Mohon tunggu...
Ria Anggriawan
Ria Anggriawan Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas, pegiat sosial

-------

Selanjutnya

Tutup

Money

Manfaatkan Pandemi Corona dengan Budidayakan Jamur dari Rumah

10 September 2020   01:29 Diperbarui: 10 September 2020   01:27 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M. Ichwan dengan jamur tiram yang dibudidayakannya (Dok. Pribadi)

Pandemi Covid-19 menuntut setiap orang untuk berfikir kreatif dari rumah. Tidak terkecuali, Ichwan. Ichwan merupakan penerima Bakrie Graduate Fellowship dari Bakrie Center Foundation dan  berprofesi sebagai seorang dosen di Universitas Islam Makassar. Selama pandemi Covid-19 ia menjalankan budidaya dan bisnis jamur tiram di kampung halamannya, Parepare, Sulawesi Selatan.

Ichwan menuturkan alasan dia melakukan budidaya jamur tiram karena jamur jenis ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dalam budidaya jamur tiram, kata Ichwan, semua bagian dari jamur seperti bibit, baglog, dan jamurnya bisa diperjual-belikan.

Selain memiliki nilai ekonomi, dia mengungkapkan alasan dirinya berkecimpung di bidang jamur tiram karena ingin mendorong masyarakat Parepare melakukan budidaya jamur hingga nantinya Parepare bisa menjadi lumbung jamur dan dapat meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat Parepare.

“Apalagi dengan skema pemberdayaan masyarakat itu bisa memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar tempat budidaya,” kata Ichwan.

Keseriusan Ichwan dalam membudidayakan jamur tiram bukanlah isapan jempol belaka. Ichwan bahkan mendirikan Sahabat Jamur, yaitu sebuah bisnis sosial yang fokus pada budidaya, pengolahan, serta edukasi mengenai jamur kepada masyarakat. Saat ini Sahabat Jamur telah mendapat dukungan dari PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar dan Universitas Islam Makassar dalam hal riset dan pengembangan budidaya jamur tiram.

Sahabat Jamur memiliki misi yaitu mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk turut membudidayakan jamur tiram serta mengkonsumsi jamur demi kesehatan dan ekonomi masyarakat yang makin baik.

Dia menuturkan dalam mencapai tujuan tersebut, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Masyarakat Parepare masih awam dengan jamur, khususnya jamur tiram.

 “Tidak seperti masyarakat Pulau Jawa yang sudah familiar dengan jamur, masyarakat sini perlu diedukasi mengenai manfaat mengkonsumsi dan melakukan budidaya jamur. Selain itu masyarakat juga ingin melihat dulu bukti nyatanya,” ungkap Ichwan.

Oleh sebab itu, kata Ichwan, untuk menunjukkan bukti nyata manfaat dari budidaya jamur tiram Sahabat Jamur mulai memasarkan produk olahan jamur di awal bulan April tahun ini.

Adapun makanan olahan yang diproduksi Sahabat jamur dengan bahan dasar jamur tiram diantaranya tahu bakso jamur, bakso jamur, nugget jamur, pangsit goreng jamur, dan yang lainnya.

Dalam pembuatan makanan olahan jamur tiram, Sahabat Jamur sudah bekerja sama dengan beberapa kelompok tani di Sulawesi Selatan, seperti kelompok tani Pinrang, Maros, dan kelompok tani kabupaten lainnya.

Dalam hal ini para kelompok tani menyuplai bahan baku untuk keperluan pembuatan produk olahan jamur tiram.

Hingga saat ini, jangkauan produk olahan jamur tiram dari Sahabat Jamur telah tersebar di 3 Kabupaten/Kota yaitu Makassar, Barru, dan Sidenreng Rappang (Sidrap).

Tidak hanya melakukan produksi makanan olahan jamur, Sahabat Jamur juga mendirikan Jamoerin Café yang bertempat di lokasi budidaya jamur mereka.

suasana Jamoerin Cafe (Dok. Pribadi)
suasana Jamoerin Cafe (Dok. Pribadi)

Jamoerin Café adalah Cafe khusus yang menyediakan menu-menu olahan Jamur Tiram. Di Jamoerin Café masyarakat tidak hanya bisa menikmati makanan serba jamur, namun juga bisa melihat proses budidaya jamur dan pengolahan jamur menjadi frozen food.

“Peluang bisnis jamur tiram sangat besar apalagi penyediaan jamur segar di Makassar tidak memenuhi. Permintaan lebih tinggi dibanding stok yang ada. Progresnnya sangat bagus. Hanya memang kita harus mengedukasi  masyarakat untuk melakukan budidaya jamur,” tutup Ichwan.

Penulis: Ria Anggriawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun