Perkembangan teknologi menuntut seorang jurnalis untuk bisa melaporkan dan memberitakan setiap peristiwa secara cepat, tepat, utuh dan menarik. Keadaan ini tentu menuntut pengetahuan dan pemahaman yang lebih bagi seorang jurnalis dalam banyak hal. Seorang jurnalis dituntut untuk memahami bahkan menguasai banyak platform, baik dalam hal menulis, fotografi hingga menjadi videografher untuk dapat eksis di dunia modern ini.
Singkat kata, jurnalis dituntut untuk menjadi profesional dan tahu akan banyak hal.
Kemudian ada banyak pertanyaan yang muncul, sebenarnya apakah suka dan duka menjadi seorang jurnalis ditengah era digitalisasi yang begitu masif ini ?
Jawabannya tentu akan sangat beragam, ada yang mengatakan banyak sukanya karena mendapat banyak teman, kawan dan pengetahuan.
Namun ada juga yang beranggapan banyak dukanya karena menghabiskan waktu seharian di jalanan.
Dunia digital merupakan dunia yang sangat berkaitan dari profesi seorang jurnalis.
Keadan ini tidak hanya memberikan banyak keuntungan dan kemudahanan bagi para jurnalis karena aksesnya yang lebih luas namun juga memberikan sejuta  tantangan dan semangat yang lebih bagi seorang jurnalis.
Kemudahan
Berbagai kemudahan dan keuntungan tentu dirasakan oleh jurnalis dalam hal menemukan informasi, menyebarkan informasi, memvirtualisai informasi hingga memverifikasi informasi.
Keadaan itu tentu sangat membantu dan meringankan perkerjaan seorang jurnalis, baik dalam melengkapi data maupun membuat virtualisasi akan sebuah peristiwa.
Hal-hal tersebut dilakukan tidak hanya sebagai hiasan yang memanjakan mata penonton tetapi lebih kepada penjelasan secara lengkap akan sebuah peristiwa yang memungkinkan pembaca atau penonton dapat memahami sebuah peristiwa secara lebih utuh dan mendalam.
The Guardian, The New York Time hingga Kompas.id merupakan media-media yang telah menerapkan digitalisasi dalam setiap informasi yang mereka sampaikan.
Penggunaan digitalisasi dalam setiap informasi ini mendapat apresiasi dari banyak pihak karena membuat pembaca seakan-akan ada, dekat hingga mengalami peristiwa yang terjadi.
Singkat kata, digitalisasi memberikan dampak positif bagi kinerja seorang jurnalis
Tantangan
Lantas apakah tantangan yang dihadapi oleh seorang jurnalis, ketika beragam kemudahan justru didapatkan?
Banyak hal yang sebenarnya menjadi tantangan bagi para jurnalis ketika digitalisasi merambah dan mendekat dalam dunia dan pekerjaan mereka.
Munculnya Internet mobile, citizen jurnalism, blog, vlog hingga media massa membuat tugas seorang jurnalis menjadi lebih berat.
Era digitalisasi yang mana memberikan ruang dan memungkinkan setiap orang dapat menjadi seorang jurnalis menjadi salah satu tantangan bagi seorang jurnalis untuk bekerja ekstra keras, gesit dan teliti dalam mememukan dan memilah informasi yang didapatkan.
Jurnalis harus mampu memberikan informasi yang utuh, tulisan yang menarik dan membangun imajinasi para pembaca setianya.
Tidak hanya sebatas itu, digitalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi membuat jurnalis dituntut untuk menguasi banyak hal yang mendukung pekerjaannya.
Bedanya
Adapun beberapa hal yang membedakan antara jurnalis dan citizen jurnalis tidak hanya terkait dengan latar belakang pendidikan, pengalaman dan pengetahuan,
Tetapi juga pada skill, sudut pandang, sikap kritis, rasa ingin tahu, dedikasi dan kemauan untuk terus belajar untuk terus memberikan yang terbaik dan mendalam dalam setiap peliputan yang dilakukan.
Begitulah sedikit gambaran yang dapat penulis sampaikan ditulisan ini. semoga dapat membantu dan mengarahkan dalam melihat suka dan duka menjadi seorang jurnalis di zaman ini.
Rian Antony
Mahasiswa FISIP UAJY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H