Jalan yang kami lalui memang tidak mudah namun pemandangan yang kami dapatkan juga tak mengecewakan. Saat itu sudah menunjukkan jam 15.00. Sebenarnya kami belum sampai diposisi klimaks, posisi puncak gunung purba yang diceritakan orang sangat indah dan megah. Namun karena keterbatasan waktu, kami pun mengurungkan niat untuk melanjutkan pendakian dan akhirnya kami pun melakukan perjalanan turun gunung. Ya, perjalanan ini tidak seberat saat naik tadi. Hanya saja tetap harus waspada dengan area yang serba licin dan berbatu.
Sesampainya di kaki gunung, kami membersihkan diri, mandi dan berganti pakaian yang lebih bersih. Kami pun bersiap untuk melakukan perjalanan di lokasi selanjutnya, yang hanya 5 menit dari lokasi gunung purba, yaitu Embung (waduk mini) Nglanggeran.
---
EMBUNG NGLANGGERAN : KOMBINASI ALAM YANG ‘ISTIMEWA’
Akhirnya, sampailah kami di Embung Nglanggeran. Embung Nglanggeran letaknya berada di tenggara Gunung Api Purba Nglanggeran kira-kira berjarak 2 km. Alamatnya berada di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. Koordinat GPS: S7°50'26.052" E110°32'41.964. Embung ini dibangun sangat unik karena berada di atas bukit dengan tujuan agar bisa dimanfaatkan untuk pengairan tanaman buah sebagai embrio kebun buah Nglanggeran (bukit api purba).
Sore itu, sekitar jam 16.15, kami sampai di parkiran motor lokasi embung, Ya, hamparan alam dari bawah terlihat masih sepi namun sangat luas. Dari kejauhan, terlihat pagar embung yang memutari, walaupun hanya sebagian. Akhirnya kami mulai berjalan naik menuju tangga Embung Nglanggeran, lokasi yang areanya lebih mudah dijangkau daripada Gunung Purba. Seperti biasa, lokasi Embung selalu menyambut para pengunjungnya dengan tugu Durian dengan tulisan informasi lengkap tentang pembangunannya. Embung Nglanggeran ini diresmikan oleh Sri Sultan HB X tanggal 19 Februari 2013.
Setelah puas membaca informasi di tugu tersebut, kami melanjutkan perjalanan naik hingga sampailah di dataran rata yang sudah dibangun bagus oleh pengelola disana. Wah, hamparan waduk mini yang bernuanasa sejuk dan segar kami rasakan saat pertama menginjakkan kaki di Embung Nglanggeran. Kami berputar mengelilingi lokasi tersebut sambil berfoto ria untuk mengabadikan setiap sudut indah disana.
Saat kami mendatangi Embung Nglanggeran, ternyata banyak juga pengunjung lain yang antusias untuk menikmati wisata alam yang penuh keindahan ini. Karena saya pribadi belum pernah menikmati pemandangan embung, sontak saat itu lumayan kaget dan takjub dengan suguhan keindahan dari Embung Nglanggeran. Bukan hanya wisata air yang disuguhkan, namun wisata alam pegunungan, perbukitan, hamparan sawah dan tiupan angin yang menyejukkan tubuh sungguh membuat kami sangat terlena. Apalagi dihiasi dengan kicauan burung yang mendinginkan hati, sungguh merupakan kombinasi alam yang sangat istimewa. Mungkin jika saat itu sempat memutar musik Kitaro, bisa sekalian semedi kali ya. Hehe
Sebagai obyek wisata yang unik, ada beberapa larangan yang harus ditaati pengunjung Embung Nglanggeran agar semua merasa aman dan nyaman. Adapun isi larangan tersebut adalah : Dilarang berenang di embung, Dilarang melempar atau membuang apapun ke embung, Dilarang duduk di pagar embung, Dilarang membuang sampah sembarangan serta Dilarang merusak atau mengambil fasilitas embung.
Seperti yang telah disebutkan diatas, Embung Nglanggeran dibuat agar bisa mengairi kebun buah yang ada disekitarnya. Berbagai pohon buah telah ditanam disana, seperti pohon durian, mangga, rambutan, dll. Anda bisa bayangkan bukan, betapa menariknya suasana di Embung Nglanggeran saat musim buah tiba. Bukan saja keindahan alamnya yang menarik untuk disaksikan namun juga lokasi tersebut akan dipenuhi buah-buahan yang sudah matang dan siap petik.
---
‘MENDADAK ROMANTIS’ DI MALAM HARI. SEMPURNA..!!!!
Kami merasa memiliki waktu yang sangat terbatas saat menikmati wisata Embung Nglanggeran. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu singkat, jam sudah menunjukkan pukul 17.00. Kami merasa sangat tergesa-gesa dan mau mengakhiri perjalanan wisata kami tepat di jam itu. Namun setelah ingat cerita beberapa teman bahwa ada pmandangan sunset sangat indah di Embung Nglanggeran, akhirnya kami mengurungkan niat untuk pulang. Kami lanjutkan bersenda gurau disana sambil menghirup nafas sedalam-dalamnya dan melepaskannya hingga meringankan hati dan pikiran kami saat itu. Ya, benar-benar nyaman, tenang, damai dan bebas masalah. Kami lupakan sejenak segala gelisah hati dan rutinitas kantoran dengan meluapkan segala beban hati dan menikmati suguhan keindahan disana.