Karena hidup adalah tentang menciptakan arti:)
Hari itu 18 November 2018, aku berkesempatan bergabung dengan komunitas Pendar Foundation untuk ikut mengajar anak-anak di desa Sanden, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Desa ini terletak di bawah kaki gunung merbabu dan bagi para pendaki via selo pastinya desa ini sudah tidak asing lagi, karena dekat dengan ketep pass.
Kami berangkat dari Yogyakarta sekitar pukul 12 siang. Cuaca pada hari itu seperti sedang demam, karena sebentar panas kemudian redup mendung dan kembali panas lagi. Diperjalanan, kami beberapa kali berteduh karena hujan turun.
Namun lucunya hujan ini hanya sebentar saja. Perjalanan kami memakan waktu sekitar dua jam. Selama perjalanan, kuamati desa Sanden ini memiliki pesona tersendiri. Desa ini tak kalah indahnya dengan desa-desa yang pernah ku kunjungi sebelumnya. Desa ini memiliki potensi pertanian yang begitu besar.
Sejauh mata memandang, selama perjalanan terhampar luas ladang warga yang ditanami sayuran wortel, kubis, tomat, cabe, brokoli dan masih banyak lagi. Pemandangan ini sukses memanjakan mata kami sejenak yang sedikit jenuh akan hiruk pikuk kota.
Sekitar 15 menit beristirahat dan menunggu, anak-anak tak kunjung datang. Ibu pemilik rumah menyarankan kami untuk membuat pengumuman di masjid. Ibu pemilik rumah juga membantu kami untuk mendatangi rumah adik-adik guna memberi tahu bahwa sekolah desa akan mengadakan belajar bahasa Inggris seperti biasanya.Â
Sekitar 10 menit setelah pengumuman, satu persatu anak-anak mulai berdatangan. Mereka terlihat begitu polos dan lugu. Banyak dari mereka yang terlihat begitu segar dengan rambut basah setelah keramas, ada dari mereka yang berkata "kak maaf aku tadi lama karena mandi dulu" sambil menenteng buku dan alat tulis mereka.
Anak-anak disini terlihat begitu antusias untuk mengacungkan tangan saat kami melontarkan pertanyaan. Mereka juga dengan telaten mencatat apa yang kami tuliskan di papan tulis. Anak- anak begitu bersemangat membentuk kelompok. Pada masing-masing kelompok ini anak-anak ditugasi untuk mewarnai family tree dan mencocokkan gambar kemudian menempelkannya sesuai nama panggilan keluarga.
Kelompok yang paling rapih, cepat dan presentasinya bagus akan menjadi pemenang dalam tugas kelompok ini. Terlihat setiap kelompok sangat bersemangat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Tak terasa waktu begitu cepat, waktu menunjukkan hampir pukul 16.30. Kami berencana untuk segera mengakhiri pelajaran. Diakhir pelajaran seperti biasanya anak-anak diberikan kebebasan untuk memilih tema mana yang akan menjadi PR kelompok mereka.
Semangat mereka untuk terus belajar seolah membuktikan pada dunia bahwa tinggal di kaki gunung bukanlah sebuah halangan. Karena mimpi itu tidak kenal batas, begitu banyak mimpi dan harapan yang bisa dibagi serta asa dan usaha untuk mewujudkannya.
Terimakasih adik-adik dari desa Sanden yang telah memberi kesempatan pada kami untuk menyalakan pendar-pendar mimpi dan harapan di kaki gunung merbabu ini. Kelak ketika bertemu lagi semoga kalian sudah menjadi sosok yang berpendar dan bermanfaat untuk desa kalian. Â
Pendar Foundation
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H