Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gerhana Matahari di Jogja Tak Total Namun Tetap Istimewa

9 Maret 2016   10:30 Diperbarui: 9 Maret 2016   11:38 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gerhana Matahari Sebagian di Kota Jogja (Dok.Pri)"][/caption]Saat mata saya terbuka pagi ini, langsung deh kepikiran Gerhana Matahari. Tak pikir panjang, karena gerhana dimulai sekitar jam 06.20 untuk wilayah Jogja, saya dan suami bergegas menengok ke luar rumah, barangkali ada fenomena indah yang terlihat. Namun belum ada penampakan istimewa dari arah rumah kami sehingga akhirnya kami pun berencana untuk jalan-jalan naik motor sembari melihat pemandangan langit, kali aja kami orang Jogja ‘kecipratan’ untung agar bisa menikmati fenomena alam yang hanya berlangsung sekitar 33 tahun sekali ini.

Masjid di depan rumah kami pun dipadati dengan umat muslim yang sedang menjalanankan ibadah shalat Gerhana Matahari. Saat motor melaju sekitar jam 07.15, kanan kiri tampak lengang. Jalan raya yang biasanya dipadati kendaraan, pagi ini mungkin hanya 5% saja dibanding biasanya. Entah mungkin karena hari ini bertepatan dengan hari raya Nyepi sehingga beberapa umat Hindu yang ada di Jogja meminimalkan aktivitasnya di luar. Atau mungkin karena hari ini juga hari libur Nasional (Nyepi) sehingga banyak masyarakat yang bermalas-malasan dan sengaja bangun siang. Kemungkinan lain adanya mitos ‘jangan keluar rumah’ yang turun temurun didoktrin oleh para sesepuh yang masih menganggap peristiwa Gerhana Matahri sebagai sesuatu yang menakutkan.

[caption caption="Jalanan di Kota Jogja Sepi Saat Gerhana Matahari 2016 (Dok.Pri)"]

[/caption]Akhirnya motor kami tiba di daerah Malioboro dan lagi-lagi suasana tak seramai biasanya. Rencana awal sih ingin menuju ke Tugu Jogja, namun karena waktu sudah mepet dan tak memugkinkan untuk kesana, akhirnya kami mampir di sebuah tempat parkiran (pedestrian) baru yang dibangun oleh pemerintah kota Jogja di daerah Malioboro, yaitu Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali. Motor kami bawa naik dan diparkirkan di atas. Disana sudah banyak kerumunan orang-orang yang mayoritas anak muda dengan membawa kamera dan berbagai aksesoris untuk melihat gerhana matahari secara aman.

Saya tak terlalu paham, mereka membawa plastik papan hitam (seperti plastik tebal hasil rontgen) untuk melihat gerhana. Saat tadi menyusuri jalanan Jogja, saya juga melihat benda yang sama namun sepertinya memang dijual umum, khusus untuk menyaksikan fenomena ini. Tak kalah pula mereka yang pede mengenakan kacamata 3D agar mata lebih aman saat menyaksikan penampakan raja surya tersebut.

Saya pribadi tak bisa menyaksikan keindahan gerhana matahari dari atas Malioboro, justru merasa sedikit sakit mata lantaran terlalu silau dengan cahayanya. Sesekali memberanikan diri untuk memandang ke arah matahari tanpa pengaman apapun namun tak ada hasilnya. Orang-orang di sekitar kami berdiri beberapa ada yang menjadi wartawan ‘dadakan’ untuk meliput penampakan matahari dengan senjata utama, yaitu tripot dan kamera, termasuk kami. Hehehe… Kurang lebih disana sekitar 30 menit, akhirnya kami beranjak pulang sekitar jam 08.05 dan melanjutkan aktivitas pagi untuk menikmati soto panas di daerah PGRI Jogja.

[caption caption="Anak Muda memadati TPU Abu Bakar Ali Kawasan Malioboro untuk Memotret Gerhana Matahari (Dok.Pri)"]

[/caption]Akhirnya, kami bisa menikmati Gerhana Matahari Sebagian (GMS) dari kota Jogja di tahun 2016 ini. Mungkin bagi banyak orang yang yang bisa merasakan fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) akan lebih nikmat dan tajub dengan keindahannya yang luar biasa karena bisa menyaksikan matahari yang tertutup penuh oleh bayangan bulan secara maksimal. Namun bagi kami yang tinggal di Jogja, masih bisa menikmati gerhana matahari secara sederhana pun sudah lebih dari cukup. Saya sendiri sangat bersyukur, Gerhana Matahari di tahun 1983 yang lalu, saya tak bisa menikmatinya karena memang belum lahir ke dunia ini, direncanakan saja belum. Hehehe.. Tapi hari ini, saya sangat senang masih diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melihat fenomena alam yang ditunggu-tunggu sejak beberapa waktu lalu ini.

[caption caption="Gerhana Matahari 2016 Dilihat dari Kota Jogja (Dok.Pri)"]

[/caption]

[caption caption="Gerhana Matahari 2016 Dilihat dari Kota Jogja (Dok.Pri)"]

[/caption]Oleh karenanya, gerhana matahari sebagian yang terlihat dari Jogja bagi kami tetaplah istimewa. Makin istimewa karena fenomena gerhana matahari kali ini (2016) dijadikan sebagai ajang Wisata Gerhana yang sangat diminati oleh para traveller, terutama menuju ke kota-kota di Indonesia yang mampu menikmati fenomena ini secara total. 

Hari ini memang penuh keistimewaan. Selain bertepatan dengan terjadinya Gerhana Matahari, kita juga beruntung karena bisa bonceng libur menyaksikan gerhana ini dari libur nasional hari raya Nyepi. Tak lupa saya ucapkan Selamat Merayakan Hari Raya Nyepi bagi seluruh umat Hindu di Indonesia, semoga kita semua bisa mendapatkan pencerahan hati dan sinar suci dari yang Maha Agung.

Salam, Riana Dewie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun