Apakah saatnya kita bertransformasi menuju sistem People-Oriented yang mana masyarakat dan negeri sama-sama bahu membahu memenuhi kebutuhan hidup seluruhnya dengan penuh gotong royong tanpa ada diskriminasi apapun?
Dengan sistem People-Oriented, maka dibagilah tugas penyedia bahan baku utama, pengolah bahan baku menjadi produk, distributor, penyedia suplai produk dan bahan baku, semua berfokus untuk kesejahteraan seluruh, dengan memperhatikan kebutuhan pokok masyarakat agar bisa bertahan hidup, baik secara sandang, pangan dan papan yang paling terutama. Sistem ini berlaku jika Bangsa dan Negeri ini tidak bergantung pada sumber daya dari negeri diluar kita.
Maka pada kondisi di atas, negara bertanggungjawab atas kebutuhan sandang, pangan dan papan masyarakat secara adil merata. Juga Negara wajib memfasilitasi masyarakat untuk dapat melakukan kegiatan produktif dalam rangka memenuhi kebutuhan seluruh kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tanpa menggunakan alat tukar uang. Semua berjuang secara mutualisme saling memenuhi kebutuhan hidup dengan produk dan jasa yang MEMANUSIAKAN.
Atau kita tetap mempertahankan sistem Money-Oriented yang membuat hari demi hari dipenuhi jeritan kemiskinan, turunnya produktivitas, produk dan jasa yang berpotensi menimbulkan kecurangan kepada pelanggan hanya demi keuntungan finansial dan ketidakseimbangan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat karena semakin lebar jurang pemisah antara si Kaya dan si Miskin?
Semua dikembalikan kepada kesadaran masyarakat masing-masing. Karena yang merasakan kenyamanan dari sebuah sistem yang ditawarkan negeri, yaitu masyarakat itu sendiri.
Ingat!
Perubahan zaman tak akan terelakan. Kesadaran kolektif masyarakat yang meyakini uang dan emas itu berharga, kelak meredup.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 30 Oktober 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H