Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Inspirasi dari Film Masa Remajaku: Negeri 5 Menara

5 April 2023   03:00 Diperbarui: 5 April 2023   03:50 3814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan yang paling tajam tetapi yang paling bersungguh-sungguh (youtube: Film Negeri 5 Menara Full Movie - Channel Indonesian Music)
Bukan yang paling tajam tetapi yang paling bersungguh-sungguh (youtube: Film Negeri 5 Menara Full Movie - Channel Indonesian Music)

Alif menemukan kesungguhan hati dari Ustaz Salman melalui pelajaran tentang Man Jadda Wa Jadda. "Bukan yang paling tajam, tetapi yang paling bersungguh-sungguh... Man Jadda Wa Jadda" ucap beliau.

Saya terinspirasi dengan kalimat ini, saya terus berjuang mencari obat kesembuhan. Dan tetap bersungguh-sungguh agar sembuh sembari tetap melanjutkan kuliah konversi di perguruan tinggi swasta STIA Cimahi (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Cimahi), hingga pada akhirnya Dosen sekaligus Guru yang amat saya hormati Bapak I Nyoman Lasiana, selalu mensupport kesembuhan saya. '

Saya pernah diajak siaran Radio di RRI Bandung bersama beliau, dan saya diminta bertanya saat siaran, lalu saya meminta penjelasan pengetahuan apa perbedaan Arca dengan Patung. 

Dan yang paling mengesankan lagi, saya diinstruksikan beliau untuk mencari Mantra yang dapat menyembuhkan penyakit saya di salah satu Ashram Vaisnava (Penyembah Sri Vishnu) yang ada di Citeko Bogor. Dan sayapun berkendara sepeda motor beat seorang diri dari Cimahi ke Bogor, dengan dipantau oleh beliau senantiasa melalui Android dan saya selamat sampai tujuan. 

Dibalik pupusnya harapan saya kuliah di perguruan tinggi negeri paling favorit saat itu. Kisah perjalananku di A2B dan STIA Cimahi membuat ku sadar untuk berjuang sesuai minatku saat ini. Yakni dengan ilmu pengetahuan yang saya kuasai sedikitnya Manajemen, Administrasi Negara dan Dasar-dasar Filsafat selama kuliah juga Pengetahuan Spiritual yang kuperoleh selama 10 tahun lamanya dari hasil berguru kepada orang-orang yang berperan membantu kesembuhan saya. Perjalanan ini membuat saya bersungguh-sungguh untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang kumiliki semampuku.

Kamu Bisa Mengubah Dunia dengan Kata-kata

Alif mendaftar menjadi reporter di Syam Magazine (youtube: Film Negeri 5 Menara Full Movie - Channel Indonesian Music)
Alif mendaftar menjadi reporter di Syam Magazine (youtube: Film Negeri 5 Menara Full Movie - Channel Indonesian Music)

Kak Fahmi mengungkapkan kepada Alif, bahwa dengan menjadi Jurnalis, kamu bisa mengubah dunia dengan kata-kata, just with word. Hal esensial dari film inilah yang menginspirasi saya untuk terus dan tetap menulis di Kompasiana untuk berbagi tulisan-tulisan yang berpotensi mampu mengubah zaman kini menjadi zaman yang amat kami citakan. Saya pernah menuliskan motto saya di akun kompasiana pertamaku "The Power of Word can Change the World. But the Highest Power of Yours is changing your Character to be the Magnificient."

Filosofi Pemerintahan yang Bottom-Up

Pak Kiai menerangkan Filosofi Pemerintahan yang dianut di Pesantren (youtube: Film Negeri 5 Menara Full Movie - Channel Indonesian Music)
Pak Kiai menerangkan Filosofi Pemerintahan yang dianut di Pesantren (youtube: Film Negeri 5 Menara Full Movie - Channel Indonesian Music)

Atang mengajukan protesnya dengan santun kepada Pak Kiai. Lalu Pak Kiai memberikan jawaban berupa analogi pemerintahan.

Tugas Pak Kiai sebagai pemilik otoritas adalah memberikan fasilitas untuk seluruh penghuni pondok. Namun ditegaskan bahwa prinsip yang digunakan pondok adalah Pemerintahan yang Bottom-Up. Segala solusi berasal dari penghuni pondok sendiri, karena santri yang protes biasanya memiliki solusi dan jawaban untuk menuntaskan permasalahannya sendiri, "kalau protes, pasti tahu solusinya bagaimana" terang Pak Kiai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun