Mohon tunggu...
RIA SUCI INDASARI
RIA SUCI INDASARI Mohon Tunggu... Guru - Guru kelas TK Dharma Wanita Klakah

Lahir di kota Lumajang, menikah dengan seorang suami yang hebat selalu membimbing dan mendukung kegiatan saya, dikaruniai 2 anak yang insyaallah sholeh dan sholiha. hobi membaca yang akhirnya mendorong saya untuk mencoba menulis sebuah artikel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Permainan Tradisioanal Mampu Mengembangkan Aspek Kecerdasan Anak

27 November 2022   18:30 Diperbarui: 27 November 2022   18:37 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia menjadi bangsa yang kaya akan budaya dengan berbagai macam tradisi di setiap wilayah yang mampu mencerminkan karakteristik penduduknya. Begitupun dengan permainan tradisional yang memiliki keragaman dan keunikan tersendiri. Permainan tradisional biasanya dilakukan oleh 2 anak atau lebih, secara tidak langsung permainan tradisional mampu merangsang anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya dan lingkungan sekitaranya.

Beberapa contoh permainan tradisional yang mampu mengembangkan aspek perkembangan pada anak usia 

PETAK UMPET

Permainan ini dilakukan minimal 2 anak, permainan ini sejenis permainan mencari dan bersembunyi , umumnya dilakukan di luar ruangan

Cara bermainnya anak anak melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang bertugas untuk mencari teman temannya yang bersembunyi, kemudian anak pencari memejamkan mata menghadap tembok atau pohon sambil berhitung 1-10 sedangkan teman yang lain mulai mencari tempat persembunyian sampai hitungan ke 10. selesai menghitung si pencari mulai beraksi mencari teman teman yang bersembunyi. 

Saat pencari menemukan temannya ia akan menyebutkan nama dan berlari menuju tembok atau pohon tempat ia berhitung tadi kemudian menyentuhnnya dengan menyebut nama markasnya (setiap daerah memiliki sebutan sebutan yang berbeda, di tempat saya disebut tekung). 

Keseruan permainan ini pada saat ada anak yang belum ditemukan dari persembunyiannya dapat berlari atau mengendap endap menuju tekung, saat ia berhasil menyentuh tekung maka teman teman yang tadi sudah ditemukan harus dibebaskan sehingga si pencari harus mengulang kembali permainannya dari awal.

 Jika dilihat dari aktifitasnya permainan ini mampu mengembangakan aspek fisik motorik anak terutama motorik kasar, anak mampu berhitung dengan benar 1-10, anak mampu berfikir kritis dalam proses permainannya, interaksi yang dilakukan anak dengan teman sebayanya saat bermain mampu mengembangkan bahasa verbal dan non verbal. anak mampu mengolah emosi/perasaannya secara wajar dan tidak berlebihan, melatih sportifitas anak sejak dini.

ENGKLEK

Engklek atau gacok biasanya dari batu pipih, potongan keramik atau pecahan genting rumah berukuran kecil hingga bisa digenggam atau dipegang anak. Permainan ini biasanya dimainkan 2 anak atau lebih.

Cara bermain mula mula anak membuat pola permainannya menggunakan kapur, batu bata atau lansung ketanah dengan bentuk persegi yang tersusun dari bawah ke atas menjadi enam persegi. pada persegi kelima tambahkan disisi kanan kirinya bentuk persegi lagi hingga berbentuk seperti huruf T. anak melakukan hompimpa atau suit (jika hanya 2 anak yang bermain) untuk menentukan siapa yang yang mendapat giliran pertama untuk bermain. 

Pemain harus melempar gacok dari persegi ysng pertama, jiks tepat sasaran pemain boleh melanjutkan melangkahi persegi yang pertama dengan cara melompat dengan satu kaki, demikian seterusnya hingga persegi yang terakhir. yang mencapai persegi terakhir itulah pemenangnya.

Aktivitas permainan ini dapat melatih keseimbangan anak merangsang motorik kasar pada anak, mengenal bentuk geometri persegi dan mampu memecahkan masalah dalam permain yang dilakukannya,melatih sportifitas dalam mengolah emosi/perasaannya

CONGKLAK/DAKON 

Permainan Congklak/dakon dimainkan oleh 2 anak yang saling berhadapan menggunakan papan congklak yang terbuat dari kayu atau plastik. Papan tersebut memiliki 14 lubang kecil yang berhadapan dan dua lubang besar disisi kanan dan kiri. Setiap lubang kecil diisi 7 biji congklak/dakon, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong digunakan sebagai rumah pemain.

Dua orang pemain secara bergantian memilih satu lubang kecil miliknya, lalu biji pada lubang tersebut dibagikan satu persatu kelubang yang lain searah jarum jam sampai biji dalam genggaman habis, permainan akan berakhir saat biji disemua lubang kecil habis dan berpindah pada pada lubang masing masing pemain. Pemenang dalam permainan ini adalah jumlah biji terbanyak dilubang besar masing masing pemain.

Permainan congklak/dakon ini mampu menggembangkan beberapa aspek kecerdasan pada anak antara lain

Motorik halus anak saat mengkoordinasikan mata dan jari jari tangannya saat anak menggenggam dan membagi biji congklak kognitif anak saat anak mengisi setiap lubang pada papan congklak sebanyak 7 buah, sosial emosianal anak dapat terlatih saat anak bersabar menunggu gilirannya untuk bermain, ketelitiannya terlatih saat anak membagi satu persatu biji congklak, anak terlatih untuk menunjukkan emosinya dengan wajar, anak terlatih bermain dalam tim/kelompok interakasi yang terjadi dengan lawan mainnya mampu mengembangkan bahasa ekspresif pada anak menanamkan sikap jujur dan mau berbagi dengan teman.

Beberapa contoh permainan tradisional ini bisa dimainkan dirumah bersama anggota keluaraga, karena sejatinya pendidikan yang baik berawal dari keluarga itu sendiri. masih banyak lagi permainan tradisional yang sangat bermanfaat untuk merangsang tumbuh kembang pada anak usia dini. dengan bermian anak anak mendapatkan kesenangan yang sejati karena dunia anak adalah dunia bermain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun