Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fokus Pikiran yang Paling Dominan atau Saat Menjelang Wafat, Penentu Badan yang Dimiliki dan Alam Berikutnya yang Kekal

27 Februari 2023   14:15 Diperbarui: 28 Februari 2023   01:07 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lantas bagaimana jika fokus pikiran kita adalah sesuai ajaran yang kita anut?

Jika fokus pikiran kita adalah Allah Swt., maka kita akan dikembalikan kepada Allah, memperoleh badan surgawi kekal yang penuh kenikmatan, lagi tinggal di dalam kerajaan Allah yang kekal.

Jika fokus pikiran kita adalah Rasul Muhammad Saw., inilah manfaat dari berselawat. Disaat Allah murka atas dosa-dosa kita yang tidak terhitung. Baginda Rasul kelak menjadi juru selamat orang-orang yang berselawat semasa hidup di muka bumi saat menjelang peristiwa Yaumul Mahsyar. Jika Rasul cinta pengikutnya yang senantiasa berselawat, maka murka Allah pun berubah menjadi Rida yang kekal. Dan kita dikembalikan kepada Muhammad di alam surganya, menjadi tetangga hidup dalam kerajaan Allah.

Jika fokus pikiran kita adalah Yesus Kristus, maka dikembalikanlah kita kepada Yesus di Surga Allah Bapa Yang kekal, penuh kedamaian dan keselamatan.

Jika fokus pikiran kita adalah Dewa Krsna dalam ajaran Sanatana Dharma, maka dikembalikanlah kita ke Alam Goloka damai bahagia bersama Krsna selamanya.

Jika fokus pikiran kita adalah Sang Buddha, maka dikembalikanlah kita ke alam Sang Buddha selamanya, damai bahagia bersama para makhluk yang menanungi Sang Buddha berada.

Dan seterusnya dan seterusnya.

Sebagai Wasana Kata

Namun tidak semudah membalikan telapak tangan. Jika kita benar-benar menjadi penganut Agama yang benar, maka taatilah setiap ajarannya penuh ketaatan. Jangan sampai kita menabrak apa yang dilarang oleh Ajaran tersebut. 

Selama kita menyembah atau memfokuskan pikiran kita pada Entitas Kebaikan yang mengharapkan Kebahagiaan, Kesejahteraan dan Keselamatan. Niscaya itulah jalan bagimu semua yang penuh harapan pada akhirnya.

... Maka taatilah apa yang menjadi keyakinanmu dalam beragama. Niscaya Tuhan tersenyum atas segala ketaatanmu.

Cimahi, 27 Februari 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan Warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun