Sejenak, mari kita tinggalkan hiruk pikuk percaturan politik Indonesia jelang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2019. Meskipun berat tapi cobalah untuk sementara waktu mengalihkan fokus dan pikiran ke perhelatan Asian Games 2018.
Menurut saya ini penting dan bersifat urgen karena "Merah Putih" dipercaya sebagai tuan rumah. Baik buruknya nama Indonesia di mata dunia, salah satunya (mungkin) bisa dinilai dari kesiapan tuan rumah menghelat event sekaliber Asian Games.
Untuk saat ini, mendukung pemerintah dalam mensukseskan pegelaran Asian Games 2018 jauh lebih berarti ketimbang beradu argumentasi soal capres atau cawapres idaman. Memang, tak dapat dipungkiri jika pesta Pilpres akan menentukan nasib bangsa Indonesia selama 5 tahun ke depan.Â
Namun jika seluruh komponen bangsa terus terbuai dan larut dengan isu Pilpres berkepanjangan, saya khawatir justru terjadi sesuatu di luar dugaan. Apa itu? Negara-negara peserta Asian Games menginginkan #2018ganti_tuanrumahasiangames. Mau?
Sebagai tuan rumah dan bangsa yang besar, sudah barang tentu wajib hukumnya bagi Indonesia untuk menggelar Asian Games tanpa bayang-bayang kemelut politik dalam negeri. Asian Games, menurut hemat saya bisa jadi momen yang tepat untuk mempromosikan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang adil dan makmur dengan penduduk yang fanatik terhadap pepatah populer"Mensana In Corpore Sano".
Namun, sejauh ini gaung pelaksanaan Asian Games 2018 masih samar-samar terdengar. Bukannya ingin pesimis, tapi saya melihat ada kecenderungan bahwa masyarakat lebih menyukai isu Pilpres ketimbang Asian Games. Meskipun pelaksanaan Pilpres masih digelar tahun depan, toh nyatanya antusias masyarakat terhadap perhelatan Asian Games dinilai masih minim.
Sebagai bukti, coba kita melongok aktifitas para pengguna media sosial (medsos) seperti facebook, instagram,twitter, whatsapp dan lain sebagainya selama sepekan terakhir. Hampir sebagian besar pengguna medsos di Indonesia masih terpaut dengan isu seputar Pilpres, padahal gelaran Asian Games tinggal menghitung hari.
Begitu banyak informasi-informasi yang ditemui dan beredar dengan beragam bentuk yang secara langsung atau tidak langsung terkait dengan isu pilpres 2019. Terlepas dari benar atau tidaknya informasi tersebut, fenomena ini tentu saja telah menguras energi yang tidak sedikit dari segenab anak bangsa.
Lantas yang menjadi pertanyaan, apakah bisa Indonesia menggelar Asian Games dengan sukses dan spektakuler sementara energi yang dibutuhkan untuk itu justru terpecah dan terbelah? Saya pribadi berpendapat "berat".
Nah, jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi seperti diuraikan di atas justru dikhawatirkan berpotensi merugikan bangsa Indonesia itu sendiri, baik sebagai penyelenggara maupun peserta event. Saya contohkan begini.
Pembukaan Asian Games pada Sabtu, 18 Agustus mendatang, sudah barang pasti akan dihadiri dan dinyatakan dibuka secara resmi oleh Presiden RI yang merupakan calon incumbent Pilpres 2019. Bagi loyalis calon incumbent, kegiatan tersebut ""bisa saja" dinilai dan sangat berarti sebagai wujud keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan negara. Namun bagaimana dalam pandangan pendukung kubu sebelah? Apakah sama?
Bagi pendukung incumbent, pidato pembukaan yang disampaikan RI 1 di acara tersebut bisa jadi semakin menambah keyakinan mereka bahwa "sang incumbent" sempurna, tanpa cela dan layak menjabat di periode berikutnya. Bagi masyarakat awam, kegiatan ceremoni tersebut bisa jadi pula akan mempengaruhi hak politiknya di balik bilik pemungutan suara pada 2019 mendatang. Namun bagi pendukung kubu sebelah, bisa jadi mereka seolah tidak sudi menyaksikan open ceremony. Mengapa? Entahlah.
Tapi yang jelas perlu kita ketahui, bahwa ketika calon incumbent berpidato dan membuka secara resmi event olah raga terbesar kedua di dunia Asian Games, dirinya masih merupakan Kepala Negara Indonesia yang sah. Untuk itu, mohon tidak sesekali melewatkan siaran TV yang menayangkan dirinya membuka secara resmi perhelatan Asian Games 2018 tersebut. Ini penting karena mewujudkan bentuk antusias kita terhadap Asian Games. Minimal sebagai bukti permulaan bahwa kita antusias atas perhelatan Asian Games. Â
Untuk itu, singkirkan terlebih dahulu hal-hal yang berbau emosional dan egosentris karena Asian Games akan disaksikan jutaan pasang mata dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ajang Pilpres.
Usahakan untuk tetap berpikir dinamis terhadap segala pernak-pernik yang akan terjadi dari pelaksanaan Asian Games. Tumbuhkan pola pikir positif bahwa Asian Games akan mengusung harga diri sekaligus membentuk karakter bangsa.
Tersenyumlah ketika pada waktunya nanti calon incumbent akan berpidato dan membuka secara resmi pesta olahraga Asian Games 2018. Tontonlah siaran open ceremoni tersebut dengan hati lapang dan tanpa muka masam. Ingatlah bahwa yang terpenting pada pelaksanaan Asian Games 2018 adalah bagaimana caranya agar ajang ini sukses dan atlit-atlit Indonesia berjaya dengan meraup seluruh medali emas.
Lantas sumbangsih apa yang bisa disodorkan untuk menyemarakkan Asian Games 2018?
Begini. Kesuksesan satu negara peserta event olahraga seperti Asian Games bisa dibilang selalu diukur dari pencapaian target perolehan medali. Â Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam perolehan medali tentu saja harus disokong oleh performa apik sang atlit, motivasi kuat plus dukungan materil dan moril.
Nah, sebagai anak bangsa yang berjiwa nasionalis, tidak ada salahnya jika saat ini kita coba untuk memadukan energi demi suksesi Asian Games. Jika sebelumnya energi telah banyak terkuras untuk kepentingan politik sesaat, maka mulai saat ini mari kita himpun energi positif yang tersisa dengan visi mengharumkan nama negeri di ajang Asian Games 2018. Bagaimana caranya?
Hingga saat ini, kehadiran medsos seperti facebook, instagram, twitter, whatsapp dan lain sebagainya masih dianggap sebagai media ampuh bagi masyarakat dalam menjalin komunikasi dan sharing informasi. Jika mau jeli, sebenarnya media-media sosial tersebut bisa saja dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk antusias dan kepedulian kita terhadap ajang Asian Games berupa dukungan moril. Â Â Â
Salah satu contoh dukungan moril yang bisa dilakukan adalah dengan cara membuat info profil atlit-atlit Indonesia yang akan berlaga di ajang Asian Games 2018. Info tersebut bisa disajikan dalam bentuk tulisan, foto, meme, audio video ataupun kombinasi seluruhnya yang kreatif dan mengandung pesan moral.
Semisal kita ambil contoh atlit pencak silat Indonesia Wewey Wita. Saya meyakini hingga saat ini tidak banyak yang mengenal nama Wewey Wita sebagai atlit pencak silat berprestasi. Atlit kelahiran 1993 ini belum banyak dikenal di media sosial meski telah menyumbangkan beberapa medali di ajang nasional dan internasional.
Kenyataan di atas mungkin bisa menjadi salah satu tolak ukur atau indikasi bahwa antusias masyarakat terhadap dunia olahraga masih kalah santer dibanding isu-isu lain, semisal Pilgub, Pilpres, atau bahkan dunia selebritis tanah air.Â
Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika mulai saat ini kita satukan energi untuk membesarkan nama Wewey. Tentunya dengan harapan agar Wewey menjadi termotivasi dan tersemangati. Sehingga pada waktunya nanti, Wewey diharapkan dapat kembali mendulang prestasi, terutama di negeri sendiri.
Selain profil atlit, kita juga bisa menyajikan informasi seputar stadion atau gelanggang tempat berlangsungnya kejuaraan olahraga. Dalam hal ini saya contohkan Gelora Bung Karno misalnya. Mungkin tidak banyak dari kita yang tahu bahwa Gelora Bung Karno (GBK) masuk dalam daftar 10 stadion terbaik di dunia.
Kemudian untuk stadion lain ada pula nama Stadion Jakabaring di Palembang. Khusus untuk stadion yang satu ini, saya sebagai warga sumatera merasa sangat bangga dengan kehadirannya di tengah-tengah kota Palembang. Perlu kita ketahui bahwa stadion Jakabaring pernah pula dipakai sebagai tempat pelaksanaan event-event besar, seperti Piala Asia dan Sea Games.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, seberapa sering kita melihat nama Wewey, stadion Gelora Bung Karno atau Jakabaring menghiasi layar media, terutama medsos? Â Â Â
Jadi, sekarang mari kita bantu untuk mem-viralkan profil para atlil-atlit andalan Indonesia. Buatlah info-info tersebut dengan sketsa rancangan yang menarik, mengena dan tepat sasaran. Buat juga kesan agar info-info tersebut semakin menambah nilai kebesaran dari event Asian Games, sebagaimana viralnya info-info bertema politik yang biasa menghiasi linimasa medsos kita. Â Â
Setelah info-info tersebut siap tersaji, maka segera bagikan dan sebarkan ke media-media sosial dengan harapan dapat diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia, bahkan termasuk para atlit Indonesia itu sendiri.
Nah, ketika info-info tersebut telah sampai kepada atlit, maka secara tidak langsung akan menyadarkan mereka sekaligus memberikan letupan semangat bahwa dirinya sedang mendapat dukungan dan perhatian dari jutaan masyarakat Indonesia.
Info-info tersebut diharapkan dapat ber-transformasi menjadi himpunan energi positif bagi para atlit. Sehingga, mereka pun tersadar jika sedang berlaga di negara yang besar dan dengan event yang besar pula.
Dengan demikian, setelah para atlit tersadar mendapat dukungan dan perhatian dari masyarakat, maka secara tidak langsung hal tersebut akan meningkatkan gairah mereka untuk menaiki podium demi podium. Ketika para atlit naik podium diiringi kibaran Merah Putih dan Indonesia Raya , maka secara otomatis visi Bersama Satukan Energi Untukmu Indonesiaku, berhasil.
Terakhir, sebelum bersiap menyatukan energi menyongsong Asian Games, mari kita pedomani kata-kata bijak yang pernah dilontarkan Presiden Pertama Republik Indonesia sekaligus sang proklamator kemerdekaan Republik Indonesia "Insinyur Soekarno", berikut ini:
"Asian Games bukan hanya sebatas pertandingan olah raga, tetapi juga mengusung harga diri bangsa. Even olah raga dapat digunakan medium membentuk karakter bangsa".
Selamat bertanding kepada segenab atlit-atlit kebanggaan Indonesia. Selamat berjuang dan tetap junjung tinggi sportifitas. Mari jadikan Asian Games sebagai momen emas untuk mendulang prestasi emas yang akan dipersembahkan sebagai kado terindah atas kemerdekaan Republik Indonesia. Â
Salam Asian Games, Selamat Membentuk Harga diri dan Karakter Bangsa. Merdeka, Merdeka !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H