Bagi pendukung incumbent, pidato pembukaan yang disampaikan RI 1 di acara tersebut bisa jadi semakin menambah keyakinan mereka bahwa "sang incumbent" sempurna, tanpa cela dan layak menjabat di periode berikutnya. Bagi masyarakat awam, kegiatan ceremoni tersebut bisa jadi pula akan mempengaruhi hak politiknya di balik bilik pemungutan suara pada 2019 mendatang. Namun bagi pendukung kubu sebelah, bisa jadi mereka seolah tidak sudi menyaksikan open ceremony. Mengapa? Entahlah.
Tapi yang jelas perlu kita ketahui, bahwa ketika calon incumbent berpidato dan membuka secara resmi event olah raga terbesar kedua di dunia Asian Games, dirinya masih merupakan Kepala Negara Indonesia yang sah. Untuk itu, mohon tidak sesekali melewatkan siaran TV yang menayangkan dirinya membuka secara resmi perhelatan Asian Games 2018 tersebut. Ini penting karena mewujudkan bentuk antusias kita terhadap Asian Games. Minimal sebagai bukti permulaan bahwa kita antusias atas perhelatan Asian Games. Â
Untuk itu, singkirkan terlebih dahulu hal-hal yang berbau emosional dan egosentris karena Asian Games akan disaksikan jutaan pasang mata dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ajang Pilpres.
Usahakan untuk tetap berpikir dinamis terhadap segala pernak-pernik yang akan terjadi dari pelaksanaan Asian Games. Tumbuhkan pola pikir positif bahwa Asian Games akan mengusung harga diri sekaligus membentuk karakter bangsa.
Tersenyumlah ketika pada waktunya nanti calon incumbent akan berpidato dan membuka secara resmi pesta olahraga Asian Games 2018. Tontonlah siaran open ceremoni tersebut dengan hati lapang dan tanpa muka masam. Ingatlah bahwa yang terpenting pada pelaksanaan Asian Games 2018 adalah bagaimana caranya agar ajang ini sukses dan atlit-atlit Indonesia berjaya dengan meraup seluruh medali emas.
Lantas sumbangsih apa yang bisa disodorkan untuk menyemarakkan Asian Games 2018?
Begini. Kesuksesan satu negara peserta event olahraga seperti Asian Games bisa dibilang selalu diukur dari pencapaian target perolehan medali. Â Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam perolehan medali tentu saja harus disokong oleh performa apik sang atlit, motivasi kuat plus dukungan materil dan moril.
Nah, sebagai anak bangsa yang berjiwa nasionalis, tidak ada salahnya jika saat ini kita coba untuk memadukan energi demi suksesi Asian Games. Jika sebelumnya energi telah banyak terkuras untuk kepentingan politik sesaat, maka mulai saat ini mari kita himpun energi positif yang tersisa dengan visi mengharumkan nama negeri di ajang Asian Games 2018. Bagaimana caranya?
Hingga saat ini, kehadiran medsos seperti facebook, instagram, twitter, whatsapp dan lain sebagainya masih dianggap sebagai media ampuh bagi masyarakat dalam menjalin komunikasi dan sharing informasi. Jika mau jeli, sebenarnya media-media sosial tersebut bisa saja dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk antusias dan kepedulian kita terhadap ajang Asian Games berupa dukungan moril. Â Â Â
Salah satu contoh dukungan moril yang bisa dilakukan adalah dengan cara membuat info profil atlit-atlit Indonesia yang akan berlaga di ajang Asian Games 2018. Info tersebut bisa disajikan dalam bentuk tulisan, foto, meme, audio video ataupun kombinasi seluruhnya yang kreatif dan mengandung pesan moral.
Semisal kita ambil contoh atlit pencak silat Indonesia Wewey Wita. Saya meyakini hingga saat ini tidak banyak yang mengenal nama Wewey Wita sebagai atlit pencak silat berprestasi. Atlit kelahiran 1993 ini belum banyak dikenal di media sosial meski telah menyumbangkan beberapa medali di ajang nasional dan internasional.