Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuntut Pertanggungjawaban dan Kritik Keras Bagi Ulama: Kaji Lebih dalam Lagi Riya dan Sum'ah!

19 Juni 2023   13:30 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:01 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara bagi orang yang telah kufur, lagi menuduh orang orang tulus dalam berkebaikan berbuat riya dan sumah. Maka ia dibenci Allah dan Malaikat, sehingga neraka dunia dan neraka akhirat untuknya.

Banyak fenomena yang mengenaskan terjadi, dimana orang-orang yang belajar dakwah melalui aksi nyata dalam kebaikan, dituduh riya dan sum'ah melalui komentar pedas di media sosial. Banyak juga orang yang belajar hijrah dari keburukan menuju kebaikan, dituduh riya dan sum'ah oleh orang orang yang katanya religius belajar Islam. Akibatnya bagi yang lemah imannya, kembali kepada jalan keburukan bahkan kepada kekufuran, akibat kapok mendapat hujatan dan cacian yang merendahkan kebaikannya.

Hal ini sudah menjadi penyakit masyarakat karena bisa menghilangkan berkah malaikat di suatu wilayah penduduk tersebut, dampaknya adalah gejala alam yang makin gersang dan penuh bencana. Pertanyaannya siapa yang bertanggungjawab yang telah menanamkan pemahaman dangkal tentang Riya dan Sum'ah ini?

2. Pelaku Riya dan Sumah mendapat kebaikan didunia, namun tidak di akhirat

Orang-orang religius saja masih dikelabui pikirannya dengan menyangka ia telah beribadah untuk Allah, namun ternyata saat di pengadilan Akhirat ia mendapatkan kerugian yang nyata yaitu azab neraka? Mengapa?

1. Ia beribadah ingin mendapatkan pengakuan manusia bahwa ia adalah seorang yang religius, nyatanya saat sedang tidak dalam  perhatian orang-orang banyak, ia malah termasuk orang yang menjauhkan diri dari peribadatan alias ibadahnya tidak ia kerjakan jika tidak diperhatikan orang banyak.

2. Ia berbuat kebaikan jika disaksikan orang banyak, namun saat bertemu dengan orang yang ia hinakan disebabkan tidak memiliki kedudukan yang berarti, ia merendahkan orang tersebut karena tidak ada orang yang menyaksikannya.

Jadi kebaikan mereka bersifat semu, dan hanya demi keuntungan dunia yang sesaat semata, bukan murni karena ketulusan namun demi kedudukan dan pengakuan semata, inilah esensi dari Riya dan Sum'ah yang nyata.

Mereka yang berlaku Riya dan Sum'ah masih mendapat kebaikan semasa hidup didunia, namun saat dipengadilan akhirat mereka tidak mendapatkan kebaikan sedikitpun.

Sebagai Wasana Kata

Mohon untuk para Ulama mengkaji lebih dalam bab tentang kebaikan, atau Allah menuntut pertanggungjawaban kalian semua di dunia maupun di akhirat. Ini sudah terlanjur menjadi penyakit masyarakat kita dengan memvonis seorang Riya dan Sum'ah. Sewaktu waktu perkataan keji ini bisa menjadi hakim yang mengantarkan seorang muslim pada neraka dunia bahkan neraka akhirat. 

Bahkan pemuka agama yang gemar mengangkat topik ini tanpa disertai ilmu yang mendalam, maka diikut sertakan dalam siksa neraka tersebut sebagai balasan karena dampak merusak yang ditimbulkan semasa menyebarkan pemahaman dangkal tentang kebaikan di alam dunia.

Cimahi, 19 Juni 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan Warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun