Ragam fenomena hedonis dan materialis aktual saat ini dari para pejabat terhormat membuat kami berpikir sejenak, apa sebenarnya orientasi kepemimpinan bangsa ini?
Masih ingat wahai para pejabat yang terhormat akan sila Pancasila ke-4, disitu berbunyi: KERAKYATAN. Jadi apakah orientasi bapak bapak ibu ibu pejabat yang kami hormati, orientasi kerakyatan kah? Atau orientasi kepuasan materi belaka?
Untuk apa mengumpulkan materi yang melimpah seperti kendaraan mewah dan rumah rumah megah dengan cara-cara haram, kalau pada akhirnya lenyap dari genggaman anda wahai pejabat budiman?
Apa sebenarnya yang para pejabat pikirkan semasa menjabat? Apakah demi kerakyatankah? Atau malah demi urusan perut sendiri, bahkan kepuasan materi yang bikin makin prestise di mata masyarakat?
Apakah terbesit dalam pikiran para pejabat yang terhormat, untuk mengosongkan perut bertirakat, demi dapat bersimpati rasa kelaparan yang diderita rakyat yang memenuhi kebutuhan makanannya saja pada hari demi hari saja bahkan tidak mencukupi?
Apa sulit untuk menahan nafsu perut sendiri? Dengan melakukan puasa sunah sesuai ajaran agama yang dianut wahai para pejabat yang terhormat?
Apa tujuan utama para pejabat yang terhormat mengejar kedudukan tertinggi menuju kursi kepemimpinan pemangku kebijakan publik?
Kami bertanya sila para pejabat jangan cukup menjawab dengan lisan, tapi dengan tindakan nyata untuk kami rakyat yang Bapak Ibu pimpin.
Mengapa berpuasa sunah saja sulit? Padahal itu mencerdaskan keinginan luhur bapak ibu, agar senantiasa bertekad luhur dalam memajukan peradaban negeri? Dan dengan berpuasa karena Tuhan Yang Maha Kuasa tentu semakin mempertajam garizah untuk keselamatan bangsa? Pengetahuan Neurosains sudah mengkonfirmasinya, sila baca pengetahuan tentang guts brain (kecerdasan keberanian) dari Neurosains wahai pejabat yang terhormat. Kalau para pejabat terhormat mengamalkannya, tentu menjadi inspirasi bagi kami rakyat jelata ini.