Penduduk pada sebuah desa wisata, bisa berperan sebagai agen atau duta wisata. Seperti halnya warga setempat yang kita temui di area ini, dengan budaya dan kearifan lokalnya, serta dalam fungsi dan tugas mereka masing-masing.
Karakter warga Banyumas yang cablak, jujur, dan apa adanya, tampil dan ramah menyambut para pengunjung. Budaya tepo seliro yang dianut menciptakan kesantunan, penghormatan, juga keringanan hati dalam berinteraksi memberikan informasi atau bantuan kepada para pengunjung.
Wisata Kuliner
Keseruan jalan pagi menjadi lengkap dengan paket wisata kulinernya. Kita bisa menikmati sajian khas yang dijual oleh penduduk setempat pada jalur jelajah. Air badeg, kelapa muda, cimplung, dan pecel bunga kecombrang.
Air badeg. Minuman segar ini diambil dari air sari pohon kolang kaling. Setelah ditiris, didiamkan semalaman di dalam wadah bambu. Rasanya manis, ringan dan segar. Efeknya cepat menghidrasi dan mengembalikan energi. Hanya dengan Rp5.000,- satu gelasnya, kita bisa menikmati kesegarannya.
Pecel bunga kecombrang. Dalam sensasi rasa dan aroma yang unik, pecel ini lezat sekaligus menyehatkan. Paduan sayuran: bayam, sawi pahit, kol, pepaya muda, kecambah, dan tentunya bunga kecombrang, disiram bumbu kacang di atasnya.Â
Tak ketinggalan hadirnya mendoan kebul-kebul yang baru saja diangkat dari penggorengan. Satu kata dari kami warga Banyumas, Nylekamin! Yang artinya sangat sangat enak!
Desa yang dibuka menjadi desa wisata, memiliki daya saing dan daya gerak yang baru. Pembangunan sarana dan prasarana, edukasi, motivasi, sosial budaya dan perekonomian terus digerakkan menjadi lebih maju.Â
Peran aktif dan kesiapan semua pihak menjadi penentu. Pun warga setempat yang secara langsung berinteraksi dengan pengunjung, menjadi tuan rumah yang ramah, nyaman dan aman. Sebuah paket komplit dari wisata alam, sejarah, budaya, dan kuliner lokal yang berpadu di Desa Ketenger, siap menyambut para pengunjung.
Terlampir video pendek berdurasi 3 menit 50 detik.
Terima kasih telah membersamai jalan pagi kami di Desa Ketenger.