Panorama alam di seputaran candi Borobudur memang fantastis. Bentangan sawah, aliran sungai serta eloknya pegunungan turut menghiasi kawasan candi sehingga sedikit meniupkan kesejukan dari hawa panas yang kadang dikeluhkan oleh pengunjung.Â
Ah, opini orang memang beragam. Saya pribadi sih mengatakan bahwa hawa di seputaran candi ini sejuk, apalagi saat mata dimanjakan oleh lukisan semesta yang begitu indahnya.
Jumlah pengunjungnya Borobudur dikabarkan selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dari data CNN Indonesia, jumlah pengunjung Borobudur di tahun 2015 adalah sebanyak 3,5 juta wisatawan, 2016 mencapai 3,7 wisatawan dan target di tahun 2017 ini adalah 3,9 juta wisatawan. Semoga terealisasi dan makin banyak wisatawan yang bisa menikmati keindahan candi yang dibangun oleh Raja Samaratungga ini.
Banyak hal baru yang saya temukan, mulai dari antrian tiket masuk, pengecekan tas bawaan (pelarangan membawa makanan), spot-spot selfie yang menarik, beberapa spot untuk nguri-uri (melestarikan) budaya, taman-taman yang tertata indah serta bangunan candinya sendiri yang mengalami revitalisasi di beberapa sudutnya. Tentu, semua berprogres sangat baik.
Kearifan lokal sendiri bisa diartikan sebagai nilai-nilai atau pandangan yang mengandung kebaikan dan kebijaksanaan dari suatu tempat, yang dipercayai oleh masyarakat setempat dan diikuti turun-temurun.Â
Di kawasan candi yang lekat dengan cerita sejarah ini pun tak bisa lepas dari kearifan lokal yang sudah terbentuk sejak lama. Nah, saya akan informasikan beberapa kearifan lokal yang saya temukan dari perjalanan wisata saya ke Borobudur beberapa waktu lalu (06/08/2017):
1. Pengunjung dengan celana/rok pendek wajib mengenakan Kain Borobudur
Sebelum ke Borobudur, saya sering melihat teman-teman yang upload foto jalan-jalan ke candi yang dikelilingi 72 stupa ini dengan mengenakan kain batik warna biru. Awalnya saya pikir batik ini adalah cinderamata yang mereka beli di sana.Â
Baru kemarin saya tahu bahwa setiap pengunjung yang mengenakan celana/rok pendek, wajib mengenakan kain batik ini dan inipun tanpa dipungut biaya.