'Cari kerja itu susah ... tapi cari duit itu gampang kalau loe mau berusaha, ulet, gigih dan pantang menyerah. Sekarang gini, loe punya waktu seminggu buat berpikir. Kalu mau, ntar gue anter ke teman yang lagi buka usaha baru. Insya Allah kalau loe jalannya bener, loe bakalan dapat duit juga. Tapi, loe ga usah banyak nanya-nanya soal kerjaan. Gue jamin, Insya Allah ini halal.'
---
Selang satu minggu, saya kembali bertemu sang senior yang langsung mengajak saya ke temannya yang sedang merintis usaha baru. Hari itu juga saya mendapatkan pekerjaan tanpa perlu membuat surat lamaran, test dan wawancara.
Sang senior hanya berpesan, 'Ini pekerjaan sementara daripada loe bengong di rumah. Loe bisa terus mengirimkan lamaran ke perusahaan yang mencari karyawan dan tentunya mau ngasih gaji buat loe. Anggap saja ini sebagai sebuah episode hidup yang harus loe jalani. Gue sebenarnya ga mau kalau loe kerja disini. Tapi, ya inilah yang bisa gue kasih agar loe tetap bisa bertahan dalam gempuran deru Jakarta.'
Tahun 2002, pekerjaan pertama saya di Jakarta adalah ... pedagang keliling bakwan malang. Rute yang biasa saya lewati adalah Kampung Melayu, Jatinegara sampai ke Cempaka Putih. Betul apa kata senior, saya langsung mendapatkan uang yang bisa memperpanjang nafas selama di Jakarta.
Saya masih tetap rajin mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Hingga akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan dengan posisi Junior Marketing. Tapi, jujur saja ... saat itu saya merasa kalau posisi saya sebenarnya adalah kurir, tukang mengirimkan dokumen perusahaan ke klien.
Apapun itu semuanya wajib disyukuri hingga saya masih bisa bertahan di Jakarta sampai saat ini.
Alhamdulillah ...
RHRM
si pencari damai
http://duniasithole.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H