Seorang penjaga museum mengungkapkan bahwa segelintir orang meyakini  bahwa dengan melakukan ritual atau meditasi, beberapa hal yang diharapkan bisa terwujud. Ritual yang sering disebut orang Jawa sebagai 'nyenyuwun' ini kata beliau sering dimanfaatkan untuk memohon kebaikan dalam hidup, diantaranya perlindungan, kesehatan, jodoh, keharmonisan keluarga dan dibebaskan dari segala masalah yang sedang dihadapi.
Petugas di kawasan candi selalu menyambut baik wisatawan yang memang ingin melakukan ritual 'nyenyuwun' ini. Ini kan masalah keyakinan, tak ada seorang pun yang bisa memaksakan. Mau percaya ataupun tidak, itu menjadi pilihan masing-masing.Â
Jika ini pun sudah menjadi sebuah bentuk kearifan lokal di kawasan candi, setiap orang wajib menghormatinya. Walaupun pada akhirnya tetaplah kita tak boleh melupakan Tuhan yang Maha Esa, karena Dia lah yang berkuasa atas segalanya.
***
Hemm... beginilah perjalanan menyenangkan saya ke candi Borobudur. Penuh dengan hiburan, penuh dengan pengalaman baru yang sangat bermanfaat. Saya jadi semakin memahami bahwa setiap cagar budaya selalu menyimpan sebuah nilai sejarah yang harus selalu kita jaga eksistensinya. Harapannya, nilai sejarah ini akan abadi sepanjang waktu, tanpa khawatir tergerus perkembangan zaman.
Setiap tahunnya, batu-batu ini diteliti oleh arkeolog untuk bisa disusun di salah satu bagian candi saat ditemukan batu pasangannya. Hingga kini, masih tersisa 10-ribuan batu yang sedang diteliti. Saya membayangkan, jika semua batu itu sudah temukan pasangan dan tersusun rapi, candi ini tentu akan berdiri lebih gagah dan makin bernilai di mata dunia.Â
Semoga kehadiran destinasi wisata yang pernah tampil dalam bursa pariwisata internasional (ITB) di Berlin ini semakin memperkaya wisata Indonesia dengan beberapa kearifan lokal yang terkemas dalam satu paket 'mahal'.Â
Borobudur memang mahakarya yang luar biasa. Ia mahal karena wujudnya, unsur budayanya, kesakralannya serta nilai sejarahnya. Semoga setiap manusia dari belahan bumi ini berkesempatan untuk menikmati pesonanya.
Riana Dewie
Referensi : www.cnnindonesia.com