Mohon tunggu...
Ria KhairaniRahmah
Ria KhairaniRahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PPG Gelombang 2 jurusan PGSD di LPTK Universitas Muhammadiyah Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filosofi Pendidikan: Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara

16 Januari 2023   22:20 Diperbarui: 17 Januari 2023   07:52 4833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Esensi Pendidikan berdasarkan dasar-dasar pemikiran filosofis pendidikan KHD

Ki Hajar Dewantara memiliki pandangan filosofis yang kuat tentang esensi Pendidikan. Menurutnya, Pendidikan adalah suatu proses yang melibatkan pengalaman, pembelajaran, pemahaman, dan penerapan nilai yang memungkinkan manusia untuk berkembang ke arah kemajuan, kesempurnaan, dan kesejahteraan. Pendidikan harus dimulai dari dalam dirinya sendiri dan menekankan pada proses pengembangan kepribadian manusia. 

Pendidikan harus menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta pengembangan kemampuan untuk menyebarkan pengetahuan, nilai-nilai, dan kebijakan yang sesuai dengan tuntutan masa kini. Pendidikan harus juga menekankan pada pengembangan kebiasaan dan nilai-nilai yang menciptakan budaya yang menghormati hak-hak dan kewajiban semua orang.

Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa Pendidikan adalah proses yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan moral, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dengan kata lain, Pendidikan adalah suatu proses yang meliputi pengembangan kepribadian manusia yang berlandaskan nilai-nilai dan kebiasaan yang menciptakan budaya yang menghormati hak-hak dan kewajiban semua orang. 

Pendidikan adalah suatu proses yang memfasilitasi pengalaman, pembelajaran, pemahaman, dan penerapan nilai yang memungkinkan manusia untuk berkembang ke arah kemajuan, kesempurnaan, dan kesejahteraan. Dengan demikian, Pendidikan yang komprehensif adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara.

Tahapan perkembangan anak KHD serta perbandingan dengan para ahli perkembangan anak

Ki Hajar Dewantara mengembangkan teori tentang empat tahap perkembangan anak yang disebut Teori 4S (Sikap, Sarana, San Raksana, dan Sadar). Sikap adalah tahap awal dimana anak belajar tentang sikap positif terhadap orang lain. Sarana adalah tahap dimana anak mengembangkan keterampilan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan orang lain. 

Sankarsana adalah tahap dimana anak mulai mengembangkan keterampilan untuk menghadapi dan mengatasi situasi yang berbeda. Sadar adalah tahap dimana anak belajar tentang kehidupan dan lingkungan sosial sekitarnya. Ki Hajar Dewantara menyarankan agar setiap anak mengalami semua empat tahap ini dalam urutan yang benar.

  1. Jean Piaget: Piaget mengklasifikasikan perkembangan anak dalam empat tahap utama, yaitu Sensori Motorik, Praoperasional, Operasional Konseptual, dan Operasional Formal. Pada setiap tahap, anak akan mengembangkan cara berpikir yang lebih matang. Pada tahap sensorimotor, anak akan mempelajari cara berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan sentuhan, suara, dan gerakan. Pada tahap praoperasional, anak dapat menggunakan simbol dan menyimpan informasi dalam memori sementara. Pada tahap operasional konseptual, anak dapat menggunakan konsep abstrak dan menggunakan konsep tersebut untuk menganalisis informasi. Pada tahap operasional formal, anak dapat berpikir secara logis dan memecahkan masalah secara konseptual.

  2. Albert Bandura: Bandura mengembangkan teori belajar sosial yang menekankan pengaruh orang lain dan lingkungan sosial terhadap perkembangan anak. Bandura menyatakan bahwa anak akan melakukan tindakan tertentu dengan meniru model orang lain, atau dengan mengikuti kebiasaan dan norma yang diterapkan oleh orang lain.

  3. Erick Erickson: Menurut Erickson, perkembangan anak melalui delapan tahap, yaitu Kepercayaan vs Kecemburuan, Autonomi vs Ragu-Ragu, Inisiatif vs Ketergantungan, Industri vs Kehilangan Rasa Nyaman, Identitas vs Kegagalan Identitas, Intimasi vs Kecemburuan, Generativitas vs Kesepian, dan Integritas vs Putus Asa. Pada setiap tahap, anak akan menghadapi konflik yang harus diselesaikan untuk mencapai tahap berikutnya.

  4. Lev Vygotsky: Menurut Vygotsky, perkembangan anak dapat dilihat melalui tiga tahap, yaitu Zona Keterampilan, Zona Proksimitas, dan Zona Aktualisasi. Pada tahap Zona Keterampilan, anak dapat melakukan tugas-tugas yang dieksplorasi dan dipelajari dalam suasana yang aman. Pada tahap Zona Proksimitas, anak dapat berinteraksi dengan orang lain untuk membangun pengetahuan dan keterampilan. Pada tahap Aktualisasi, anak dapat menggunakan keterampilan yang telah dipelajari untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kompleks.

Kodrat manusia dalam mewujudkan Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik

  1. Mengoptimalkan kurikulum pendidikan. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan peserta didik dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk hidup di masa depan. Kurikulum harus memperhatikan kompetensi dan kemampuan unik setiap peserta didik. 

  2. Membangun budaya belajar yang berbasis pada kepercayaan dan saling menghormati. Peserta didik harus merasa nyaman untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan mengekspresikan diri. Guru harus menjadi role model yang baik dengan menghargai setiap pandangan dan menciptakan ruang untuk diskusi yang positif. 

  3. Memperkuat keterampilan sosial dan emosional. Pendidikan harus menekankan keterampilan sosial dan emosional, seperti kemampuan berbicara di depan umum, mengontrol emosi, dan bekerja sama dengan orang lain. Hal ini akan membantu peserta didik menjadi pemimpin yang efektif di masa depan. 

  4. Memberikan akses kepada sumber daya pendidikan. Guru harus memberikan akses kepada sumber daya pendidikan seperti buku, makalah, dan lainnya agar peserta didik dapat mengakses informasi yang relevan dan berkualitas. 

  5. Mengembangkan keterampilan praktis. Mengajarkan keterampilan praktis melalui proyek-proyek yang berbasis pada konteks nyata akan membantu peserta didik memahami bagaimana dunia nyata bekerja dan mengembangkan keterampilan yang dapat mereka gunakan di masa depan. 

  6. Mempromosikan pembelajaran yang berkelanjutan. Pendidikan harus mengajarkan cara-cara untuk terus belajar sepanjang hidup, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka untuk mengembangkan diri. 

  7. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Pendidikan harus mengajarkan kemampuan berpikir kritis dan analitis sehingga peserta didik dapat memahami dan menilai informasi dengan akurat dan objektif. 

  8. Menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif. Pendidikan harus menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan menghargai perbedaan, sehingga peserta didik dapat merasa nyaman dan diterima di ruang belajar. Guru harus menyediakan ruang untuk diskusi dan penyelesaian masalah yang menghargai setiap pandangan.

 

Sistem Among dalam menuntun kekuatan kodrat anak (Pendidikan anak)

Sistem Among adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Ini berfokus pada mengembangkan kekuatan alami anak melalui pengalaman berinteraksi dan belajar secara bersama. Sistem Among menekankan pada pengasuhan, pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak.

Sistem Among menekankan pada pengasuhan yang konstruktif dan kasih sayang. Hal ini tercermin dalam cara orang tua dan guru menghadapi anak dan mengembangkan kemampuan kognitif mereka. Sistem ini juga mempromosikan interaksi yang konstruktif antara anak dan orang tua atau pendidik.

Kemudian, sistem ini juga menekankan pada pendidikan untuk membantu anak mencapai potensi mereka. Guru atau orang tua harus memberikan bimbingan yang tepat untuk mengajarkan kemampuan akademik dan sosial yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang produktif.

Selain itu, sistem ini juga menekankan pada perlindungan anak. Orang tua dan pendidik harus menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk mengembangkan kemampuan mereka. Mereka harus menghindari situasi yang mengancam keamanan fisik anak atau membatasi kebebasan mereka.

Dengan demikian, sistem Among adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Ini memfokuskan pada mengembangkan kekuatan alami anak melalui pengalaman berinteraksi dan belajar secara bersama-sama. Sistem ini juga menekankan pada pengasuhan, pendidikan, dan perlindungan yang konstruktif untuk membantu anak mencapai potensi mereka.

Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini?

Sebelum mempelajari topik ini, saya percaya bahwa peserta didik dan pembelajaran di kelas adalah hal yang penting untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran mereka. Saya juga percaya bahwa komunikasi antara guru dan siswa adalah salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan produktivitas dan hasil belajar. Saya juga percaya bahwa guru harus menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk membantu siswa mencapai keterampilan tertentu. Akhirnya, saya percaya bahwa guru harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di mana siswa dapat belajar dengan nyaman dan menikmati proses belajar.

 

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?

Setelah mempelajari dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya menjadi lebih sadar tentang pentingnya pendidikan untuk mencapai kemajuan masyarakat. Saya juga menjadi lebih menghargai setiap kesempatan belajar yang saya miliki dan lebih komitmen untuk menggunakan pengetahuan yang saya miliki untuk memajukan masyarakat. Saya juga lebih memiliki sikap terbuka untuk berkolaborasi dengan orang lain dalam mengembangkan pendidikan yang lebih berkualitas dan bermanfaat.

 

Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

  • Menyediakan materi yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara.

  • Membahas beberapa contoh dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam kelas.

  • Memberikan peluang bagi siswa untuk berdiskusi tentang nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara.

  • Melibatkan siswa dalam kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara.

  • Membuat tugas-tugas yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara.

  • Menjelaskan kepada siswa tentang sejarah Ki Hajar Dewantara dan pengaruhnya dalam pendidikan.

  • Berdiskusi tentang perbedaan antara pendidikan Ki Hajar Dewantara dan pendidikan konvensional.

  • Menyediakan sumber-sumber daya yang berkaitan dengan pendidikan Ki Hajar Dewantara untuk siswa.

  • Memberikan contoh kasus yang berkaitan dengan pendidikan Ki Hajar Dewantara.

  • Mengorganisir kegiatan luar ruangan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun