Bagaimana dengan kejadian horor di dunia nyata? Gak usah ditanya, ya pastinya takut banget lah. Di dalam keluarga, saya itu kan terkenal paling penakut... wkwkwkkw
***
Ya sudah. Daripada saya pendam dalam hati, boleh ya saya ceritakan sebuah pengalaman horor yang saya alami sendiri (ini ngetiknya sambil dengerin lagu "Bilur" Risa Saraswati). Entah hanya perasaan saya saja atau memang seperti itu kejadiannya. Tapi saya merasa "dia" benar-benar ada.
Ngobrol dengan Bapak Tulus, Penjaga di Museum Borobudur
Sudah menjadi kebiasaan, ketika saya ingin menulis tentang sesuatu, saya berusaha terjun ke lapangan untuk hunting materi. Nah, kebetulan banget, sekitar 2 tahun lalu saya ingin mmebuat tulisan tentang kearifan lokal Candi Borobudur. Sekalian holiday, saya bersama keluarga dolan ke candi legendaris ini.
Museum Borobudur menjadi area terakhir yang saya kunjungi, dan pas banget karena bertemu dengan bapak Tulus yang ramah. Beragam informasi saya dapatkan di sini, termasuk larangan untuk membawa benda bersejarah dari kawasan ini. Pak Tulus menyebutkan, kesakralan candi harus dijaga pengunjung, bisa dengan menjaga tutur kata dan perilaku selama mengunjungi candi ini. Jika tidak? Fatal akibatnya.
Rombongan wisata dari salah satu SMU di Jakarta pernah mengalaminya. Tiga dari siswa membawa pulang batu yang ada di candi hingga akhirnya mendatangkan malapetaka karena seluruh siswa di malam harinya kesurupan massal di hotel tempat mereka menginap.
Mereka bertiga terpaksa kembali lagi ke Candi Borobudur untuk meletakkan batu itu pada tempat semula dan terhentilah drama mengerikan ini.
Masih ada beberapa kejadian horor lainnya yang diceritakan beliau terkait ini. Percaya gak percaya, beberapa kejadian mistis ini benar-benar ada. Seketika, bulu kuduk saya berdiri, berusaha untuk mengontrol diri untuk tak berbuat yang aneh-aneh selama berada di kawasan candi.
Ya, Tuhan memang Maha Baik ya, mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati walau hanya dari pengalaman orang lain.
Malam Harinya, Saya Putar Rekaman Percakapan dengan Pak Tulus
Biar gak lupa tentang informasi yang disampaikan, saya juga sering merekam percakapan dengan narasumber. Maklum, saya kan orangnya pelupa jadi harus diantisipasi dengan cara ini. Hihi... Malam itu sekitar jam 00.30 - 01.55, saya mendengarkan rekaman selama eksplor Candi Borobudur dengan earphone. Â