Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Itu "Kerja Otak", tapi yang Memberi Nyawa pada Tulisan adalah "Hati'"

26 Februari 2018   09:53 Diperbarui: 26 Februari 2018   12:27 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan menulis (sumber:pixabay)

Nah, apa saja sih trik mudah agar tulisan kita itu menarik dan memberikan kesan positif bagi pembacanya (bernyawa)? Biar gak penasaran, berikut beberapa hal yang bisa saya ringkas dari informasi yang disampaikan oleh pembicara:

1. Fokus pada Ide Utama

Cara membuat ide yang baik adalah fokus pada ide utama. Hal ini harus menjadi prioritas karena beberapa penulis, termasuk saya, sering tidak fokus pada ide utama saat membuat tulisan. Lah, apa akibatnya? Tentu saja, arah menulis semakin pudar bahkan malah melebar kemana-kemana. Endingnya, tulisan kelebihan kata hingga harus memangkasnya secara perlahan. Hihihi... Jujur deh, acara ini membuat saya semakin 'menyadari' bahwa menulis itu harus fokus.

Pembicara juga menyarankan bahwa saat menemukan ide, disana akan ditemukan banyak sudut pandang dari hasil eksplor ide utama tadi. Nah, di sini si penulis dituntut 'cerdas' untuk mengembangkan tema tulisan sesuai dengan kemampuan pribadi, tanpa harus menjadi orang lain. Ingat, tanpa harus menjadi orang lain. Disitulah tulisan kita akan 'bernyawa'.

2. Wajib Caper (cari perhatian) pada Kalimat Pertama

Nah, ini juga menjadi catatan penting bagi penulis. Kalimat pertama seringkali menjadi kunci pemancing pembaca untuk meneruskan membaca ke kalimat atau paragraf berikutnya, bahkan  membabat habis seluruh isi tulisan kita. Bagaimana cara membuat tulisan yang menarik di awal kalimat? Pembicara menuturkan, kita bisa merangkainya dalam format quote, pekikan, kalimat seru, narasi, perkenalan atau sajian data menarik.

Membuat sebuah ironi juga bisa kita jadikan cara untuk membuat tulisan itu menarik di awal kalimat. Misalnya 'Jogja tak hanya diwarnai dengan hadirnya tempat wisata baru, namun pembangunan gedung-gedung tinggi semakin membuat kota gudeg ini semakin sesak'.

3. Sistematis, Jangan loncat-loncat

Nah, siapa yang sering menulis loncat-loncat? Maksudnya, saat membahas tema A, tiba-tiba penulis membahas tema B, C dan seterusnya. Nah, jujur saja deh, saya juga sering melakukan hal ini tanpa sadar. Ini sebenarnya bahaya karena menurut pembicara, tulisan yang tak sistematis akan membuat pembaca cepat bosan. Akibatnya, pesan dari tulisan kita tak sampai ke pembaca karena mereka hengkang duluan.

Nah, bagaimana cara mengakali agar tulisan rapi? Buat saja outline atau menyusun kerangka ide utama sebelum menulis utuh. Ini akan memudahkan kita dalam menyusun isi tulisan secara keseluruhan. Dan bonusnya, ini juga memberikan jawaban atas keresahan saya pribadi yang sering bermasalah dengan tulisan yang kebanyakan kata :D

Koordinator Kjog, Dimas Anggoro Saputro, berfoto bersama Ayun sebagai pembicara (dokumentasi kjog)
Koordinator Kjog, Dimas Anggoro Saputro, berfoto bersama Ayun sebagai pembicara (dokumentasi kjog)
4. Menulis secara Detail

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun