Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Money

Non Tunai? Inilah Transaksi Praktis, Cerdas dan Menyenangkan

14 Juni 2015   23:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebayang gak kalau Anda harus mengantri panjang di Bank hanya gara-gara mau transfer uang? Anda masih hobby membayar Listrik (PLN) dan PDAM di kantor pos? Bayar angsuran kredit motor harus datang ke kantor finance-nya? Harus berkorban antri panjang demi mendapat tiket nonton?

Seribet itukah hidup Anda di zaman modern seperti sekarang? Tak dapat dipungkiri, ternyata banyak masyarakat Indonesia yang masih nyaman dengan melakukan pembayaran secara tunai (tradisional). Pernahkah Anda berpikir demikian : Apakah saya selalu punya banyak waktu untuk melakukan pembayaran tunai? Berapa lama ya saya harus mengantri? Daripada mengantri, bukankah saya bisa melakukan aktivitas lainnya? Inilah yang harus kita pahami bersama bahwa Indonesia harus maju dengan membiasakan diri melakukan transaksi non tunai. Mengapa masyarakat harus beralih ke pembayaran non tunai? Ini karena transaksi tunai memiliki banyak kelemahan sebagai berikut :

Kurang Efisien. Pemakaian uang kartal (kertas dan logam) tentunya memaksa BI untuk selalu mengeluarkan uang ini dalam jumlah yang tak sedikit. Kebayang gak ruginya dimana? Tentu dalam hal anggaran karena proses pengadaan dan pengelolaan (cash handling) membutuhkan biaya yang mahal. 

Buang Waktu. Seperti yang telah dijelaskan diatas, jika Anda masih hobi membayar secara tunai, berapa lama Anda harus mengantri di loket pembayaran? Tentu akan membuang waktu Anda yang seharusnya efektif untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif.

Kurang Praktis. Iya,  untuk pembayaran tunai memang dirasakan kurang praktis. Lha kenapa? Kebayang kan, Anda akan berbelanja barang elektronik di toko seharga Rp. 15 juta. Cukupkah dompet Anda menampung uang sebanyak itu? Belum lagi saat mau bayar harus hitung manual lagi biar benar jumlahnya. Tentu saja ini sangat tidak praktis dan kurang efektif. 

Meningkatkan Kriminalitas. Transaksi tunai yang serba ‘manual’ ini tentu membahayakan bagi beberapa pihak. Ini dikarenakan ketika melakukan transaksi tunai, peluang untuk tidak tercatatnya rincian transaksi akan semakin tinggi. Akibatnya, berbagai kesempatan ‘kriminal’ juga bisa semakin dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab, seperti kasus pencucian uang ataupun korupsi.

Anda sudah dapat melihat bagaimana transaksi tunai dirasakan kurang cepat, kurang praktis dan kurang aman. Lalu, bagaimana solusi mengatasinya? Yuk move on ke transaksi non tunai, proses pembayaran yang lebih cepat dan aman untuk berbagai aktivitas perekonomian Anda.

YUK, MOVE ON KE TRANSAKSI NON TUNAI

Pembayaran non tunai? Well, inilah gebrakan Indonesia untuk meningkatkan fasilitas transaksi keuangan yang lebih aman dan nyaman untuk seluruh masyarakat. Sebagai warga negara yang baik, mari sambut dengan antusias berbagai program pemerintah yang bermanfaat bagi perkembangan bangsa, termasuk program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Tanggal 14 Agustus 2014 lalu, gubernur Bank Indonesia secara resmi mencanangkan “Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)” di Mangga Dua Mall, Jakarta. Pencanangan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia sebagai komitmen untuk mendukung GNNT.

Apa itu GNNT?

GNNT sendiri bermakna sebagai bentuk gerakan transaksi keuangan non tunai yang menggunakan kartu. Kartu ini memiliki saldo yang bisa diisi ulang secara elektronik. Dalam transaksi, kartu tidak memerlukan klarifikasi PIN maupun tanda tangan sehingga dapat menjadi lebih cepat dan mudah. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan pembayaran non tunai hingga suatu hari akan terbentuk sebuah kumpulan masyarakat yang terbiasa menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS), khususnya dalam melakukan transaksi keuangannya. Bahkan di masa depan, untuk lebih mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, aman dan handal dengan tetap menjunjung tinggi aspek perlindungan konsumen, memperhatikan perluasan akses dan kepentingan nasional, Bank Indonesia akan meningkatkan elektronifikasi transaksi pembayaran dan infrastruktur sistem pembayaran. Melihat berbagai ide menarik ini, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri untuk mencicipi berbagai fasilitas canggih yang akan memudahkan kita dalam melakukan transaksi keuangan.

Bagaimana Perkembangan Transaksi Non Tunai di Indonesia?

Kita tentu bisa melihat, beberapa kantor pembayaran di Indonesia setiap hari masih dipadati oleh mereka yang mengantri di loket untuk berbagai keperluan, seperti membayar PLN, PDAM, angsuran kredit, dsb. Hanya sekitar 31% penduduk Indonesia yang sadar teknologi yang mulai beralih ke transaksi non tunai untuk mempermudah aktivitas mereka. Selebihnya? Tentu mereka masih asyik dengan pembayaran tunai dengan alur datang ke kantor pembayaran, mengambil nomor antrian, mengantri beberapa waktu lalu melakukan proses pembayaran. Padahal di negara tetangga, prosentase penggunaan transaksi non tunai telah melebih 50% jumlah penduduknya dimana mau tidak mau kita harus mengakui bahwa mereka lebih maju daripada Indonesia. Yuk bersama-sama menyadari betapa hebat manfaat transaksi non tunai yang berdampak positif terhadap segala aktivitas perekonomian dengan sistem yang lebih aman, cepat dan mudah.

Jenis Transaksi Non Tunai

Sudah siapkah Anda menggunakan transaksi non tunai? Ataukah mungkin selama ini Anda sudah memanfaatkan beberapa instrumen non tunai namun tak menyadarinya? Pada dasarnya, transaksi non tunai memiliki tiga bentuk yaitu paper based seperti cek dan bilyet giro, card based seperti kartu kredit, ATM dan debit, atau electronic based contohnya E-Money.

1. Kartu ATM

Kartu ATM (Dok.Pri)

Siapa yang tak kenal ATM? Inilah alat elektronik yang diberikan oleh bank kepada pemilik rekening yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara elektronik seperti mengecek saldo, mentransfer uang, penarikan tunai, pembayaran tagihan bulanan (telepon, asuransi, angsuran dll) serta pembelanjaan. Ini terasa sangat mudah karena dengan menggunakan ATM, Anda tak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi. Selain itu, ATM juga sangat fleksibel digunakan dimanapun berada karena kini telah tersebar banyak gerai/mesin ATM di setiap sudut kota. ATM juga dapat Anda manfaatkan secara aman dan leluasa karena tak terbatas waktu.

--> Bagi Anda yang belum punya ATM, yuk segera urus ke bank terdekat agar transaksi lebih mudah dan cepat kapanpun Anda membutuhkan.

2. Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu transaksi. Kartu ini dikeluarkan bank untuk pembayaran dan bisa Anda lunasi di bulan berikutnya. Jika terlambat membayar tentu akan ada bunga yang wajib dibayarkan disamping nominal pokoknya. Penyelenggara kegiatan kartu kredit di dunia ini hanya ada dua, yaitu VISA dan Mastercard.

--> Bagaimana dengan Anda? Masih takut punya kartu kredit? Jangan khawatir, Anda justru akan diuntungkan asalkan pemakaian normal dan sesuai dengan penghasilan.

3. E-Money (Uang Elektronik)

Sebuah kartu elekronik yang dijadikan alat pembayaran atas dasar nilai uang yang disetorkan terlebih dahulu. Jumlah setoran berkisar antara Rp 1 juta (chip based) hingga Rp 5 juta rupiah (Server based). Dana disimpan secara elekronik dan digunakan untuk pembayaran yang transaksinya juga dilakukan secara elektronik. Inilah cara praktis bertransaksi karena tidak dibutuhkan tabungan saat aktivasi.

--> Yuk daftar E-Money untuk mempermudah transaksi Anda. Saya pun sudah memiliki akun E-money milik Bank Mandiri yang disebut sebagai Mandiri e-cash.

4. E-Banking

E-Banking merupakan sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Berbagai produk E-Banking yang sering digunakan adalah Internet Banking (transaksi perbankan melalui komputer), Mobile Banking/SMS Banking (transaksi perbankan melalui SMS) serta Phone Banking (transaksi finansial non-cash melalui telepon).

--> Mudahnya bertransaksi menggunakan E-Banking. Modalnya hanya perangkat gadget dan internet. Tanpa ribet dan tanpa antri lama.

Di masa yang lalu, ada beberapa alat transaksi yang dirasa lebih memudahkan masyarakat selain transaksi tunai. Pemanfaatan Cek dan Bilyet Giro memang cukup membantu memudahkan transaksi keuangan pada saat itu. Walaupun kini sistem pembayaran mengalami kemajuan, namun banyak masyarakat yang kini masih hobi bertransaksi dengan memanfaatkan Cek dan Bilyet Giro.

5. Cek

Cek adalah perintah kepada Bank dari orang yang menandatanganinya untuk pembayaran sejumlah uang yang tertera pada lembaran cek tersebut kepada orang yang namanya disebut dalam cek. Pencairan uang di cek tak membutuhkan waktu yang lama. Untuk menggunakan cek, kita harus membuka giro di bank yang bersangkutan.

--> Cek dirasakan sangat praktis karena Anda tak perlu membawa uang banyak saat transaksi sehingga meminimalkan risiko perampokan atau kejahatan lainnya.

6. Bilyet Giro (BG)

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor rekening pada bank yang sama atau bank yang lain. Proses penarikan bilyet giro tentu melalui tahap kliring terlebih dahulu untuk kota yang sama dan tahap inkaso untuk luar kota atau negara lain.

--> BG memiliki manfaat yang hampir sama dengan cek. Sangat memudahkan aktivitas Anda karena dapat ditarik dari bank lain yang bukan penerbit rekening giro.

PENGALAMAN SAYA DALAM BERTRANSAKSI NON TUNAI

Selama ini, ada beberapa aktivitas saya yang menggunakan sistem non tunai. Mengapa saya memanfaatkan non tunai? Ini karena saya merasa lebih praktis, mudah dan aman dengan transaksi ini. Selain itu, saya juga merasa irit bensin (tak perlu mendatangi kantor-kantor pembayaran) dan irit waktu (tak perlu mengantri seperti zaman purba). hehehe 

- Bayar angsuran lewat mesin ATM

Saat dulu awal kerja, saya tertarik dengan sebuah laptop harga Rp. 5 jutaan. Karena pada saat itu belum punya tabungan, akhirnya saya kredit dengan memanfaatkan salah satu perusahaan pembiayaan kredit dengan bunga yang sangat kecil. Ya, awalnya saya masih menerapkan cara manual, bayar angsurannya datang ke kantor, mengantri lalu bayar. Tapi setelah saya tahu bisa membayar lewat ATM, akhirnya saya melakukan pembayarannya di gerai ATM, cukup pilih menu pembayaran/angsuran (tergantung Banknya). Selain itu, suami juga sering memanfaatkan mesin ATM untuk membayar PLN dan PDAM. Semua beres deh, rekening kita terpotong dengan otomatis.

- Bisnis Onlineshop, saya memanfaatkan fasilitas e-Banking

(Capture saat Melakukan transaksi dengan e-banking- Dok.Pri)

Saya adalah pekerja kantoran. Namun saya dulu juga aktif jualan online melalui BB. Dengan aktivitas jual beli yang lumayan menguras waktu, tidak mungkin juga saya bolak balik ke gerai ATM untuk melakukan transfer ke supplier. Oleh karenanya, saya pilih sistem praktis yang mendukung bisnis saya, yaitu memanfaatkan e-Banking. Sebagai contohnya, untuk memudahkan pengecekan transfer masuk oleh customer, saya pun memanfaatkan SMS Banking sehingga siapapun yang transfer ke 3 rekening bank yang saya miliki (BCA, Mandiri dan BRI), maka akan ada notifikasi masuk melalui SMS. Dan selanjutnya, karena saya pun bisa online setiap saat, akhirnya saya mulai memanfaatkan Internet Banking untuk lebih memudahkan transaksi dan cek saldo (lebih murah karena tanpa potongan biaya).

- Belanja dengan kartu ATM

Saya adalah tipe orang yang tak terlalu telaten untuk bisa membawa uang tunai lebih dari Rp.200.000 di dompet (kecuali terpaksa karena harus membayar secara tunai). Oleh karenanya, dalam berbelanjapun saya sangat jarang menggunakan uang tunai. Dimanapun saya belanja, entah dalam jumlah kecil ataupun banyak, saya selalu memanfaatkan ATM dalam bertransaksi. Untuk bisa memanfaatkannya, syaratnya hanya satu, yaitu jumlah saldo rekening harus melebihi total belanja atau minimal sama agar kita dapat melakukan pembayaran non tunai dengan lebih mudah dan cepat.

- Nonton Film bayar pake Kartu Kredit atau M-tix

Struk pemesanan Tiket dan Pembelian Makanan di CINEMAXX dengan kartu kredit (kiri) dan kartu debit (kanan) - Dok.Pri

Saat ingin menonton film pun, kita juga dimudahkan dalam berbagai transaksi non tunai. Sebagai contohnya saat ingin menonton film di XXI, tahu sendiri kan seberapa parah antriannya ketika kita beli tiketnya dadakan, apalagi itu film sudah ditunggu-tunggu penggemarnya. Cara praktis yang sering saya lakukan bersama suami adalah dengan sistem M-tix. Syaratnya : isi saldo/deposit M-tix di XXI terdekat di hari sebelum kita nonton film (lebih baik depositnya banyak sekalian biar ada cadangan jika ingin menonton film lagi). Selanjutnya, bangun pagi-pagi, buka web mtix.21cineplex.com. Disana Anda akan dimudahkan dalam memilih film, waktu ataupun kursi sesuai selera karena dipastikan belum ada orang lain yang membeli tiket secara langsung sepagi itu. Lain lagi jika Anda ingin menonton film di CINEMAXX, Anda bisa dimudahkan dengan pemanfaatan kartu kredit. Ini tentu sangat mudah dan tanpa harus mengantri saat beli tiket. (dan berbagai aktivitas non tunai lainnya)

ALASAN SAYA SUKA BERTRANSAKSI NON TUNAI

Setelah beberapa tahun terakhir saya memanfaatkan transaksi non tunai, saya dapat menyimpulkan bahwa pembayaran non tunai itu memang sangat memudahkan hidup saya dengan berbagai keuntungan yang luar biasa. Apa saja itu?

Melek Teknologi

Ya, saya rasa dengan mencoba memanfaatkan transaksi non tunai, masyarakat akan belajar untuk melek teknologi. Mengapa? Karena beberapa aktivasi sistem non tunai akan mewajibkan nasabah untuk mengaktifkan berbagai keperluan perbankan dengan sistem online (menggunakan internet). Oleh karenanya, ini merupakan salah satu cara untuk melakukan transaksi yang lebih praktis, mencerdaskan masyarakat serta terasa lebih menyenangkan.

Hemat Waktu

Siapa yang tak setuju dengan pendapat saya ini? Sudah terbukti bahwa transaksi non tunai akan menghemat waktu Anda sebesar 90% daripada transaksi tunai. Misalnya : Anda harus mengantri beli tiket film 2012 sejak subuh (pengalaman pribadi). Tapi jika Anda menggunakan transaksi non tunai, Anda cukup bayar dengan M-tix dan saldo terpotong dari rumah saat pendaftaran online, tanpa harus mengantri tentunya.

Praktis

Dengan transaksi non tunai, Anda tak perlu membawa banyak uang untuk transaksi appaun. Mau belanja Rp. 100 ribu, Rp. 1 juta ataupun Rp. 100 juta sekalipun, semua pembayaran akan lebih praktis dan mudah jika menggunakan transaksi non tunai. Bisa dibayangkan, berapa banyak tas atau plastik berisi uang yang akan Anda bawa untuk bertransaksi tunai? Sangat tidak praktis tentunya.

Aman (mengurangi kriminalitas)

Faktor keamanan memang menjadi fungsi utama dari transaksi non tunai. Mengapa aman? Pertama, transaksi non tunai dilengkapi dengan sistem keamanan dimana hanya penggunanya (pemilik) yang bisa bertransaksi (bisa dengan password ataupun no HP). Kedua, transaksi non tunai juga membantu pemerintah dalam mengurangi uang palsu yang meresahkan masyarakat. Ketiga, non tunai dianggap aman karena berapapun jumlah uang ataupun jenis transaksi yang Anda gunakan, takkan diketahui oleh orang lain. Bayangkan jika Anda membawa banyak uang saat keluar dari bank? Waspadalah karena bisa-bisa para pelaku kejahatan mengintai Anda di jalan. Keempat, transaksi non tunai juga akan meminimalkan tidakan korupsi atau pencucian uang karena rincian transaksinya tercatat rapi di sistemnya.

Transparan

Semua transaksi akan tercatat dan terekam secara akurat oleh chip magnetic di dalam kartu. Selain itu, pencatatan transaksi juga lebih simpel dan mudah dipahami sehingga Anda langsung bisa membaca aktivitas transaksi Anda, apapun medianya.

Mudah

Dengan transaksi non tunai tentu akan membuat hidup Anda semakin mudah. Kartu E-money misalnya, Anda bisa mengaktifkannya tanpa harus menyertakan info KTP atau slip gaji. Selain itu, sistem ini juga akan memudahkan pembayaran Anda dalam jumlah kecil namun rutin dilakukan, misalnya pembayaran tol, parkir, transportasi dll.

Banyak Promo

Mandiri e-cash (ridwansyah.com)

Pernah lihat iklan promo produk untuk transaksi non tunai? Jika membeli gadget tertentu dengan kartu kredit, Anda akan mendapat potongan 10%. Atau jika Anda ingin kredit produk di salah satu onlineshop besar dengan kartu kredit, Anda dapat melakukan cicilan dengan bunga 0%. Di beberapa restoran ataupun toko-toko tertentu juga menawarkan banyak diskon dan cashback jika dibayar dengan non tunai. Ini membuktikan bahwa non tunai juga dapat meringankan biaya atas produk yang kita beli.

Mengurangi Inflasi

Perlu kita ketahui bahwa penggunaan uang elektronik di Indonesia memiliki dampak positif bagi perekonomian negara kita. Jika uang yang beredar makin sedikit, penggelapan uang akan makin berkurang sehingga dapat mengurangi gejolak inflasi yang berlebihan. Selain itu, berkurangnya produksi uang kartal oleh BI juga dapat menghemat biaya produksi dan perawatan uang yang lumayan tinggi.  Hasilnya, sistem keuangan di Indonesia akan semakin baik, aman dan stabil.

Diterima secara Global (di seluruh dunia)

Pernahkah membayangkan ketika Anda sedang jalan-jalan diluar negeri tiba-tiba kehabisan stok mata uang negara tersebut? Tentu mengkhawatirkan, alih-alih bisa belanja, uang negara kita takkan laku disana, kecuali jika ditukarkan dulu di tempat penukaran mata uang. Bagaimana solusinya agar ini tak terjadi? Beralihlah ke sistem non tunai. Tak perlu menukarkan uang, Anda hanya cukup membawa uang elektronik yang bisa dimanfaatkan dimanapun Anda berada, sekalipun di luar negeri. Sebagian kartu kredit dan debit kita dapat digunakan untuk penarikan uang di luar negeri. Ini juga sangat membantu para TKI yang berniat untuk mengirimkan uang ke kerabatnya di Indonesia. Dengan sistem non tunai, dipastikan tak ada lagi biaya besar atau pun pungutan liar yang selama ini membebani mereka.  Lebih menyenangkan bukan?

***

Inilah berbagai keuntungan yang dapat saya ulas terkait dengan betapa mudahnya jika kita bertransaksi non tunai. Pada dasarnya tak ada yang sulit untuk dilakukan jika kita mau belajar dan move on menjadi bangsa yang lebih maju. Melalui kerjasama antara Bank Indonesia, Pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri sistem pembayaran serta seluruh masyarakat, semoga sistem pembayaran secara non tunai ini semakin dimanfaatkan oleh masyarakat dalam aktivitas ekonominya sehingga kita akan menjadi negara yang lebih maju serta selalu dapat mengedepankan berbagai program yang lebih cerdas dan menyenangkan bagi masyarakat Indonesia.

 

Sumber Referensi : www.practicalmoneyskills.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun