Belajar di rumah sudah kami lewati mulai pertengahan Maret hingga kini sudah dua minggu lebih. Jujur sebagai guru aku rindu celotehan anak-anak didikku. Meski setiap hari sudah komunikasi lewat WA saat belajar online.Â
Selain sebagai guru saya juga sebagai wali kelas. Ih, lucu kadang membaca percakapan anak-anak di group WA kelas IX.
Ada yang setiap hari menanyakan tugas, karena tugas yg diberikan sudah selesai. Ada yang bilang belum bisa mengerjakan. Seperti anjuran mas mentri bahwa anak-anak harus tidak dibebani tugas yang berat-berat maka aku menyesuaikan juga.
Tidak aku tekan anak-anak, kadang konsul pribadi sehari sampai tiga kali pun saya layani. Ternyata ada anak-anak yang merindukan juga belajar di kelas. Juga rindu guru-gurunya. Ada yang curhat nanti unbknya bagaimana, perpisahannya, kalau rekreasi sudah jelas dibatalkan. Aku jelaskan sesuai prosedur edaran pemerintah, juga sekolah.
Setiap hari aku sering bertanya di group, "Bagaimana kabarnya anak-anak? Sehat semua. Jangan lupa cuci tangan dengan langkah sudah diajarkan. Jangan keluyuran yang tidak penting dan melibatkan kerumunan orang. Dan banyak berdoa." Anak-anak ada yang menjawab, "Sehat bu, saya ada kegiatan juga bu di rumah." Yang tidak menjawab di group saya tanyakan temannya.
Wah kalau sudah mendengar celotehannya hati ini lega. Berarti muridku, generasi bangsa sedang dalam keadaan sehat. Apa saja kegiatan anak-anak?
Selain mengerjakan dengan santai tugas tugas sekolah secara periodik, karena di sekolah kami sehari hanya di program 2 pelajaran oleh kurikulum biar gak stres.
Mereka ada yang membantu ibunya bertanam toga di rumah. Memasak, ada yang mengembangkan memelihara burung kesukaannya. Ada juga yang pergi ke wifi, saya sarankan harus mengikuti protokol, jaga jarak, pakai masker, segera pulang bila sudah selesai.
Yang lebih mencengangkan suatu hari saya suruh unggah foto kegiatannya. Ternyata ada yang sangat peduli juga dengan negerinya, masyarakatnya.
Apa yang dilakukan dia bersama pembina dan teman remaja masjid bertugas penyemprotan desinfektan di sekitar kampungnya. Wah seneng rasanya. Ternyata anak didikku ada pula yang peduli juga dengan wabah covid -19 ini.
Apa alasannya? Katanya dia tidak ingin di kampungnya terkena wabah covid. Ia harus segera bertindak. Terharu kan? Â Wah masih seumur itu pedulinya masyaallah. Semoga semua bisa tanggap seperti ini. Minimal bisa menjaga diri dan keluarga.