat terkenal akan berasnya yang enak. Membuat para penikmat kuliner Sumatera Barat makan batambuah (nambah porsi) apalagi makan pakai cancang, gulai kambiang, dendeng masiak dan lambok, serta makanan terenak sedunia rendang.
Mmmhh pasti ketagihan. Tidak hanya itu daerah ini pun terkenal dengan gulai pangek, goreng bilih, katupek pitalah, dan sambal-sambal buruak (tradisonal) nya yang lain. Pokoknya nulis aja sudah bikin perut kita lapar. Selain itu Solok dikenal dengan buah markisanya. Buah ini memiliki biji-biji hitam berlendir di dalamnya. Lendir pembalut biji-biji itulah rasa manis unik kekhasan rasanya. Tidak ada tandingan buah ini.
Itu dari segi kulinernya. Dari segi letaknya pun Solok ini sangat strategis. Pelintasan menuju Kota Tambang Batubara Sawahlunto dan Sijunjung. Kota kesayangan para petinggi penjajahan Kolonial Belanda. Ke sinilah si Mak Hitam (kereta api) hilir mudik mengangkut bahan bakar batubara. Padang-Padang Panjang-Solok-Sawahlunto hingga ke kota-kota lainnya. Pun Solok ini bisa menuju ke Padang.
Jika Saudara dari Bukittinggi lalu Padang Panjang dan Solok. Kita akan menemukan daerah bernama Singkarak dan Ombilin. Singkarak terkenal dengan Danau Singkaraknya yang begitu indah. Danau ini luasnya 107,8 km2 via wikepedia. Danau ini dikelilingi nagari dari dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Di antaranya Rambatan, Sumpur, Malalo, Saniang Baka, hingga Sumani, dan Ombilin dengan objek wisata Tanjung Mutiara.
Di sana kita bisa berenang menikmatinair danau sepuasnya dan naik kapal wisata buatan nelayan setempat. Selain itu panorama di mana-mana sepanjang perjalanan sangatlah menarik di sini dari Padang Panjang hingga lokasi danau. Mandi di danau juga aktivitas warga sekitar danau. Ikan paling dikenal besutan danau ini ikan bilih. Kecil-kecil dengan cita rasa tinggi .Â
Jadi kangen menikmatinya. Bilih ini dapat kita peroleh di pasar-pasar sekitar Danau dan pasar Padang Panjang. Ada yang digoreng kering atau krispi dan ada pula yang digulai pangek. Pokoknya siplah jika sobat semua berkunjung ke Singkarak. Sebetulnya pas Bapak Jokowi menjabat awal jadi presiden ada wacana jika mak hitam (kereta api) akan diaktifkan kembali. Tetapi setelah dinanti-nanti ternyata mak itam masih of.
Ingat mak itam ingat Malaysia. Kereta di sana dibangun di terowongan dan melintas di atas pasar Malaysia hingga bisa menghemat waktu dan biaya transportasi warga dan pelancong. Tentu mengurangi macet pula. Masyarakat Sumatera Barat pun antusias mengapresiasi wacana itu. Meski belum terlaksana untuk saat ini. Tentu pemdan dan penjabat terkait memiliki alasan mengapa transportasi hemat itu belum terealisai. Wisata di Danau Singkarak khususnya dan Sumatera Barat Barat umumnya butuh transportasi ini untuk mengatasi macet. Â Semoga ke depan terealisasi.
Kemacetan menuju wisata di sekitar Sumatera Barat dahulu hanya terjadi di jalur Padang Panjang Bukittinggi. Tapi sejak meluncurnya transportasi mobil murah dan makin makmurnya pendapatan penduduk macet sudah melebar ke jalur Solok dan Danau Singkarak. Jika ini kita biarkan tentu akan membuat pelancong malas mengambil rute jalur ini. Dengan menurunnya pelabcong akan berdampak pada kuliner Solok, Singkarak, dan Padang Panjang.
Sekali lagi perlu kita duduk bersama untuk membicarakan masalah ini agar wisata Sumatera Barat makin berkibar. Wisata berkibar tentu masyarakat sekitar pun ekonominya akan berkibar. Potensi ini bisa kita siapkan sebagai peluang untuk generasi datang. Apa kita tanam hari ini. Itulah yang akan dipetik anak cucu kita kelak. Warisan kaya manfaat.
Pun kita membelok ke kiri Singkarak akan bertemu dengan nagari Sulit Air. Disini nagarinya unik dengan ciri khas jembatanTiti dan janjang seribunya. Nagari ini pun memiliki permukaan tanah bergelombong yang eksotik. Nagari ini terkenal sebagai nagari pusat ekonomi, agama, pendidikan, dan kebudayaan. Â Salah satu pesantrennya yang terkenal PSA. Pesantren Sulit Air . Selain itu nagari ini populer dengan wisata kulinernya gulai itam. Gulai ini maknyus dan hanya ada di Sulit Air. Mirip rendang daging atau rendang ayam. Hanya cirinya diberi daun galundi. Semoga transportasi ke sini makin dibenahi ke depan.
2002 Aku menapaki kaki di PSA dan SMA N 1 Sulit air. Transportasi masih sulit saat itu. Nagari dengan jumlah terbesar, perantau sukses di kota-kota besar. Dari rantau mereka membangun nagari ini. Di sini kita tinggal gratis di rumah penduduk yang ditinggal pergi merantau. Makin maju Sulit Air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H