Bagian lain dari rangkaian PLTA, yaitu gardu induk (turbin dan generator) tidak akan kita temui pada rute ini karena berada pada rute yang berlawanan. Gardu induk berada di Desa Melung, Kec. Kedungbanteng. InsyaAllah ada kesempatan, kita kunjungi bersama ya!
Pipa Pesat
Keberadaan pipa pesat ini sangat menarik. Dibuat dari material baja, penyusunan konstruksinya unik. Sebagian diletakkan di atas tanah dengan penyokong dan angker blok, sebagian lagi ditanam di dalam tanah sehingga tidak terlihat.
Yang lebih unik, ada peletakan horisontal (mendatar) dan ada yang diposisikan miring naik turun hampir vertikal. Sehingga kontur perjalanan saat menyusur jalur pipa pesat adalah mendatar, naik, turun, mendatar lagi, kemudian mendaki naik lagi.
Awalnya saya mengira bagian pipa yang naik turun ini karena mengikuti kontur tanah pegunungan semata. Ternyata, sangat mungkin sengaja dibuat demikian. Seolah membentuk gelombang.
Dalam suatu rangkaian PLTA, pipa pesat berfungsi mengalirkan air dari kolam tando menuju turbin. Walau posisi turbin lebih rendah dari kolam tando, ada jarak yang jauh harus ditempuh oleh aliran air. Ya, pipa pesat ini panjangnya sekitar 3 Km dari kolam tando ke turbin (hasil cek via googlemap).
Adanya sisi naik turun pada pipa pesat, dapat menciptakan momentum yang menambah daya gerak air. Sehingga di ujung rangkaian, daya ini mampu menggerakkan roda turbin dengan lebih kuat dan lebih cepat.
Kolam Tando
Setelah melalui kontur naik turun yang menantang, tibalah kita di area kolam tando. Area di sekitarnya terawat dengan sangat baik. Jalur pejalan tersedia berupa tatanan batu templek yang disemen. Kita bisa memilih menapakinya atau menapaki tanah rumput saja. Bagi saya dan mbak Nuni, tanah rumput terasa lebih empuk dan nyaman.
Kita istirahat sejenak, mengatur nafas sembari menikmati suasana.. menghirup-hirup udara pagi yang sangat segar.