Banyak orang berpikir bahwa berbicara adalah cara untuk membuktikan bahwa kita pintar. Memang benar, secara kuantitas informasi mungkin tersampaikan ke orang lain, namun dari segi kualitas belum tentu. Padahal, cara paling efektif untuk memberikan informasi yang tepat kepada orang lain adalah dengan 'mendengarkan'. Di sini, kita akan lebih kaya akan informasi, karena secara perlahan kita jadi tahu tentang apa yang sebenarnya mereka cari, apa yang mereka sukai. Seperti lima aktor seni muda berikut ini, mereka awalnya memberikan perhatian yang lebih kepada dunia sekitarnya (mendengarkan), mencoba meresapi, berpikir, menganalisis kejadian, menarik sebuah kesimpulan logis, hingga akhirnya terwujudlah karya unik yang bisa kita nikmati dalam kemasan GAIA Art Movement: Hear Art.
Menurut Eric Aryanto, seni adalah kegiatan rohani atau aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain yang melihat atau mendengarkannya. Tentu, setiap orang bisa menginterpretasikan ini sesuai dengan opini masing-masing. Ada yang menilai seni dari bentuknya, ada yang dari warnanya, dari gerakannya, dari aromanya, dari volumenya dan sebagainya.
Oleh karenanya, kita tak bisa memaksakan orang lain saat menilai sebuah seni. Bisa jadi yang menurut kita indah, bagi dia biasa saja. Merujuk pada tema 'hear art' yang diangkat oleh GAIA Cosmo Hotel dalam pesta seninya, sepertinya saya mulai sepakat, yaitu bahwa kita harus belajar mendengarkan seni itu sendiri sehingga menerima makna yang tersirat dari karya ini, bukan justru mendebatkan perbedaan nilai yang diterima secara personal.
Apresiasi untuk Lima Seniman Muda Berbakat
Kembali gelaran event seni 'GAIA Movement Art' ini diselenggarakan, dimana karya lima seniman muda berbakat asal Jogja ini sudah bisa kita nikmati di setiap sudut ruang GAIA Cosmo Hotel. Lagi-lagi saya dibuat takjub saat memandang karya 'mahal' mereka, karena yang saya tahu, mereka ditantang untuk membuat karya gila-gilaan dalam kurun waktu yang lumayan singkat, yaitu sekitar 2-3 bulan saja.
Apri Susanto, Dery Pratama, Dedy Shofianto, Ludira Yudha, dan Ivan Bestari kembali menyapa ramah para awak media dan para tamu dari luar yang ingin ikut serta menghirup aroma seni yang tak biasa serta memberikan nuansa 'berbeda' di area ini. Ya, memang berbeda. Karya mereka ini sebelumnya belum pernah dipublikasikan. Andai mereka sempat membuat karya mirip di masa lalu, tentu energi yang menyelimuti karya seni yang dipamerkan ini jauh lebih kuat.
Kelima seniman mencoba menuangkan perasaan dalam wujud kreativitas masing-masing, baik itu dalam bentuk rupa, gerak maupun beberapa unsur keindahan hingga akhirnya mempengaruhi perasaan orang yang melihatnya. Dery Pratama sukses mewujudkan karya mirip bantal berbahan metal, begitupun Dedy Shofianto sukses  membuat karya kinetik berbentuk angsa.Â
Lain lagi dengan Ivan Bestari yang menyulap serpihan kaca menjadi karya seni yang indah, tak jauh beda dengan Apri Susanto yang memperindah tepi kolam renang dengan gelang-gelang keramiknya. Terakhir, Ludira Yudha juga sukses merangkai lebih dari 200 kg kawat demi mewujudkan karya berbentuk umbi-umbian yang menurut imajinasi saya, proses pembuatannya begitu 'ruwet'. Hehe....
Mereka ungkapkan karya yang mengandung unsur 'mother of earth', dimana ini sekaligus menjadi kampanye untuk terus mengingat tentang 'bumi' yang senantiasa harus kita lestarikan. Tak hanya itu, desain interior dari GAIA Cosmo Hotel ini sendiri secara keseluruhan juga mengandung folosofi tentang 'alam'. Â
Seni yang 'Fungsional' ala GAIA Cosmo Hotel Jogja
Beruntung, saya adalah salah satu rekan media yang diundang oleh GAIA Cosmo Hotel pada 24 Maret 2018 lalu untuk mengikuti berbagai rangkaian acara seni, yaitu mulai dari sesi workshop, Hotel Design & Art Tour, Artist Talk (ngobrol-ngobrol dengan seniman) serta Expert Discussion. Banyak informasi yang saya dapatkan terkait acara ini, terutama tentang seni yang fungsional. Seni akan lebih bermanfaat saat ia tak berdiri hanya sebagai seni yang dikatakan 'indah' oleh penikmatnya, namun ia memberi manfaat bagi manusia. Disinilah sebuah karya seni memiliki nilai yang tak terhingga.
Usai touring hingga mendengarkan pengalaman berharga para seniman, ada beberapa hal yang bisa saya ringkas tentang seni yang dimiliki oleh GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta.
1. Mengangkat Karya yang 'Ergonomis'
Karya yang ergonomis artinya bahwa karya tersebut dapat memberikan kenyamanan bagi penikmat atau penggunanya. Saya jadi ingat dengan karya angsa kinetik milik Dedy Shofianto. Ia memajang karyanya tepat setelah tangga naik di bagian lobi hotel. Ini sangat menarik karena karyanya sensitif terhadap getaran.
2. Seni yang mengandung 'Keluwesan'
Keluwesan lain yang saya dapatkan adalah bahwa SEMEJA Asian Kitchen, resto milik GAIA Cosmo Hotel ini, bisa dijadikan tempat kongkow oleh masyarakat umum, bukan untuk tamu hotel saja.
3. Prioritas 'Keamanan' untuk Instalasi Karya Seni
Selain indah dipandang mata, karya seni yang baik harus memenuhi syarat keamanan bagi semua orang yang menikmatinya atau dengan kata lain harus meminimalkan risiko kecelakaan. Tiba-tiba teringat dengan karya unik dari seniman nyentrik, Ludira Yudha. Ia sukses memasang karya mirip umbi-umbian di salah satu sudut lobi hotel dari hasil merangkai karya yang menghabiskan lebih dari 200 kg kawat. Seperti yang sudah diketahui, instalasi karya ini dengan cara digantung. Wah, amankah?
4. Memanfaatkan Material 'Alam' untuk Mewujudkan Keindahan
Kekayaan alam Indonesia sangatlah berlimpah. Jadi tak heran jika GAIA Cosmo Hotel juga ikut memanfaatkan kekayaan alam untuk mewujudkan seni beraliran 'mother of earth' dari tangan lincah para seniman terpilih.
Karakteristik materi yang dipilih oleh seniman akan menentukan teknik pembuatan hinggu wujud karya seni yang dihasilkan. Tentu ini akan berpengaruh pada kualitas karya yang akan diproduksi. Kebetulan sekali, kemarin saya sempat ikut workshop yang diadakan oleh para seniman. Jika Dedy Shofianto menggunakan material kayu, lain lagi dengan Apri Susanto yang menggunakan material tanah untuk membuat keramiknya.
Nah, jadilah karya indah ini. Ia menegaskan, bisa saja jika pembakaran hanya dilakukan sekali namun risikonya lebih besar karena karya bisa lebih mudah pecah, retak atau bahkan glasir tidak menempel sempurna. Terbukti kan, material alam bisa menghadirkan karya seni yang sangat indah? :D
5. Â Kreativitas Seniman Mempengaruhi Kualitas Karya
Setiap orang pada dasarnya memiliki karakter kuat yang terbentuk dari unsur internal maupun eksternal, begitu juga dengan seniman. Seniman yang baik dapat menghasilkan karya unik dan tentu memiliki bobot atau kualitas yang dapat dirasakan oleh penikmatnya. Bahkan jika karya seni itu bisa 'berbicara', maka tak jarang orang dapat 'mendengarkan' makna yang tersirat.
Dery Pratama adalah seorang seniman yang menurut saya memiliki kreativitas tinggi. Ia membangun sebuah karya unik yang dipajang di resto lantai 1 bagian smoking area--- dimana dari kejauhan karyanya tampak seperti bantal atau sofa empuk namun saat disentuh secara dekat, ternyata  keras karena berbahan dasar logam. Wow, sekreatif apa sih dia? Â
What? Ya, minyak goreng. Sebelumnya ia merasa gagal saat percobaan pertama---ternyata menggunakan oli bukanlah alternatif baik karena warna yang dihasilkan hitam kelam. Dery Pratama akhirnya mencoba alternatif lain dengan minyak goreng dan ini ternyata menghasilkan pancaran warna 'gold' yang tampak elegan di malam hari.
6. Memahami Teknik dan Tujuan yang ingin Dicapai
Dalam membuat seni rupa, ada beragam teknik seni yang bisa dilakukan sesuai dengan bahan maupun media yang akan digunakan. Dengan perencanaan yang matang, karya bernilai seni tinggi akan terwujud walaupun membutuhkan proses yang tak mudah. Begitu pula yang saya amati dari karya elegan Ivan Bestari, sang seniman kaca yang rela tertempa panas dalam perjuangannya menghasilkan karya.Â
Sebuah karya di area meeting room GAIA Cosmo Hotel tampak gagah berkilau dari kejauhan. Walaupun karya ini terhitung mungil, tapi jangan heran jika proses pembutannya lumayan rumit dan lama. Ivan mencoba mengeksplor kemampuannya. yaitu dengan tekun menyambungkan satu per satu serpihan kaca yang dipanaskan dengan api hingga menjadi sebuah penampakan seni yang sangat mewah.
7. Selaras dengan Norma-Norma Seni yang Berlaku
Dari hampir seluruh pernak-pernik seni yang terpajang di GAIA Cosmo Hotel, baik buah karya lima seniman ini ataupun yang lainnya, bisa saya simpulkan bahwa secara keseluruhan selaras dengan norma-norma seni yang berlaku. Selain itu, para seniman dan kru hotel juga sukses membangun hotel dengan komposisi art yang indah dan sesuai dengan makna estetika.
Karya para seniman juga sesuai dengan fungsi sosial dari seni secara mendasar, yaitu mengandung unsur edukasi kepada masyarakat, memberikan hiburan mata sebagai aspek rekreasi, karya yang dihasilkan memiliki memiliki makna (komunikatif) serta memegang unsur religius sebagai makhluk Tuhan untuk mencintai sesama dan juga alam dengan pola dasar karya berfilosofi 'mother of earth'.
Puas rasanya bisa menjadi bagian dari pesta seni GAIA Art Movement ini. Hiduplah seniman mudah Jogja dan seniman lokal lainnya. Semoga makin banyak sponsor yang mau mengangkat prestasi mereka, baik di dalam maupun luar negeri :)
Riana Dewie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H