Alif menemukan kesungguhan hati dari Ustaz Salman melalui pelajaran tentang Man Jadda Wa Jadda. "Bukan yang paling tajam, tetapi yang paling bersungguh-sungguh... Man Jadda Wa Jadda" ucap beliau.
Saya terinspirasi dengan kalimat ini, saya terus berjuang mencari obat kesembuhan. Dan tetap bersungguh-sungguh agar sembuh sembari tetap melanjutkan kuliah konversi di perguruan tinggi swasta STIA Cimahi (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Cimahi), hingga pada akhirnya Dosen sekaligus Guru yang amat saya hormati Bapak I Nyoman Lasiana, selalu mensupport kesembuhan saya. '
Saya pernah diajak siaran Radio di RRI Bandung bersama beliau, dan saya diminta bertanya saat siaran, lalu saya meminta penjelasan pengetahuan apa perbedaan Arca dengan Patung.
Dan yang paling mengesankan lagi, saya diinstruksikan beliau untuk mencari Mantra yang dapat menyembuhkan penyakit saya di salah satu Ashram Vaisnava (Penyembah Sri Vishnu) yang ada di Citeko Bogor. Dan sayapun berkendara sepeda motor beat seorang diri dari Cimahi ke Bogor, dengan dipantau oleh beliau senantiasa melalui Android dan saya selamat sampai tujuan.
Dibalik pupusnya harapan saya kuliah di perguruan tinggi negeri paling favorit saat itu. Kisah perjalananku di A2B dan STIA Cimahi membuat ku sadar untuk berjuang sesuai minatku saat ini. Yakni dengan ilmu pengetahuan yang saya kuasai sedikitnya Manajemen, Administrasi Negara dan Dasar-dasar Filsafat selama kuliah juga Pengetahuan Spiritual yang kuperoleh selama 10 tahun lamanya dari hasil berguru kepada orang-orang yang berperan membantu kesembuhan saya. Perjalanan ini membuat saya bersungguh-sungguh untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang kumiliki semampuku.
Kamu Bisa Mengubah Dunia dengan Kata-kata
Kak Fahmi mengungkapkan kepada Alif, bahwa dengan menjadi Jurnalis, kamu bisa mengubah dunia dengan kata-kata, just with word. Hal esensial dari film inilah yang menginspirasi saya untuk terus dan tetap menulis di Kompasiana untuk berbagi tulisan-tulisan yang berpotensi mampu mengubah zaman kini menjadi zaman yang amat kami citakan. Saya pernah menuliskan motto saya di akun kompasiana pertamaku "The Power of Word can Change the World. But the Highest Power of Yours is changing your Character to be the Magnificient."
Filosofi Pemerintahan yang Bottom-Up
Atang mengajukan protesnya dengan santun kepada Pak Kiai. Lalu Pak Kiai memberikan jawaban berupa analogi pemerintahan.
Tugas Pak Kiai sebagai pemilik otoritas adalah memberikan fasilitas untuk seluruh penghuni pondok. Namun ditegaskan bahwa prinsip yang digunakan pondok adalah Pemerintahan yang Bottom-Up. Segala solusi berasal dari penghuni pondok sendiri, karena santri yang protes biasanya memiliki solusi dan jawaban untuk menuntaskan permasalahannya sendiri, "kalau protes, pasti tahu solusinya bagaimana" terang Pak Kiai.