Hai sahabat pembaca!
Apa sebenarnya yang mendasari kita berkata "Hidup ini tidak adil?"
Sejatinya ketidakadilan disebabkan perbuatan kita sendiri.
Kita lebih gemar membanding-bandingkan nasib seorang yang lebih mujur dari kita.
Kita lebih melihat keluar dibanding melihat apa yang sudah diperbuat diri.
Sebenarnya mata kita lah yang mesti diketahui, mengapa mataku selalu melihat ketidakadilan versi diriku sendiri?
Apakah aku tidak mensyukuri segala karunia hidup yang telah Allah berikan?
Kita selalu menyalahkan hidup dan dengan lantang berteriak "Hidup ini tidak adil!"
Padahal semua yang ada di kehidupan ini berjalan sesuai hukum sebab akibat yang sudah ada dari alam semesta diciptakan.
Kita dilahirkan dengan takdir. Takdir menjadi seorang yang dilahirkan dari keluarga kaya raya. Takdir menjadi seorang yang dilahirkan dalam keadaan kurang lengkap anggota badan. Semua disebabkan akumulasi karma kita pada kelahiran sebelumnya.
Apakah sebelum lahir di alam dunia ini, penjelmaan kita sebelumnya adalah orang yang sangat jahat? Sehingga kini dilahirkan dengan takdir sebagai orang yang selalu menderita dan sengsara akibat ulah dan pemikiran sendiri?
Apakah sebelum lahir di alam dunia ini, penjelmaan kita sebelumnya adalah seorang yang sangat shaleh? Sehingga kini dilahirkan dengan takdir sebagai orang yang cerdas dan beruntung berada dalam naungan keluarga besar yang penuh kasih sayang dan keberlimpahan?
Jadi takdir yang kita jalani, semuanya adalah buah perbuatan kita di masa lampau sebelum kita dilahirkan di alam dunia ini. Sementara nasib yang kita terima, adalah buah perbuatan kita saat hidup di muka bumi pada penjelmaan saat ini.
Kenapa sibuk menyalahkan orang lain? Kenapa sibuk menyalahkan situasi? Kenapa sibuk menyalahkan Allah? Padahal semua hasil perbuatan adalah milik kita yang melakukan! Baik Takdir dan Nasib kita semualah yang menentukan!
Allah hanya memberi dua pilihan untuk kita, mau menempuh jalan yang Allah Ridhai? Atau Allah Murkai? Manusia yang memilih... tapi mengapa masih menyalahkan Allah? Ada apa hai diriku yang masih tidak mengerti?!
Kebaikan yang kita tabur... melahirkan pemikiran yang mulia. Dari pemikiran mulia lahirlah kemujuran hidup.
Keburukan yang kita tabur... melahirkan pemikiran yang buruk pula. Dari pemikiran buruk lahirlah ketidakmujuran hidup.
Keburukan melahirkan ketidakadilan.
Sementara kebaikan melahirkan keadilan.
Jadi ingin hidup ini adil?
Berlomba-lombalah dalam kebaikan yang benar. Tidak merugikan diri sendiri, dan sesama hidup.
Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 12 Januari 2023.
Aa Rian untuk Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI