Namun dengan tekadnya yang tinggi untuk mendalami karakter Euis, akhirnya ia berhasil memainkan tokoh Euis dengan sangat baik. Bahkan Ringgo tak segan memberikan pujian kepada Zara karena aktingnya yang luar sukses membuat penonton berderai air mata, termasuk dirinya.
Memutuskan untuk menonton film ini berarti kamu sudah harus mempersiapkan konsekuensinya, yaitu merasakan emosi yang campur aduk mulai pertama hingga bagian terakhir. Saya pun merasakan hal sama, hati teriris kala melihat konflik dalam keluarga Abah. Berbagai masalah hadir seiring berjalannya kisah, mulai dari masalah perbedaan prinsip, pendidikan, sosial, kemanusiaan dsb.
Sekuat-kuatnya saya untuk menahan tangis, toh akhirnya air mata menetes juga. Teman-teman yang duduk sederet dengan saya pun tampak mengusap air mata berkali-kali, tanda bahwa mereka hanyut dalam kisah keluarga yang mengharukan ini. Jalan terjal kehidupan disuguhkan, mulai dari kondisi kehidupan mapan hingga akhirnya terpuruk karena masalah ekonomi. Nah, disanalah masalah terjadi.
Sebagai refleksi dan edukasi kehidupan, itulah benang merah yang bisa saya simpulkan dari film berdurasi kurang lebih 120 menit ini. Bagi saya pribadi, film ini mengandung unsur "kasih" yang begitu besar. Kasih orangtua kepada anak, kasih anak kepada orangtua serta kasih kita kepada sesama dan Tuhan.
Juga, unsur "syukur" juga tampak di film ini, dimana setiap bagian dalam kehidupan mampu dihadapi bersama-sama, walau harus melawat rasa sakit, egois dan hal negatif lainnya.
Nah, itu testimoni dari saya pribadi. Ada juga pengalaman mereka yang telah menonton film ini dan merasakan keharuan yang luar biasa. Adit, seorang kepala keluarga yang bekerja di Papua, sementara istri dan anaknya tinggal di Jogja, mengatakan hanyut dalam cerita film ini.
"Bagus banget. Saya tinggal jauh dari keluarga. Saya di Papua, keluarga di Jogja. Kebetulan ayah saya sudah meninggal, bener-bener sedih...", ungkapnya saat acara meet & greet. Bahkan, ia bersama istri menitikkan air mata saat menemukan adegan sedih di film ini. "Saya suka nonton film, tapi baru kali ini bisa nangis", pungkasnya dengan penuh haru.
"Nonton traillernya saja sudah bikin saya nangis-nangis. Harus banget nonton filmnya, karena itu obat rindu untuk keluarga di rumah", tegasnya dengan semangat.Â