Bang, meski dengan ngilu aku harus belajar tabah dari ginjalmu
Sepuluh tahun dalam nyeri tapi bibirmu selalu kau latih tidak mengucap keluh
Kau rajut sunyi bersama rangkaian kata
Aku kehilangan tubuhmu, lalu aku menemukan makna di balik suratan kata, dalam lembar-lembar berita. Yang mengisahkan kegigihanmu
Usiamu telah ditutup, menuju perjalanan abadi
Dan sunyimu jadi tempat menyepi membaca diri
Bukit Nuris, April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!