kemudian mulai lah teggang ternyata orang tersebut menagih uang yg dipinjam oleh Ayah ku untuk bermain judi besar 5 juta , hati ku hancur aku dan Ibu ku menangis didapur mendengar percakapan mereka , Ayah ku dikasih waktu 2 Minggu untuk melunasinya ,dan aku berifikir dari mana uang Ayah ku untuk membayar hutang sebanyak itu? , setelah kejadian itu Ayah ku merasa bersalah sekali, dia mencari uang entah dari mana dan ia mencicilnya kepada laki- laki tersebut,Namun belum cukup.
Setalah 2 bulan berlalu orang itu kembali datang dan menagih uang tersebut , Ayah ku sedang duduk didepan teras Ibu ku sedang menonton tv kemudian laki-laki tersebut datang dengan emosi yang membara , sebelum nya aku sudah mengintip dia dari jendela kamar ku dan aku melihat ditangannya ia seperti membawa batu sepertinya batu itu akan dilempar ke ayah ku  , seketika aku meloncat dari tempat tidur ku ,setelah aku keluar dari kamar orang itu sudah akan melemparkan batu itu pada Ayah ku, tapi muzijat tuhan terjadi batu itu tak jadi dilempar ke Ayah ku,karna aku langsung  meneluluk Ayah , aku melindungi dia dan menangis sekencang-kencangnya.
Lalu berkatalah laki-laki itu katanya "Mana janjimu? saya tunggu 2 bulan blm juga anda bayar hutang anda" , Ayah ku hanya bisa diam ,dan Ibu ku  berkata "Sudah ku bilang kepada anda sabar saya masih punya arisan disana nanti kalau sudah dapat  nanti saya langsung bayar ke anda" ,lalu orang tersebut berkata "Saya tidak peduli dengan arisan mu! yang saya butuhkan uang saya kembali".
Disitu keadaan makin memanas aku nangis sekencang kencangnya dada ku sakit luar biasa , aku berjalan mendekati orang tersebut sembari mengisyaratkan lebih baik kamu pulang dulu, tapi aku tidak sanggup untuk mengucapkan nya aku hanya menyuruh ia keluar dengan tangan ku yang seperti mengusir. Karna keadaan sudah sangat panas, Â setelah kejadian itu . Ayah ku minta maaf kepada Ibu ku dan aku karna sudah buat kami ketakutan, Ibu ku hanya berkata "Ayah harus bertobat tinggalkan semua masa lalu Ayah yang membuat semua hancur , tatap masa depan serahkan semua keluh kesah Ayah kepada Tuhan percaya Tuhan pasti tuntun langkah Ayah untuk menjadi orang yang lebih berguna lagi", dan Ibu ku juga bilang pada ku aku tidak boleh sedikit pun dendam dengan orang tersebut.
Sejak kejadian itu kami berfikir keras bagaimana caranya agar hutang itu terlunasi dan Ibu mengutuskan untuk menjual rumah yang ia beli sejak masih gadis , karna arisan Ibu masih cukup lama untuk mendapatkan nya. Â
Setelah rumah kami dijual dan kami masih bersyukur karna pembeli rumah kami masih mengizinkan kami untuk tinggal dirumah tersebut dengan mengontrak ,uang dari hasil penjualan rumah Ibu ku selanjutnya untuk membayar hutang Ayah ku dan selebihnya uang itu dibuat usaha warung kopi kecil-kecilan untuk ayah ku dan sekarang Ibu ku masih tetap berjualan seperti biasa dan Ayah ku berjualan kopi.
Â
Kami bersyukur karna masalah hari kemarin kami menjadi pribadi yg lebih bersyukur lagi dan saling menolong satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H