Mohon tunggu...
ria asriani
ria asriani Mohon Tunggu... Operator - mahasiswa

SAYA SUKA MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

metode scorates

19 Januari 2025   18:09 Diperbarui: 19 Januari 2025   17:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Metode Socrates dalam Menelusuri Jejak Kebenaran: Sebuah Pendekatan Berpikir Kritis dalam Evaluasi Argumentasi

 Pendahuluan

Latar Belakang
Dalam dunia yang penuh dengan informasi dan opini, kemampuan untuk membedakan antara argumen yang kuat dan lemah menjadi sangat penting. Di sinilah metode Socrates memainkan peranannya. Metode ini, yang diperkenalkan oleh filsuf Yunani kuno, Socrates, berfokus pada pencarian kebenaran melalui dialog dan pertanyaan yang mendalam. Metode ini tidak hanya digunakan untuk memeriksa kebenaran dalam konteks filosofi, tetapi juga dapat diterapkan untuk mengevaluasi dan mengkritisi argumen dalam berbagai konteks lain, termasuk sosial, politik, dan akademis.

Proses berpikir kritis yang diajarkan oleh Socrates mengutamakan evaluasi logis dari argumen yang diajukan, dengan tujuan mencapai pemahaman yang lebih jelas dan mendalam tentang suatu masalah. Metode Socrates ini mengajak individu untuk menggali asumsi yang mendasari argumen dan mempertanyakan kebenaran klaim yang disampaikan. Dalam konteks saat ini, di mana opini sering kali berbenturan dengan fakta, penerapan metode Socrates dapat membantu individu dan kelompok dalam mengevaluasi dan memilih argumen yang paling rasional dan berbasis bukti.

Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan metode Socrates dapat membantu dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan argumentasi dalam konteks kontemporer? Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menerapkan metode ini dalam kehidupan sehari-hari?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi cara metode Socrates diterapkan dalam evaluasi argumentasi, menganalisis bagaimana metode ini dapat membantu membedakan antara argumen yang kuat dan lemah, serta mengidentifikasi tantangan yang muncul dalam penerapannya di berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

Tinjauan Pustaka

Metode Socrates
Metode Socrates adalah pendekatan dialektik yang bertujuan untuk menggali kebenaran melalui pertanyaan yang terus-menerus. Menurut Plato, Socrates menggunakan dialog sebagai sarana untuk menantang klaim yang diajukan oleh lawan bicaranya, dengan tujuan menuntun mereka menuju pemahaman yang lebih dalam dan lebih jelas tentang isu yang dibicarakan (Plato, 380 SM). Metode ini melibatkan serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk menggali dasar asumsi, logika, dan implikasi dari pernyataan yang dibuat oleh individu. Ini merupakan proses yang interaktif dan reflektif, yang mengharuskan semua pihak terlibat dalam berpikir kritis.

Evaluasi Argumentasi dalam Berpikir Kritis
Dalam konteks berpikir kritis, evaluasi argumentasi adalah suatu proses yang penting untuk memastikan bahwa argumen yang diajukan tidak hanya berbasis opini, tetapi juga didasarkan pada bukti dan logika yang valid. Tindakan ini melibatkan pengujian premis, validitas kesimpulan, serta identifikasi potensi kesalahan logika seperti ad hominem, false dichotomy, atau slippery slope. Menurut Fisher (2013), berpikir kritis dalam evaluasi argumentasi melibatkan dua aspek utama: penilaian terhadap kekuatan bukti yang digunakan dan penilaian terhadap kejelasan serta konsistensi dari argumen yang diajukan.

Penerapan Metode Socrates dalam Kehidupan Sehari-hari
Salah satu tantangan besar dalam penerapan metode Socrates di dunia modern adalah kecepatan dan kedalaman perdebatan yang sering kali dangkal. Dalam era informasi yang serba cepat, argumen sering disampaikan tanpa ruang untuk refleksi atau analisis mendalam. Menurut Paul dan Elder (2014), untuk menerapkan metode Socrates dalam diskusi kontemporer, individu perlu dilatih untuk mengajukan pertanyaan yang mendalam dan tidak puas dengan jawaban yang sederhana atau klise.

Metodologi

Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan utamanya adalah untuk mengeksplorasi penerapan metode Socrates dalam evaluasi argumentasi dalam konteks kontemporer, dengan fokus pada bagaimana individu dapat menggunakan metode ini dalam mengevaluasi argumen dalam perdebatan sosial dan politik.

Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah individu yang terlibat dalam diskusi publik, baik di media sosial maupun dalam forum diskusi tatap muka. Sampel yang dipilih terdiri dari 30 orang yang aktif berpartisipasi dalam diskusi tersebut, dengan latar belakang yang bervariasi, baik dalam hal profesi maupun pendidikan.

Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 30 partisipan yang terlibat dalam diskusi sosial atau politik, baik secara daring maupun tatap muka. Wawancara ini berfokus pada bagaimana mereka mengevaluasi argumen yang disampaikan oleh pihak lain, serta apakah mereka menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh metode Socrates dalam proses tersebut. Selain itu, peneliti juga menganalisis contoh-contoh diskusi yang ada di media sosial untuk melihat bagaimana teknik ini diterapkan dalam situasi yang lebih terbuka dan tidak terstruktur.

Hasil Penelitian

Deskripsi Umum Responden
Dari 30 responden, mayoritas berusia antara 25-40 tahun, dengan 60% memiliki latar belakang pendidikan tinggi (sarjana atau lebih), dan 40% lainnya adalah profesional yang bekerja di bidang komunikasi, pendidikan, dan media. Sebagian besar responden aktif berpartisipasi dalam diskusi sosial dan politik di media sosial dan forum-forum online.

Pembahasan

Analisis Hasil Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun banyak individu menyadari pentingnya berpikir kritis dalam menilai argumen, tidak semua orang secara konsisten menerapkan metode Socrates dalam diskusi mereka. Hal ini sesuai dengan temuan Paul dan Elder (2014) yang menunjukkan bahwa penerapan metode Socrates memerlukan pelatihan berkelanjutan dalam mengajukan pertanyaan yang mendalam dan kritis. Salah satu tantangan terbesar adalah kecenderungan untuk menerima argumen yang sederhana tanpa mengeksplorasi lebih lanjut asumsi atau logika yang mendasarinya.

Selain itu, meskipun sebagian besar responden menggunakan metode ini untuk mengidentifikasi asumsi dan kesalahan logika dalam argumen, kurang dari separuh responden yang aktif menerapkan teknik ini secara konsisten dalam diskusi mereka. Ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan berpikir kritis dalam komunitas diskusi, terutama dalam platform digital yang cepat dan sering kali dangkal.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun metode Socrates dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam evaluasi argumentasi, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari masih terbatas. Banyak individu yang menyadari pentingnya berpikir kritis, namun tidak semua orang secara konsisten menerapkan teknik ini dalam diskusi mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun