Brukkkk
Aku terjatuh begitu saja di lantai permadani yang masih berserakan kapas penuh darah.
aku tidak sanggup melihat darah, itulah yang membuatku gagal pada ujian akhir.
dan entah kenapa barusan aku bisa menyelesaikannya tanpa pingsan di awal, namun di akhir.
***
Seseorang menetesi wajahku dengan air dingin. Pria itu kini berjongkok dihadapanku. Ternyata dia tampan sekali, garis-garis wajahnya terlihat jelas membentuk rahang yang keras.
"terima kasih, atas pertolonganmu semalam"
Ia mengulurkan tangannya membantuku bangkit, lalu berjalan menjauh dariku, sedikit tertatih. Aku berdiri dan mengejarnya yang sudah hampir berada di depan pintu.
"tunggu, " kataku. "siapa nama tuan?"
Ia diam, terlihat ragu-ragu mau menyebutkan namanya. Tapi akhirnya ia berbalik, tersenyum kecil padaku "Aban, namaku Aban"
dan berlalu..........................................