Mohon tunggu...
Nalar Keropos
Nalar Keropos Mohon Tunggu... Penulis - Dianggap Introvert tapi sering merasa Ekstrovert

Suci yang tidak bersih adalah kertas tanpa coretan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memetik Benih-benih Hikmah di Balik Pandemi Covid-19

10 Agustus 2020   17:46 Diperbarui: 10 Agustus 2020   18:17 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih-alih berusaha untuk mengintrospeksi diri dan mencoba menggali hikmah apa yang ada di balik wabah ini (demikianlah yang seharusnya kita lakukan jika kita memang mengaku beriman), kita justru malah asyik saling menyalahkan satu sama lain.

Menganggap diri/kelompok sendiri yang paling benar dan yang lainnya salah, padahal sejatinya yang kita ketahui tidak lebih dari sekedar asumsi-asumsi yang sama sekali tak berdasar. Corona memang benar-benar menelanjangi watak kita yang tersembunyi selama ini.

Seperti belakangan pada saat awal-awal kemunculan virus ini, terdapat sebagian di antara kita yang sungguh-sungguh tidak tahu malu. Di mana saat paramedis mengatakan bahwa Corona merupakan jenis virus yang baru dan berasal dari kelelawar, namun dengan bangganya kita malah membantah dengan mengatakan bahwa virus ini sejatinya sebagai azab dari Tuhan bagi kelompok tertentu.

Pun demikian saat kita menyangkal pernyataan paramedis yang mengatakan bahwa virus ini sifatnya menular, sehingga siapapun bisa terjangkit olehnya. Namun lagi-lagi kita dengan begitu percaya diri menonjolkan kedunguan dengan menganggap bahwa virus ini kebal bagi mereka yang imannya tinggi. Nau'dzu billah min dzalik.

Tentu saja bukan tanpa alasan paramedis tersebut berkata demikian. Mereka sudah melakukan berbagai proses penelitian dan pengujian terkait wabah ini.

Lagi pula itu memang sudah tugas mereka, bidang keahlian mereka yang secara akademis sudah mendapat berbagai pengakuan dan kepercayaan dari banyak pihak.

Berbeda dengan kita yang masih sangat awam, alih-alih memiliki landasan teori yang kuat perihal virus Corona, untuk mengerti apa arti dari nama Covid-19 saja barangkali kita tidak mengetahuinya. Apa lagi sampai-sampai menyalahkan para ahli yang secara teori lebih mumpuni dibandingkan dengan kita. Huuufftttt, sadar diri donk.

Sebagai manusia yang berakal, yang dengannya kita bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang ada, pastinya bukan cara bijak bagi kita untuk saling menyalahkan satu sama lain, terlebih dalam kondisi yang demikian mencekiknya seperti sekarang ini.

Perlu juga untuk kita tekankan bahwa Corona tidak seperti dengan jelangkung yang kedatangannya tanpa undangan dari kita, namun sayangnya virus ini tak kunjung minggat juga sebagaimana jelangkung yang pulang dengan tak diantar.

Virus ini hadir ke dalam sela-sela kehidupan kita akibat dari kerakusan kita sendiri. Kita sudah dengan sewenang-wenangnya memperlakukan alam beserta dengan makhluk hidup yang lainnya, mengeksploitasinya dengan sekehendak hati kita tanpa melihat dampak yang akan ditimbulkannya.

Tentu hal ini menjadi pelajaran yang penting bagi kita, bahwa bencana alam sejatinya diciptakan oleh tangan kita sendiri. Banjir, tsunami, gempa bumi, virus, kita sendirilah yang mengundang semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun