Contoh sederhananya seperti uang. Tentunya tidak ada satupun di antara kita yang tidak menginginkannya. Terlebih lagi jika jumlah yang disodorkannya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan nafsu duniawi kita. Saya berani untuk mengatakan bahwa "hanya orang-orang yang kebal betul imannya yang bisa lolos dari tantangan ini."
Maka dari itu, tidak sepatutnya kita merasa heran jika kita sering menyaksikan di banyak media pemberitaan tentang ditangkapnya satu per satu pejabat kita (padahal mereka sudah berlimpahan harta loh!) oleh komisi KPK karena sudah mengkorup uang negara.Â
Dan tak perlu pula terkaget-kaget saat melihat aksi pencopetan uang oleh para "budak-budak dunia" yang sering terjadi di tempat-tempat umum.Â
Semuanya mereka lakukan karena demi uang. Ya, hanya demi uang. Mereka rela mengorbankan nilai kemanusiaan mereka karena uang menjanjikan "kelezatan duniawi" yang tiada tara.
Dalam hal ini tentunya masih banyak lagi hal-hal yang lain selain uang. Pokoknya, selama sesuatu itu kaya akan sisi keduniawian, selama itu pula kita akan berjuang mati-matian untuk memilikinya. Dan sebaliknya, jika sesuatu itu tidak menjanjikan kenikmatan duniawi sama sekali, maka bagi kita lebih baik dibuang saja deh!
Namun tentu saja paradigma yang timpang seperti itu tidak layak untuk kita rawat. Kita harus buang jauh-jauh. Sejauh mungkin tanpa pernah berkeinginan kembali untuk memilikinya.
Karena sejatinya tidak ada satupun di dunia ini yang benar-benar layak untuk kita sepelekan. Semuanya memiliki nilai masing-masing. Bahkan sesederhana apapun sesuatu itu.Â
Lagi pula bernilai atau tidaknya sesuatu tidak terletak pada sebesar apa kenikmatan duniawi yang bisa diberikannya. Sebab betapa banyak hal-hal yang kita anggap sangat bernilai, namun ternyata justru malah memberikan kemudharatan yang sangat besar bagi kita. Dan sebaliknya tidak sedikit pula sesuatu yang kita anggap sangat kecil, rupanya malah memberikan manfaat yang jauh lebih besar.Â
Saya teringat dengan perkataan Leo Buscaglia, seorang penulis dan pembicara asal Amerika Serikat "Terlalu sering kita meremehkan kekuatan sentuhan, senyuman, kata kata yang ramah, telinga yang mau mendengar, pujian yang jujur, atau tindakan kecil dari kepedulian, yang semuanya memiliki potensi untuk mengubah kehidupan di sekitar."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H