Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melahirkanmu.... Sakitnya Minta Ampun

6 Desember 2020   23:37 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:54 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu pas seneng-senengnya bisa jalan pertama kali. Eh nubruk jempol bernanah sampai ibu pingsan...", ibu melanjutkan kisahnya. Ya, saya ikutan miris mendengarnya, ada sedikit perasaan bersalah malam itu. Tapi, lagi-lagi ibu menghibur karena saya yang belum setahun umurnya, mana tahu tentang sakit yang diderita ibu? Lha wong baru seneng-senengnya mengenal dunia, belajar berjalan.

Singkat cerita, sakit jempol kaki ibu ini disebabkan karena secara tak sengaja, ibu membersihkan pinggiran kuku dengan jepit rambut dari logam. Mungkin karena kotor atau kurang steril, menimbulkan infeksi bengkak bernanah di jempol kaki kiri dan kanan hingga harus mengikuti prosedur operasi agar cepat sembuh.

Ya, seberjuang itu dua orang tua saya saat diberi cobaan oleh Tuhan. Dan perjuangan mereka tidak akan saya sia-siakan, semoga saya pun bisa sekuat mereka dalam menjalani hari-hari yang berat.

5. Doa Ibu Untuk Anaknya 

"Pokoke anakku harus belajar dengan baik. Dua-duanya harus kuliah, jadi sarjana", sepenggal harapan ibu yang yang dilayangkan dengan penuh semangat. Saya tersenyum kecil lalu menanyakan, harapan ini terinspirasi dari siapa bu? Ternyata jawabannya adalah karena prinsip sendiri.

Ya, kembali ibu ceritakan bahwa dulu semasa kecil, orang tuanya kurang memerhatikan masalah pendidikan. Rata-rata adik dan kakak ibu sekolah hanya sampai di tingkat SMP-SMA. Jika diantaranya ada yang menjadi pegawai pemerintah, itu karena berjuang sendiri agar bisa mengenyam pendidikan tinggi.

Beberapa kali ibu mengatakan, "pokoke anak-anakku jangan kayak aku....". Sebuah pesan sederhana namun sangat dalam maknanya. Disini saya semakin yakin, kasih ibu sepanjang masa. Hanya ingin memberi di sepanjang hidupnya, tak mengharapkan secuil apapun balas jasa dari anak-anaknya.     

***

Menulis cerita ini tidaklah mudah. Selalu ada rasa yang berkecamuk, tentang perjalanan hidup seorang wanita yang terus bergerak maju walau jalan dipenuhi kerikil tajam. Mulai dari kecil, bertumbuh menjadi remaja, menikah hingga akhirnya dikaruniai dua anak perempuan. 

Terimakasih ya Bu, tak pernah lelah memberikan nasihat, perhatian juga rangkulan disaat anak-anakmu ini terjatuh. Ada sebuah persembahan untuk ibu walau suara pas2an: 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun