Mohon tunggu...
Ria Lestari Baso
Ria Lestari Baso Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa S1 Agribisnis Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Die

12 April 2013   21:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:18 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

DIE.

Aku semakin rajin memutar lagu yang dulu ia kirimkan. Lagu berjudul berdua saja. Dion apa kabarmu dengan wanita itu? Aku harap kau bahagia. Tapi aku bisa menjanjikan kebahagiaan yang lebih jika bersamaku. Ah,  sudahlah. Aku begitu sering terbawa suasana. Dari awal hingga sekarang perasaan itu sama. Dion, dion, dion, dion. Cuma kamu yang memiliki hati ini. Aku lupa, dazy semakin baik padaku. Dia teman sekaligus pendengar yang baik. Aku sering menceritakan tentangmu padanya. Semoga kami terus berteman dan semoga kamu dan aku kelak bisa menggenapi menjadi kita.

DAZY.

Ternyata wanita itu menjalin hubungan dengan dion. Baiklah, ini mungkin waktu yang tepat. Sekali tembak, 2 orang itu terluka sekaligus. ‘Dinda, ada waktu bertemu?’, ku kirim pesan singkat itu dan benar saja dalam hitungan detik dibalasnya ‘iya ada. Dimana?’ Ku aturlah pertemuan dengan wanita yang dulu pernah ku cintai tapi kini begitu aku benci. ‘Kau sudah memiliki pacar?’. ‘Iya dazy, tapi sebenarnya kau yang ku cintai’. ‘Dinda, kau tahu bahwa kau adalah pacar pertamaku, aku masih mencintaimu sayang. Maukah kau kembali?’  ’Dazy, kau tahu aku selalu menunggu kau mengucapkan itu, tentu aku mau sayang’. ‘Putuskan pacarmu, aku ingin kau milikku seorang’. ‘Iya dazy’. Semua berjalan lancar, dinda kini kupacari dan dion lelaki yang menyakiti die kini juga sakit karena ditinggalkan dinda. Die kulakukan ini untukmu. Entah benar atau salah.

DION.

Dinda meminta putus. Aku sudah tahu saat ini akan tiba. Selama inipun aku memang hanya bom waktu yang siap terhempas pergi. Pasti ini karena dave, lelaki yang terus saja hadir dalam hubungan kami. Apa dinda tahu siapa sebenarnya lelaki itu. Bodoh sekali. Tapi mungkin dave sudah berubah. Biarlah mereka. Aku tak ingin bersama dinda lagi. Die, apa kabarmu? Entah kini aku menyesal atau apalah namanya tapi rasanya aku begitu malu jika ingin mendekatimu lagi. Die baik-baik ya. Kau akan dapatkan lelaki yang juga mencintaimu. Buka hatimu die buat yang lain. Aku yang bodoh tak bisa memilihmu dan kini tak pantas rasanya aku mendekatimu. Aku lelaki yang tak layak untukmu.

DINDA.

Aku telah menjadi pacar dazy. Senangnya. Aku bahagia untuk semua ini, tapi sejujurnya aku tak menemukan sosok dazy yang dulu. Dia seperti setengah hati berpacaran denganku kini, ada hal yang berbeda tapi ku coba berpikir positif. Dia mau kembali padaku sudah lebih dari cukup.  Dion, maafkan atas keegoisanku. Die pasti masih menantimu. Kejarlah die, dan biarkan aku bersama dazy. Dia pangeranku dulu, sekarang dan nanti.

DAVE.

Aku masih terus berpura-pura mengejarnya. Tak apa, rasanya cintaku pada dion membuatku rela melakukan apapun. Terdengar sangat aneh memang tapi beginilah adanya. Jika aku tak boleh memilikinya maka tak ada pula yang bisa memilikinya.

DIE.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun