Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyambut Era Premayuga yang Dimulai dari Indonesia dengan Semangat yang Tak Pernah Padam

10 Januari 2023   05:45 Diperbarui: 10 Januari 2023   05:51 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sahabat Pembaca!

Selama saya melakukan perjalanan spiritual lintas agama dan kepercayaan. Saya sering mendapati kepercayaan dari penekun spiritual akan datangnya Zaman Baru yang dimulai dari Bumi Nusantara. Zaman itu disebut Era Kalasuba (Keemasan dan Kejayaan Nusantara), dan adapun bagi kalangan Vaisnava (Penyembah Sri Vishnu) adalah Era Premayuga (Zaman Penuh Cinta dan Kehebatan).

Ada yang berpendapat Era tersebut disambut ketika Bumi menginjak tahun 2025, setelah Indonesia mengalami proses sortir panjang di era yang penuh kemelut dan serba-serbi krisis yang mengguncang tatanan masyarakat bumi Pertiwi.

Namun... Era tersebut tidak akan terjadi, apabila pemimpin bangsa bukan seorang yang dapat merubah wajah peradaban bangsa. Jika pemimpin bangsa masih melanjutkan peradaban teknologi bendawi seperti yang saat ini kita gunakan (seperti penggunaan mesin, kendaraan besi dan lainnya) maka penderitaan dan kesengsaraan rakyat Bumi Indonesia masih tetap terjadi. Mengapa? Karena fokus hidup manusia adalah pada benda, bukan pada kemanusiaan.

Teknologi Bendawi (cintamobil.com)
Teknologi Bendawi (cintamobil.com)

Kita sendiri mengetahui teknologi yang kita gunakan hingga saat ini (awal tahun 2023) menggunakan energi yang berasal dari pengerukan dan eksploitasi alam. Oleh karenanya ketidakseimbangan ekosistem alam terjadi, karena pengrusakan alam terjadi di mana-mana.

Sebenarnya jika kita merujuk pada fakta aktual masyarakat, bahwasanya peradaban baru tersebut akan terjadi apabila seluruh masyarakat menyadari akan manfaat energi yang berasal dari jiwa semangat internal manusia, yang dilatih sepanjang hidup melalui olah pernafasan, disertai dzikir (mengingat nama suci Allah) dan dilengkapi dengan jurus yang diketahui ilmunya oleh suatu perguruan olah pernafasan. 

Disaat kini biaya kesehatan masyarakat sangatlah tinggi, dan masih beruntung dapat dicover oleh pemerintah, melalui pelayanan kesehatan seperti BPJS. Saya seringkali melihat rumah sakit yang selalu sesak dipenuhi oleh pasien. Ada apa dengan kesehatan masyarakat negeri kita?

Energi Internal Manusia (etindonesia.com)
Energi Internal Manusia (etindonesia.com)

Melalui olah pernafasan disertai jurus dan dzikir, seorang dapat merasakan manfaat kesehatan yang luar biasa, selama energi tersebut diterima dengan rasa percaya agar sugesti energi dapat dirasakan kebermanfaatannya. Saya sendiri melihat masyarakat yang melakukan praktik olah pernafasan ini, dapat menyembuhkan dirinya bahkan sesamanya dari segala macam penyakit (kecuali penyakit tua dan kematian), tentunya jika hatinya bersih dari kekotoran penyakit hati, dan sudah diridhai sang Pemilik segala ilmu yakni Allah S.W.T.

Jadi Era Premayuga dapatlah kita sambut, apabila masyarakat seluruhnya menyadari dan bersandar pada energi yang berasal dari semangat jiwa, dan dilatih melalui olah pernafasan, dzikir dan jurus. Sebenarnya banyak opsi sesuai minat dan kepercayaan masyarakat untuk bergabung dengan perguruan olah pernafasan ini, dan dengan sendirinya teknologi energi humanis ini berkembang pesat menuju kemajuan peradaban yang bersandar pada kemanusiaan melalui kekeluargaan, persaudaraan dan silaturahim, bukan pada uang dan materi belaka.

Apa saja nama-nama perguruan olah Pernafasan itu? Saya kira pembaca dapat menemukannya apabila sudah mendapatkan petunjuk dari Allah, saya tidak mau promo hehehe. Yang jelas perguruan olah nafas yang baik dan benar, tidak menitik beratkan pada besarnya iuran bulanan dan besarnya biaya, namun menitikberatkan kepada kemanusiaan, persaudaraan, kekeluargaan, dan semangat untuk mau memiliki ilmu yang sarat manfaat ini tanpa dimakan sendiri manfaatnya, melainkan untuk dirasakan kebermanfaatannya kepada seluruh masyarakat yang ada dalam negeri maupun kancah internasional.

Jadi... pembaca mulai tertarik dengan mengeksplorasi ilmu olah nafas ini, sebagai anak tangga pertama guna meraih zaman baru yang tidak lagi bersandar pada teknologi bendawi yang saat ini kita gunakan? Dan siap untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu ini guna menyambut era baru yakni Premayuga atau Kalasuba?

Jawaban ada dalam nurani masing-masing.

Semangat kita... tidak pernah padam!

Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 10 Januari 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun