Dan siapa yang membuatnya begitu? Tentu saja SRC dengan jaringannya yang luas. Sukses terus Bu Rina :)
2. Berkembang dan Berbagi di Paguyuban SRC
Saya sempat takjub saat mendengar penuturan Ibu Sukma terkait usaha kelontongnya. Ibu yang tampak energik saat kami datangi ini memiliki segudang semangat yang ia tularkan kepada orang lain. Tak hanya senyum ramah yang ia lemparkan kepada setiap pengunjung tokonya, pegiat SRC ini pun memiliki keinginan untuk menyebarkan virus positif kepada para pelaku UKM dan pemilik toko kelontong lainnya agar lebih berkembang.
Setelah sukses merombak tokonya menjadi lebih luas, terang, dan rapi, dua tahun terakhir usahanya ini dipadati pengunjung, bahkan banyak yang lempar sanjungan. Merasa sukses menerapkan beberapa program SRC, kini ibu yang sukses menyekolahkan anaknya ke luar negeri ini memiliki misi sosial untuk menularkan ilmunya kepada pelaku usaha yang lain. Wah, semoga berkah ya Bu :)
3. Lebih "Melek Teknologi" & Sukses Menjalin KemitraanÂ
Beberapa pelaku usaha yang telah bergabung dengan SRC mengaku bahwa mereka kini makin melek teknologi. Bagaimana tidak, mereka dibimbing untuk mengelola salah satu fasilitas SRC, yaitu aplikasi AyoSRC. Nah, aplikasi ini berfungsi untuk menghubungkan pihak Sampoerna, Mitra Sampoerna, Konsumen, dan toko SRC agar saling berhubungan & tentunya mempermudah transaksi.
Aplikasi ini multi fungsi, loh. Para pemilik toko dipermudah untuk berjualan karena ada menu e-order yang memungkinkan customer untuk melakukan pembelian secara online serta penawaran kupon digital Yuk Belanja Ke SRC (YBKS). Distributor pun dipermudah untuk  melakukan manajemen poin dan kode promo.
Nah, bagi pelanggan sendiri, aplikasi AyoSRC ini bermanfaat banget karena mereka bisa memantau informasi terbaru serta mudah menemukan toko SRC terdekat dari lokasinya. Bagi tim pengembang SRC, aplikasi ini juga mempermudah mereka untuk memberikan konsultasi bisnis serta ekspansi pengembangan toko-toko SRC di seluruh Indonesia.
***
Nah, satu kata untuk momen berharga yang saya ikuti seharian ini, keren! Dengan bangkitnya toko-toko kelontong (tradisional) di era milenial ini, saya dipaksa pula untuk mengingat masa lalu.