Liburan ke candi memang menyenangkan. Menguak sejarah masa lalu tentu sangat asyik dilakukan, apalagi bagi para pecinta heritage. Hanya saja kadang beberapa pengunjung mengeluhkan betapa panasnya suasana di sekitaran candi.
Terkesan gersang dan kering, gak heran banyak pengunjung yang menyiapkan berbagai "alat perang" seperti payung, topi atau penutup tubuh lainnya agar nyaman saat liburan ke candi. "Biar gak kepanasan..", katanya. Menjawab banyak keluhan masyarakat, program Sadar Lingkungan "Darling" akhirnya diiniasi untuk membawa nuansa baru bagi candi-candi di Indonesia, yaitu lebih sejuk dan bersih.
Mudik saya setiap tahunnya tergolong dekat, hanya membutuhkan waktu tempuh kira-kira 1 jam dari Jogja menuju Klaten. Megahnya Candi  Prambanan  selalu mewarnai perjalanan  saya. Seakan mengingatkan kembali pada kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang dengan pembangunan 1000 candinya.
Bangga sih, candi ini kan menjadi salah satu situs budaya yang mendunia. Walau begitu, kedatangan saya ke candi ini tergolong jarang, mungkin seumur-umur hanya sekitar 4 kali selama 30 tahunan ini.
Tantangan  Aksi "Darling" (Sadar Lingkungan) bagi  Generasi MilenialÂ
Nah, menjawab kerinduan akan candi yang dipadati lebih dari 50 ribu pengunjung saat libur lebaran kemarin, saya pun kembali menapaki tanah bersejarah ini. Kali ini tak hanya menikmati suasananya, tapi saya malah ikut-ikutan untuk mainan tanah dan bibit pohon untuk ditanam pada rabu lalu (26/06/19). Lah, memangnya ada acara apaan sih ini?
Tahu kan, isu global warming semakin mengancam makhluk hidup? Nah, demi menjaga lingkungan dan merawat bumi, gerakan "Darling" alias Sadar Lingkungan digalakkan di kalangan generasi muda. Terkemas dalam label "Candi Darling", ratusan peserta berkaos hijau tampak menyegarkan area candi dengan berbagai aktivitas menarik.
Seperti apa sih keseruan even di kawasan berdirinya Candi Roro Jonggrang, Candi Bubrah, Candi Lumbung, dan Candi Sewu ini? Yuk ikuti liburan saya :D
1. "Candi Darling" akan Digalakkan ke Seluruh Penjuru NegeriÂ
 "Candi Darling" ini rencananya akan dikembangkan hingga tahun 2025. Nah, gerakan ini sengaja merangkul generasi muda untuk melakukan perbaikan saat melihat, mendengar, dan merasakan kerusakan lingkungan, khususnya karena ulah manusia. Tujuannya jelas ya, yaitu meningkatkan kesadaran para milenials agar lebih memelihara, melestarikan, serta memperbaiki lingkungan sekitar.
Terus, dengan cara apa sih merawat lingkungan? Disinilah uniknya. Jadi, siapapun yang tergabung dalam "Darling Squad", komunitas yang menjaga komitmen untuk merawat lingkungan dalam aksi "Siap Darling", boleh berkontribusi dengan cara apapun.
Anggota gak dituntut untuk melakukan hal-hal rumit, cukup aksi sederhana yang "dia banget". Misal: menghindari buang sampah sembarangan, menanam bunga favorit di pot dsb.
2. Libatkan Lebih dari 500 Generasi MilenialÂ
Nah, ngomong-ngomong tentang peserta di acara menarik ini, kira-kira ada 500 anak muda yang memadati area Candi Prambanan.Â
Peserta yang hadir mewakili beberapa kampus dan komunitas muda, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sanata Dharma, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Institut Seni Indonesia, Universitas Kristen Duta Wacana, beberapa universitas lainnya serta perwakilan karang taruna dari berbagai daerah.
Kabarnya, "Darling Squad" bisa diikuti para milenials, mulai usia 13 hingga 30 tahun, loh. Kenapa sih harus anak muda? Tentu dong, karena merekalah garda terdepan untuk melestarikan alam di masa mendatang. Kegiatan ini setidaknya sebagai ajang melatih diri agar semakin mencintai lingkungannya.
3. Penanaman Ratusan Pohon dan Ribuan Semak BerbungaÂ
Jika dimasa lalu, kisah pembangunan 1000 candi oleh Bandung Bondowoso mewarnai legenda cagar budaya ini, di jaman milenial ini kita bantu lestarikan candi ini dengan penanaman ribuan pohon. Penanaman 250 pohon dan 5000 semak berbunga yang terdiri dari 25 varietas pohon dan semak berbunga ini dilakukan menyebar di beberapa sudut area candi.
Nah, kebetulan saya ikutan rombongan peserta yang menanam di area Candi Bubrah. Asyik banget acaranya, karena di sana saya gak hanya bergabung dengan 500 peserta lainnya, tapi juga didampingi oleh beberapa publik figur seperti rapper Igor Saykoji, youtuber Andovi da Lopez serta Tommy Tjokro.
Dengan semangat, mereka pegang cangkul, menggali tanah, menanam bibit pohon dan bunga, lalu mengairinya sesuai dengan aturan-aturan penanaman yang benar. Didampingi oleh para perawat tanaman, peserta darling tak sabar berpartisipasi menghijaukan area candi yang lumayan luas ini.Â
4. Tanaman yang Dipilih Ternyata Kaya Manfaat
Pada awalnya, peserta tak menyadari mengapa jenis tanaman-tanaman ini yang dipersiapkan panitia untuk ditanam. Setelah bertanya sana sini, akhirnya saya mendapat jawaban, yaitu karena jenis tanaman ini memiliki banyak manfaat.
Sawo Kecik, misalnya. Ia dipilih karena bermanfaat sebagai pelindung, disamping sebagai tanaman hias. Memiliki filosofi "sarwo becik", yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, maknanya adalah selalu dalam kebaikan.
Nagasari menjadi tanaman lain yang juga dipilih karena berkhasiat mengobati luka, bisul, kudis, diare, penyakit jiwa dsb. Tak terkecuali tanaman Tanjung, Pulai, nagasari, Bodhi, maja, Keben dan Kepel yang dinantikan perkembangannya demi hijaunya area candi.
5. Talkshow "Saatnya Sadar", Wadah Curhatan tentang Lingkungan
Saat ditanya tentang kiat merawat alam, Andovi menyatakan bahwa baru pertama ini dia terlibat dalam kegiatan menjaga kelestarian lingkungan. Bahkan, dia menyesal, mengapa dulu-dulu dia tidak bergerak untuk ikut menjaga lingkungan. "Pemanasan global ini masalah yang serius, kita harus bertindak sekarang. Tidak akan ada lagi hari esok jika kita tidak mulai hari ini", ujarnya dengan semangat.Â
Igor Saykoji pun tak mau kalah. Demi ikut menggalakkan aksi cinta lingkungan, ia akan terus berkarya dengan menciptakan lagu-lagu kekinian yang bernada ajakan untuk menjaga alam. Rapper yang satu ini juga ingin memberi contoh kepada anak-anaknya untuk semakin mencintai lingkungannya, walau dimulai dari hal-hal kecil.
"Mayoritas sampah saat ini berjenis plastik yang sangat sulit diurai oleh bumi. Inilah yang membuat saya tertarik memberikan edukasi soal dampak dan tata kelola dari penggunaan plastik, termasuk penghijauan dan kelestarian alam", pungkas Igor.
Salah Satu Wujud "Bakti pada Negeri"
Nah, acara penghijauan Candi Prambanan ini benar-benar menarik dan penuh dengan aktivitas yang edukatif. Sukses menggandeng generasi milenial untuk terjun langsung berpanas-panasan menanam pohon disekitaran candi, tentu bukan hal mudah. Siapa sih penggagas acara keren ini?
Gerakan "Siap Darling" ini diinisiasi oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui media sosial sejak November 2018. Generasi milenial yang aktif dalam kesehariannya, diharapkan dapat menyebarkan berbagai konten positif tentang segala aktivitas yang berhubungan dengan perawatan lingkungan.
Terus, untuk pohon dan semak berbunga ini berasal dari mana ya? Ternyata, Djarum Foundation juga mendirikan dan mengelola Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) di kabupaten Kudus, Jawa Tengah sejak 1979. Pusat pembibitan ini membudidayakan berbagai tanaman langka juga tanaman konservasi, baik buah maupun non buah.
Tagline "Cintai Lingkungan Kita dengan Cara yang Kita Cintai" setidaknya bisa menjadi "koentji", bahwa melestarikan alam itu mudah, asal ada niat melakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H