Hai sahabat pembaca!
Menjadi seorang yang memancarkan vibrasi energi positif, tentu dibarengi oleh pemikiran yang positif pula yang bersifat empowering atau menguatkan, bukan melemahkan. Apakah sahabat dapat mempertahankan kondisi tersebut sepanjang hari?
Adakah cara untuk menjaga energi tetap positif menguatkan diri dan sekitar kita?
Tentu ada!
Dengan teknik Reframing, kita mampu memaknai segala sesuatu peristiwa hidup dengan makna positif menguatkan dan tentunya mengubah dari hal yang bersifat penyanggahan, keberatan, ketidaksetujuan menjadi penerimaan dan menguntungkan.
Kita perlu mengumpulkan Frame apa yang tepat untuk mampu merubah makna peristiwa hidup yang kita alami seperti kumpulan Frame of Mind (Bingkai pikiran) yang saya temukan berikut:
Frame of Mind yang menguntungkan:
- Frame of Learning, bingkai pikiran untuk menjadikan peristiwa dimaknai sebagai pelajaran berharga.
- Frame of Charity, bingkai pikiran untuk menjadikan peristiwa dimaknai sebagai kedermawanan hidup.
- Frame of Helping, bingkai pikiran untuk memaknai peristiwa sebagai perbuatan yang penuh pertolongan tulus dari sesama.
- Frame of Humor, bingkai pikiran untuk menjadikan peristiwa dimaknai sebagai humor yang menyegarkan.
- Frame of Caution, bingkai pikiran untuk menjadikan peristiwa dimaknai agar kita lebih hati-hati lagi dan tidak mengulang hal serupa.
- Frame of Experience, bingkai pikiran untuk menjadikan peristiwa dimaknai sebagai pengalaman menginspirasi dan sarat manfaat.
- Dan lainnya, mari kita eksplorasi Frame of Mind yang menguatkan bersama!
Frame of Mind yang tidak menguntungkan:
- Frame of Ungrateful, bingkai pikiran untuk menjadikan peristiwa menguntungkan yang dialami seorang diluar kita, dibandingkan dengan ketidakmujuran kita, sehingga menimbulkan rasa iri hati dan dengki.
- Frame of Arrogance, bingkai pikiran yang selalu membuat diri kita memaknai orang-orang sekitar kita penuh kesombongan berdasar pandangan kita pribadi sahaja.
- Frame of Mistake, bingkai pikiran yang selalu memaknai peristiwa hidup yang kita alami atau orang lain alami sebagai kesalahan terus menerus, tanpa melihat apa pelajaran yang dipetik dari peristiwa tersebut.
- Frame of Anger, bingkai pikiran yang selalu memaknai peristiwa yang kurang mengenakan, sebagai bentuk kemarahan yang kita anggap melukai perasaan kita.
- Dan lainnya, yang bersifat melukai dan mengerdilkan.
Mari kita aplikasikan saat melihat gambar dibawah.
Frame of Mind apa yang anda gunakan untuk memaknai gambar diatas?
Kalau saya memaknainya dengan Frame of Caution. Saya memaknai gambar diatas, sang bos kerja yang mewanti-wanti pegawainya untuk berhati-hati saat bekerja agar tidak mengulang kesalahan yang sama karena bisa merugikan perusahaan.
Apakah Frame of Caution yang saya gunakan memberikan manfaat untuk pandangan kita saat memaknai gambar tersebut?
Baik kita ke contoh berikutnya. Mari kita simak sebuah kalimat.
"Sahabat saya terlalu perhatian kepada saya, hingga membuat saya merasa kurang nyaman."
Bagaimana kita menyikapi kalimat diatas? Dan Frame of Mind apa yang layak kita gunakan?
Kalau saya menggunakan Frame of Helping. Dan menjawab kalimat diatas dengan ucapan.
"Mungkin saja dia itu ingin menolongmu, walaupun momentum yang terjadi kurang pas saja, kau perlu memberinya pengertian bahwa kau merasakan ketidaknyamanan, ungkapkan saja dengan jujur padanya. Semoga perhatian yang dia berikan jadi tidak terlalu berlebihan seperti yang kamu rasakan sebelumnya. Persahabatan bukan untuk dipendam, tapi saling terbuka untuk menimbulkan kesepahaman dalam komunikasi."
Teknik Reframing yang tepat, tentu akan berdampak menguatkan kualitas hidup kita. Salah Framing, bisa berdampak menyalahartikan kejadian yang berdampak merugikan hidup kita kedepannya. Seperti contoh berikut.
Seorang mengartikan kejadian masa lampau yang menyebabkan dirinya terkena tegangan listrik tinggi karena kecerobohannya. Dia memaknai listrik sebagai sesuatu yang wajib dihindari. Tentu ini merugikan baginya, menyebabkan ia selalu menghindar jika mendapat hal-hal yang berkaitan dengan listrik. Padahal hal ini bisa diatasi dengan mencoba memaknai peristiwa dimasa lampau karena kurangnya kehati-hatian yang dilakukan diri, dan memperbaiki diri agar mempersiapkan diri secara matang jika mendapat hal-hal yang berkaitan dengan listrik.
Namun bagaimana menurut pendapat sahabat jika kita sendiri mendapati peristiwa diatas?
Apakah memaknainya dengan frame of mind yang menguntungkan? Atau malah yang mengerdilkan kita?
Nah.
Jika sahabat dapat mengaplikasikan teknik Reframing ini. Gunakanlah Frame of Mind yang tepat guna untuk meraih hasil yang berdampak positif menguatkan untuk kehidupan.
Cimahi, 25 Februari 2023.
Aa Rian untuk Kompasiana dan Warganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H