Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Your great hope needs great price 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Tingkatan Nafsu dan Pertanda Mencapainya

17 Maret 2023   13:00 Diperbarui: 17 Maret 2023   14:38 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nafsu yang sudah mengenal kekotoran halus dari maksiat dan perbuatan tercela, dan berupaya melepaskan diri dari ikatan dosa tersebut dengan tanda seorang telah melakukan kebaikan berikut:

  • Dermawan, senang memberi tanpa pamrih
  • Murah hati, pandai dan senang menolong
  • Selalu bertobat, ditandai rajin salat tobat memohon ampun kepada Allah untuk tidak mengulanginya (untuk muslim taat) dan mengakui kesalahan serta diupayakan perbaikan diri
  • Sabar, pandai menahan diri dari amarah (karena dirinya telah disakiti secara zalim oleh orang tidak beriman dan munafik)
  • Penuh tanggung jawab dalam setiap ucap, tulis dan perbuatan.

4. Nafsu Mutmainah

Nafsu yang sudah bersih dari kotoran halus, sehingga menjadikan jiwa tenang dari ikatan dan reaksi dosa yang menyengsarakan. Seperti keterangan Al-Qur'an dibawah.

QS. Al-Fajr 27-28 (dokpri)
QS. Al-Fajr 27-28 (dokpri)

Pertanda seorang telah mencapai dominasi tingkatan nafsu ini:

  • Tawakal, penyerahan diri kepada Allah yang mantap, disertai perjuangan atau usaha terlebih dahulu.
  • Rajin beribadah karena Allah (demi Rida-Nya semata)
  • Pandai bersyukur, ditandai senang mengucapkan terima kasih pada sesama dengan tulus.
  • Penuh kerelaan, dalam segala bentuk kebaikan. 
  • Merasa takut kepada Allah, akan murka-Nya.

Merupakan permulaan awal hubungan dekat dengan Allah, namun masih melekat kefanaan seperti ingin menjadi pemimpin tanpa disertai ilmu yang kuat untuk menunjang kepemimpinannya kelak, karena menjadi pemimpin adalah tanggungjawab dunia dan akhirat atas rakyat yang ia pimpin.

5. Nafsu Radhiyah

Nafsu awal pertengahan kedekatan pada Allah, diikuti karakter Nafsu yang baik sebelumnya. Yang mana sifat dan karakter mulia mulai muncul dan terjaga senantiasa. Tanda-tanda seorang diliputi dominasi nafsu ini:

  • Berkeinginan luhur (melindungi, menyelamatkan, memelihara, menyayangi, mengayomi, dan lainnya yang menjelma menjadi tindakan)
  • Dilandasi keikhlasan di setiap keadaan.
  • Wara', penuh kewaspadaan dan kehati-hatian agar tidak termasuk orang yang merugi lagi celaka.
  • Melatih diri dengan bertirakat/mengekang diri.
  • Selalu menepati janji (kecuali pada orang zalim, yang sudah menyalahi kesepakatan atas janji)

6. Nafsu Mardhiyah

Nafsu yang telah mendapatkan hidayah cahaya petunjuk-Nya. Ia dicintai Allah, dan seluruh makhluk pun mencintainya. Dominasi nafsu ini pada seorang ditandai dengan karakter:

  • Dedikasi untuk Allah yang terjaga
  • Lembut kepada Makhluk Allah
  • Penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama dan alam
  • Condong memberikan petunjuk yang dikehendaki Allah padanya

7. Nafsu Kamilah

Dominasi Nafsu paling sempurna dalam gradiasi positif dan terbaiknya. Mencirikan seorang pewaris sifat dan potensi kenabian (shiddiq, fathanah, tabligh, amanah) layaknya Ulama yang mampu menjelaskan keimanan dengan ilmu (ilmul yaqin) memilki ketajaman mata hati (ainul yaqin), dan memiliki keyakinan sejati (haqqul yaqin).

Seperti misal seorang alim yang didominasi nafsu ini mampu menjelaskan potensi pertengkaran yang terjadi dengan pendekatan ilmu waspada tajassus (mencari kesalahan-kesalahan orang lain) dan waspada prasangka buruk (suudzan) didasari keterangan surah Al-Qur'an sebagai penguat, dan penjabaran yang mudah dimengerti khalayak umum bagaikan pencerahan ilmu.

Nah demikianlah penjelasan 7 Tingkatan Nafsu serta pertanda mencapainya.

Kira-kira aku ada di tingkatan mana ya? Tentu jawaban ada dalam nurani masing-masing ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun