Nah, seperti yang diinformasikan lebih awal, hasil ekplorasi tersebut menghasilkan temuan lebih dari 200 relief tentang alat musik yang terdapat di 40 panel di candi ini.
Sekitar 40 jenis instrumen alat musik hasil interpretasi tim adalah jenis alat musik kordofon (petik), aerofon (tiup), idiofon (pukul), dan membranofon (membran).
Nah, beberapa alat musik yang terpahat di relief candi yang masih digunakan di seluruh dunia hingga saat ini, diantaranya Ranat Ek -- Thailand, Balafon -- Gabon, Marimba -- Congo/Tanzania, Garantung -- Indonesia, Mridangam -- India, Ghatam -- India, Udu -- Nigeria, Bo -- China, Bhusya -- Nepal, Small Djembe -- Mali/West Africa juga Traditional Drum -- Sri Lanka.
Ada pula alat musik Musavu -- Tamil, African Drums -- Africa, Tabla -- India, Kendang -- Indonesia, Conga -- Latin America, Tifa -- Indonesia, Muzavu -- Tamil, Pipa -- China, Setar -- Iran, Oud -- Saudi Arabia, Biwa -- Japan, Lute -- English, Ud -- Turkey dan Dombra -- Kazakhstan.
Alat musik seperti Bowed String -- Italy, Ngombi -- Algeria, Kora -- Gambia, Zeze/Lunzenze -- Kenya, Kwere -- Tanzania, Saenghwang -- Korea, Sho -- Japan juga Bansuri -- India tak ketinggalan ditampilkan dalam sebuah video saat opening konferensi Sound of Borobudur ini.
Semua benar-benar nyata, bahwa akhirnya puluhan alat musik bersejarah ini kini bisa digaungkan kembali dan didengar oleh masyarakat dunia. Inilah bukti bahwa Borobudur Pusat Musik Dunia, baik di masa lalu maupun saat ini.
Pesan dan Kesan dari Musisi Indonesia tentang Sound of Borobudur
Konferensi Sound of Borobudur "Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik" menjadi sejarah baru perkembangan musik dunia. Purwa Caraka saat menyapa via daring juga memberikan semangat luar biasa terkait gerakan Sound of Borobudur.
Menurutnya, relief alat musik di Candi Borobudur sesungguhnya sudah lama ada, bahkan tidak ada yang istimewa karena hanya menjadi ilmu pengetahuan yang pasif. Kini, ide untuk membunyikan kembali alat-alat musik  tersebut adalah gagasan cerdas dan menjadikan Borobudur jauh lebih istimewa.
Musisi Addie MS juga memberikan tanggapannya terkait Sound of Borobudur. Menurutnya, tak semua perbedaan itu nilainya buruk, contohnya saat bermusik. Bayangkan jika ada sebuah orkestra yang memainkan satu melodi sama, tentu akan membuat boring si pendengar.
Namun apabila perbedaan dalam bermusik itu dirangkai dengan baik, maka ini justru menjadi sebuah keunikan yang menghasilkan harmoni atau simfoni yang indah. Dan, inilah yang ia temukan dalam Sound of Borobudur.